Bali United
Dari Ngobrol Bareng Suporter Bersama Tribun Bali, Putra Daerah Harus Jengah Masuk Starting XI
Menghilangnya nama putra daerah Bali dari starting eleven Bali United ini menjadi pembahasan para suporter
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Sementara suporter lainnya, Agung Purnama, mengaku bangga apabila ada putra daerah yang bisa dimainkan di klub.
Namun saat ini sepak bola sudah menjadi bisnis atau industri.
Targetnya adalah kemenangan.
Karenanya siapa yang punya kemampuan itulah yang dimainkan pelatih.
“Siapa yang performanya sedang bagus, itulah yang diturunkan. Kalau saya tidak mempermasalahkan apakah itu pemain lokal atau bukan, karena ini bisnis. Daripada memasukkan pemain lokal sedangkan performanya sedang menurun, tentu mempengaruhi performa tim. Mana yang kita pilih? Kita mau tim bermain bagus dan menang, apa kita inginkan sekadar ada pemain lokal masuk tapi memunculkan kekurangan di tim,” katanya.
Ia berharap permasalahan pemain lokal ini tidak lagi diperpanjang.
“Kita percayakan kepada tim pelatih untuk memilih pemain yang diturunkan,” tambahnya.
Putu Leonks kembali menanggapi, dirinya sangat berharap Coach Teco bisa memberikan kesempatan kepada putra daerah.
“Misalnya saat lawan tim yang lebih lemah, atau kompetisi lain seperti Piala Indonesia. Itu yang kita harapkan,” ujarnya.
Sementara itu, Adi Wijaya menyampaikan, Bali United merupakan tim profesional. Kalau ingin melihat putra daerah, ada ajang khususnya seperti PON atau Porprov.
“Saat era Coach Indra Sjafri, banyak putra daerah dimainkan. Tapi ketika kalah, suporter kecewa. Katanya harus datangkan pemain top. Sekarang muncul lagi isu pemain lokal,” ujarnya.
Suporter yang juga atlet catur ini menyatakan pemain putra daerah harus mampu berkompetisi.
Apabila punya kemampuan pasti diturunkan pelatih.
"Jika Piala Indonesia benar-benar diselenggarakan saya ingin Teco mencoba Piala Indonesia sebagai ajang pemain lokal untuk mempunyai jam terbang," ujar dia.
Suporter asal Gianyar, Komang Arta, juga menyampaikan pandangan senada.