Temukan Sampah Medis di Saluran Irigasi di Subak Abang, Petugas DLH Turun ke Lokasi

TRIBUN BALI. COM, AMLAPURA- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem akan menurunkan petugas ke lokasi ditemukan sampah medis di Saluran Irigasi  Subak Abang,  Kecamatan Abang.

Tujuannya untuk memastikan, dan  memantau lingkungan lingkungan hidup disekitar.

Kepala DLH  Karangasem, I Nyoman Tari, mengaku, belum mendengar informasinya.

Seandainya mengacu regulasi, temuan sampah medis sekitar sungai adalah masalah serius.

Bertentangan dengan aturan berlaku. Pelaku (pembuang  sampah medis) bisa dikenakaan sanksi pidana.

Baca juga: Bawaslu Bangli Ajak Siswa SMKN 3 Awasi Pemilu 

"Saya baru dengar ada temuan sampah medis di saluran irigasi.

Kalau berdasarkan aturan tak boleh. Bisa diberi sanksi.

Kita akan turunkan petugas (DLH) nantinya,"ungkap I Nyoman Tari, Jumat (29/7/2022) siang.

Mengacu peraturan berlaku, kata Tari, sampah medis harus di kelola oleh pihak ketiga.

Baik sampah dari dokter, puskesmas, dan fasilitas kesehatan (faskes) yang lain.

Tiap faskes harus ada pembuangan sampah medis sementara, sebelum dikelola oleh pihak ketiga. Karena ini bahaya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karangasem,Gusti Bagus Putra Pertama, belum bisa dihubungi.

Yang bersangkutan enggan mengangkat.  Perbekel Abang, I Nyoman Sutirtayana, sempat melakukan bersih sekitar saluran irigasi  bersama forkompincam dan mnemukan kembali.

"Tadi kita juga gelar jumat bersih sekitar lokasi. Petugas sempat temukan sampah medis dilokasi.

Baca juga: Kasus Narkoba Puluhan Miliar Disidangkan di PN Denpasar

Tadi bersama forkompincam, kepolisian, dan TNI,"imbuh Sutirtayan. Pihaknya brharap pemerintah daerah segera turun mengatasi masalah klasik. 

Untuk diketahui, warga Desa Abang, Kecamatan Abang, Karangasem menemukan sampah medis berserakan sekitar saluran irigasi serta lahan pertanian di Desa Abang.

Seperti jarum suntik yang di bungkus botol air mineral. Sebelumnya juga warga sempat temukan sampah medis. 

Penemuan sampah medis terjadi semenjak tahun 2010 an. Jarum suntik ditemukan  berkarat.

Sedangkan  plasatik obat sudah kotor dan robek. Tahun 2010 seorang warga trkena tusuk jarum hingga meninggal dunia.

Sedangkan tahun 2019, sebanyak 2 warga  juga tusuk jarum.(*)