serba serbi

RENUNGAN MALAM, Terapi Bahasa (Nirvana Voices) Dari GMH Untuk Ketenangan Jiwa

GMH menjelaskan, sakit pikiran bisa dideteksi, layaknya pada kondisi galau, kehilangan fokus, selalu berpikir negatif. 

Istimewa
GMH menjelaskan, sakit pikiran bisa dideteksi, layaknya pada kondisi galau, kehilangan fokus, selalu berpikir negatif.  Kemudian kehilangan gairah bekerja, cemas, dan rasa takut berlebihan.  Termasuk ketakutan pada hal yang tidak jelas, serta trauma pikiran lainnya.  Kemudian ada pula sakit perasaan, yang cirinya sedih tanpa sebab. Kemudian dendam berkepanjangan. Emosi dan marah tanpa alasan atau sebab. Uring-uringan, kehilangan rasa percaya diri, malas, bosan.  Hingga keinginan untuk melarikan diri, bahkan melukai diri sendiri.  

Meskipun seseorang telah jungkir balik, ataupun berkeliling sampai ke ujung arah untuk sembuh dari derita nestapanya.

Filsafat ini mengajarkan bagaimana 'bahasa' adalah kemujizatan, keajaiban, dan berkah Tuhan yang merupakan obat utama.

"Dikembangkan oleh L. Wittgenstein (1889 - 1951).

Lalu berkembang di Perancis yang dikenal sebagai Strukturalisme yang didalamnya terkandung pengetahuan tentang Psikiatri, Fenomenologi Agama, Ekonomi dan Politikologi dengan tokoh - tokoh terkenalnya seperti CL. Levi Strauss, M. Foucault," sebutnya.

Bahasa adalah sumber kebahagiaan rohani seseorang.

Bahasa yang diatur dengan keteraturan gelombang, ritme, energi prana dengan Intresa Nirvana Voices akan menciptakan vibrasi penyembuhan dahsyat secara langsung saat itu juga.

Bahasa adalah sumber kebahagiaan rohani seseorang.

Bahasa yang diatur dengan keteraturan gelombang, ritme, energi prana dengan Intresa Nirvana Voices akan menciptakan vibrasi penyembuhan dahsyat secara langsung saat itu juga.
Bahasa adalah sumber kebahagiaan rohani seseorang. Bahasa yang diatur dengan keteraturan gelombang, ritme, energi prana dengan Intresa Nirvana Voices akan menciptakan vibrasi penyembuhan dahsyat secara langsung saat itu juga. (Istimewa)

GMH menjelaskan, sakit pikiran bisa dideteksi, layaknya pada kondisi galau, kehilangan fokus, selalu berpikir negatif. 

Kemudian kehilangan gairah bekerja, cemas, dan rasa takut berlebihan. 

Termasuk ketakutan pada hal yang tidak jelas, serta trauma pikiran lainnya. 

Kemudian ada pula sakit perasaan, yang cirinya sedih tanpa sebab.

Kemudian dendam berkepanjangan.

Emosi dan marah tanpa alasan atau sebab.

Uring-uringan, kehilangan rasa percaya diri, malas, bosan. 

Hingga keinginan untuk melarikan diri, bahkan melukai diri sendiri. 

"Berbagai macam traumatic perasaan lainnya, seperti takut keramaian, takut mendengar suara keras  dan lain sebagainya," sebut GMH.

GMH menjelaskan, sakit pikiran bisa dideteksi, layaknya pada kondisi galau, kehilangan fokus, selalu berpikir negatif. 

Kemudian kehilangan gairah bekerja, cemas, dan rasa takut berlebihan. 

Termasuk ketakutan pada hal yang tidak jelas, serta trauma pikiran lainnya. 

Kemudian ada pula sakit perasaan, yang cirinya sedih tanpa sebab.

Kemudian dendam berkepanjangan.

Emosi dan marah tanpa alasan atau sebab.

Uring-uringan, kehilangan rasa percaya diri, malas, bosan. 

Hingga keinginan untuk melarikan diri, bahkan melukai diri sendiri. 
GMH menjelaskan, sakit pikiran bisa dideteksi, layaknya pada kondisi galau, kehilangan fokus, selalu berpikir negatif.  Kemudian kehilangan gairah bekerja, cemas, dan rasa takut berlebihan.  Termasuk ketakutan pada hal yang tidak jelas, serta trauma pikiran lainnya.  Kemudian ada pula sakit perasaan, yang cirinya sedih tanpa sebab. Kemudian dendam berkepanjangan. Emosi dan marah tanpa alasan atau sebab. Uring-uringan, kehilangan rasa percaya diri, malas, bosan.  Hingga keinginan untuk melarikan diri, bahkan melukai diri sendiri.  (ask)
Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved