Berita Bali

Bade Tumpang 9 dengan Meru Berputar, Ngaben Massal Krama Bali di Lampung

Dalam ngaben massal di Dusun Pandearge, Desa Balinuraga, Lampung, ada bade tumpang (atap) sembilan yang tumpangnya bisa berputar.

Editor: I Putu Darmendra
Tribunlampung/Dominius Desmantri Barus
Krama Dusun Pandearge, Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan menggelar ngaben massal. Puncak ngaben massal kali ini digelar pada 19 Agustus 2022. 

TRIBUN-BALI.COM - Krama Dusun Pandearge, Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan menggelar ngaben massal.

Upacara ngaben massal di Balinuraga ini diikuti 159 keluarga dengan estimasi biaya mencapai Rp 550 juta.

Desa Balinuraga memiliki enam dusun yakni Dusun Pandearge, Dusun Sukanadi, Dusun Banjarsari, Dusun Banjarsukamulya, Dusun Sidorahayu, dan Dusun Jatirukun.

Warga Bali atau yang beragama Hindu terbanyak berada di Dusun Pandearge dengan jumlah penduduk sekitar 220 orang.

Dalam ngaben massal, ada bade tumpang sembilan yang tumpang, meru atau atapnya bisa berputar.

Baca juga: Inspirasi dari Klungkung: Ngaben Massal Persatukan Krama Tiga Banjar di Desa Nyanglan

"Kami membuat bade yang bisa berputar. Ada rodanya juga, semoga pas acara rodanya bisa digunakan dengan lancar," ucap kata Ketua pelaksana ngaben massal di Dusun Pandearge, Wayan Tantera, Senin 15 Agustus 2022.

Ia mengatakan, puncak ngaben massal kali ini digelar pada 19 Agustus 2022.

Ini adalah upacara ngaben massal pertama setelah pandemi Covid-19 dengan jumlah sawa (mayat) 80 dewasa dan 79 anak-anak yang telah dikubur.

Ia mengatakan, ngaben massal di Desa Balinuraga pertamakali digelar pada tahun 1976, sekaligus menjadi yang pertama di Sumatera.

Biasanya ngaben massal di Desa Balinuraga dilakukan dua tahun sekali. Ia mengatakan, pamilet atau peserta ngaben massal ada dari Palembang, Bengkulu, bahkan ada yang dari Bali juga.

Wayan Tantera mengatakan, ngaben massal dilakukan dengan cara kolektif sehingga bisa menghemat biaya.

"Kalau kami adakan acaranya sendiri, bisa-bisa habis biaya ratusan juta, untuk sekali acara ngaben. Satu keluarga itu paling cuma habis Rp 10 juta," katanya.

"Acara ngaben ini bukan serta merta membuat roh almarhum masuk surga, tetapi sebagai wujud bakti kepada orangtua karena sudah merawat kami, menyekolahkan kami, mendidik kami hingga kami dewasa," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved