Sponsored Content
Pemberdayaan Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar di Masa Pandemi Covid-19
Dosen Fakultas Farmasi Unmas, menjadikan warga binaan tersebut memiliki pengetahuan maupun keterampilan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - LAPAS Perempuan Kelas IIA Denpasar adalah Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Denpasar, Bali, dengan kapasitas hunian 120 orang dan saat ini dihuni oleh 168 warga binaan.
Berlokasi di sebelah timur dari Lapas Kerobokan yang beralamat di Jalan Intan Permai, Kerobokan, ditetapkan sebagai Lapas Perempuan sejak 9 Januari 2017.
Banyaknya warga binaan dengan berbagai problem pemasalahan menjadi daya tarik tim pengabdian dosen Fakultas Farmasi, untuk mendharma baktikan pengetahuan dan hasil penelitiannya agar dapat dipraktekkan oleh warga masyarakat.
Beberapa permasalahan di antaranya, Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar belum memiliki mitra yang mampu memberikan pembinaan kemandirian secara berkelanjutan kepada warga binaan.
Baca juga: Penandatanganan Kesepakatan Bersama (MOU) antara MDA Provinsi Bali dengan Unmas Denpasar
Persepsi buruk atau negatif dari pihak ketiga atau pihak eksternal terhadap warga binaan menimbulkan rendahnya antusias pihak ketiga atau pihak eksternal untuk menjalin kerjasama dengan Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar.
Satu sisi pihak Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar sangat berharap adanya pihak ketiga atau pihak eksternal yang bersedia bekerja sama dengan Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar.
Kerjasama yang dimaksudkan tersebut adalah kerjasama dalam hal pembinaan warga binaan agar menjadikan warga binaan tersebut memiliki pengetahuan maupun keterampilan yang meningkatkan usaha mandiri dan ekonomi kreatif khususnya bidang farmasi.
Solusi yang diberikan tim pengabdian Fakultas Farmasi Unmas, memberikan pengetahuan dan keterampilan membuat produk serta pemasaran kepada 20 warga binaan, membuat produk herbal, seperti simplisia, minuman jamu, seduh dan sabun.
Peralatan membuat produk herbal seperti oven, blender, pisau, termasuk tanaman herbal sebagai bahan baku membuat produk herbal disumbangkan ke Lapas sebagai sarana warga binaan mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh.
Berikut dokumentasi penyerahan peralatan:

Beberapa simplisia dibuat dari bahan tanaman obat keluarga (toga) , kunyit, kencur, dewandaru, jahe, yang sebagian ada di kebun Lapas.
Berikut penyerahan beberapa tanaman bahan simplisia dan peralatan untuk pembuatan simplisia jamu seduh dan sabun cair peralatan untuk memproduksi simplisia berupa, terlihat suasana pelatihan di lapas:
Berikut hasil produk yng telah dibuat oleh warga binaan:
Setelah dilakukan pelatihan

Teh Dewandaru dan jamu seduh


Bidang Ekonomi Kewirausahaan dan Pemasaran Tim pelaksana memberikan pelatihan dan pendampingan di bidang kewirausahaan dan pemasaran dengan mengadakan kegiatan berikut, tim pelaksana memberikan pelatihan terkait kewirausahaan dan strategi marketing dari pelaku usaha pembuatan simplisia, jamu seduh dan sabun cair, sehingga dapat sebagai bekal ilmu bagi warga binaan untuk diterapkan di kehidupan bermasyarakat ketika warga binaan kembali ke tengah-tengah masyarakat.(*).
Penulis : Dr. apt. Puguh Santoso, S.Si., M.Biomed.
Kumpulan Artikel Denpasar