Berita Bali
KONDISI Pasien Kompor Mayat Meledak Lainnya, Simak Penjelasan Dokter Roy Dari RSUP Sanglah
Kondisi pasien kompor mayat meledak sedang ditangani pihak dokter di RSUP Sanglah. Tiga orang sudah meninggal dunia. Terbaru Kadek Dwi Putra berpulang
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Meninggalnya I Kadek Dwi Putra Jaya, tentu menjadi luka dalam bagi semua orang, terutama keluarga.
Kadek Dwi Putra meninggal dunia, pasca perawatan oleh tim dokter di RSUP Sanglah.
Ia menjadi korban jiwa, setelah Oscar dan Kadek Gian terlebih dahulu berpulang.
Semuanya mengalami luka bakar di atas 50 persen.
Kadek Dwi Putra menjadi sebagai korban ketiga yang meninggal dunia.
Dengan demikian, tragedi kompor mayat meledak di Gianyar ini masih menyisakan tiga korban lainnya.
Baca juga: KISAH PILU! Kadek Dwi Putra Korban Kompor Mayat Meledak, Alami Trauma Jalan Nafas
Baca juga: MENGENANG Mendiang Kadek Gian, Korban Kompor Mayat Meledak, Ini Kata Temannya

Saat ini ketiga korban masih dirawat secara intensif di RSUP Sanglah, tepatnya di Unit Luka Bakar rumah sakit.
Dalam konferensi pers yang dilaksanakan RSUP Sanglah, Dr. dr. Agus Roy Rusly Hariantana Hamid, SpBP-RE(K) kemudian menjelaskan kondisi para korban terkini.
Pertama adalah Ketut Adi Wiranata, yang saat ini dalam kondisi stabil dan sadar tanpa ada gangguan kesehatan lainnya.
“Korban saat ini bisa minum, tidak ada sesak, batuk, mual, muntah.
Sempat ada demam namun demamnya tidak parah dan sudah ditangani,” jelas Dokter Roy.
Grade luka bakar pasien adalah 53 persen, dan telah mendapatkan tindakan operasi pada tanggal 23 dan 26 Agustus 2022.
Saat ini, pasien telah dipindahkan ke ruang isolasi dengan perawatan dan penjagaan lebih ketat.
Rencananya korban kompor mayat meledak akan kembali mengikuti tindakan operasi pada Rabu, 31 Agustus 2022 mendatang.

Selanjutnya adalah Gusti Ngurah Pradipta, yang kondisinya juga lebih stabil dengan grade luka balar 38 persen.
Terlihat sudah ada kulit baru pada wajah pasien, sehingga total perbaikan kulit sebanyak kurang lebih 69 persen dan sisa penanganan luka bakar 29-30 persen.
“Kondisinya stabil, walau beberapa hari lalu sempat tidak stabil karena mengigau dan akhirnya kita lakukan operasi,” papar Dokter Roy.
Hemoglobin pasien sempat rendah yaitu di bawah 5, sehingga pasien menerima transfusi darah, protein, serta cairan.
Dokter juga telah melakukan penempelan kulit di beberapa tempat dan rencananya akan dilakukan operasi di punggung pada Kamis, 1 September 2022.
Pasien terakhir adalah I Gusti Made Budiarta, yang kondisinya juga lebih stabil dengan luka bakar 37 persen dan dangkal.
Dokter telah melakukan tindakan operasi, kepada pasien pada tanggal 22 dan 24 Agustus 2022 serta cangkok kulit.

“Pasien sudah bisa makan dan minum.
Luka bakar superfisial yang ada di beberapa tubuh sudah tumbuh kulit baru.
Harapannya pada daerah lain yang tidak terlalu parah, bisa cepat terjadi penyembuhan tanpa cangkok,” harap Dokter Roy.
Sama seperti pasien lainnya, Made Budiarta juga akan mengikuti operasi pada Rabu, 30 Agustus 2022.
Ketiga pasien saat ini dirawat di ruangan unit luka bakar RSUP Prof Ngoerah (RSUP Sanglah), dengan rincian dua pasien di ruang isolasi dan satu di ruang intermediat.
Terkait dengan kesembuhan, Dokter Roy belum bisa menjanjikan untuk ke depannya.
Namun ia berharap, semua pasien dapat memiliki kondisi tubuh yang baik sehingga dapat mengikuti tindakan operasi.
Dengan demikian, pasien dapat memiliki daya tahan yang baik dan harapan kesembuhan juga semakin meningkat. (*)