Berita Denpasar

Kepala BP2MI Sebut Angka Pengiriman Pekerja Migran Indonesia Mulai Tumbuh Pasca Pandemi Merebak

Kepala BP2MI Sebut Angka Pengiriman Pekerja Migran Indonesia Mulai Tumbuh Pasca Pandemi Merebak

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Harun Ar Rasyid
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani . 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani menggandeng Kementerian, Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan asosiasi serta duta besar berkolaborasi untuk menjamin kualitas, perlindungan dan penempatan para calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berangkat kerja ke luar negeri.

Perwakilan duta besar negara-negara sahabat hadir dalam pertemuan Employement Business Meeting (EBM) di The Stones Legian Bali selama tiga hari, Senin 25 Juli 2022 dan Rabu 27 Juli 2022 ini.

"Jangan ada keraguan sedikit pun karena bagi negara bagi pemerintah Indonesia para PMI adalah dignity harga diri kami sehingga tidak mungkin kami menempatkan para pekerja yg tidak memenuhi harapan para employment agency di Luar Negeri," kata Benny dijumpai Tribun Bali di lokasi.

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani .
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani . (Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro)

Menurut dia, kehadiran dari ratusan employer dan employment, agency luar negeri baik secara langsung maupun virtual beserta para perwakilan dubes semakin menguatkan kolaborasi antar pihak di Indonesia maupun luar negeri bahkan asosiasi ada Apjati dan Himsataki, Apsataki, Permindo.

Peran P3MI dan asosiasi sangat penting karena tidak mungkin negara berjalan sendiri mengisi peluang kerja yang sangat besar di luar negeri.

"Jadi kerja sama kolaborasi ini menjadi penting dan strategis dan kita liat bagaimana sejak kehadiran dan respon walaupun sekali lagi secara kuantitatif belum memenuhi ekspetasi saya sehingga ke depan harus ada proses roadshow BP2MI bersama agency di Indonesia," paparnya

Ia menjelaskan kendala penempatan saat ini adalah karena situasi COVID-19 sehingga sudah pasti negara-negara penempatan belum membuka atau masih menutup sementara masuknya tenaga kerja asing ke negara mereka.

Ia menegaskan bahwa negara serius dan fokus menempatkan pekerja yang terampil dan profesional yang memiliki keahlian sesuai pekerjaan yang dipilih, serta memiliki kemampuan berbahasa asing yang cukup melalui pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dan menjadi kewajiban baik negara maupun para P3MI.

"Tapi sejak covid melandai kita lihat trennya td 1 Januari sampai Juli sudah menembus angka 75 ribu PMI, baru setengah tahun, berarti ada harapan penempatan menembus angka yang lebih besar sehingga peluang kerja di LN ditangkap oleh anak-anak bangsa kita ini bagian dari kompetisi global," ujarnya.

"Sebelumnya, dampak dari pandemi tahun 2020 Indonesia hanya mengirim 113 ribu PMI, tahun 2021 hanya 72 ribu PMI, angka itu jauh turun dari angka 270 ribu rata-rata per tahun ke 150 negara, karena saat ini ada beberapa negara yang lain belum membuka," jabar Benny.

BP2MI juga menginginkan penempatan terus dilakukan dengan mendorong sektor formal serta PMI yang sudah memenuhi kualifikasi, kompetensi terampil profesional.

"Bagi kita perlindungan terhadap mereka sangat penting karena bagi negara, PMI adalah dignity, harga diri wajah Indonesia ada di mereka jadi kita tidak main-main dan P3MI yg jumlahnya 300 juga sudah memenuhi standardisasi kualifikasi mereka sebagai pelaku penempatan bahkan sudah memiliki izin jadi sebetulnya ini yang harus kita berikan garansi kepada employment agency di LN supaya mereka tidak ragu bekerja sama dengan P3MI di negara kita," ungkap dia.

Saat ini Indonesia memiliki negara penempatan sebanyak 150 negara namun karena pandemi COVID-19 baru 69 negara yang membuka pintu tenaga kerja asing

"Tentu COVID-19 yang semakin melandai dan negara-negara segera membuka masuknya pekerja kita, yang terakhir kami ingin meyakinkan pada employment agency di LN bahwa para pekerja yg dikirim termasuk dalam skema GtoG atau PtoP mereka adalah orang-orang terbaik terpilih yang telah disiapkan sebaik-baiknya oleh negara dan oleh P3MI ," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Aspataki, Syaiful Masud mengatakan, kegiatan EBM ini memberikan manfaat besar bagi P3MI segala informasi mengenai peluang kerja yang didapatkan dari user melalui KBRI maupun KJRI.

"Persoalan yang harus dipecahkan adalah PMI yang masih mandiri bisa melalui prosesural yang benar resmi melalui kontrak kerja, dan asosiasi banyak mensupllay dunia kerja seperti hotel dan restaurant hingga kapal pesiar," ungkapnya. (*)

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved