Berita Bali
Ayah Terduga Teroris Enggan Bicara,Tetangga di Denpasar Sebut FI Susah Bergaul dengan Warga
FI dibekuk Tim Densus 88 di Lumajang, ayah dari terduga teroris FI tidak memberi tanggapan
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
“Iya orangnya tertutup. Nggak bisa bergaul. Dulu bergaul, pertama kali di sini (1998). Mulai jarang (bergaul) sejak 8 tahun yang lalu,” ucap S saat ditemui Tribun Bali.
Menurut S, keluarga dan terduga teroris FI kerap kali diajak beribadah bersama oleh warga sekitar di tempat ibadah yang ada di gang tersebut.
Namun, ajakan warga jarang diikuti oleh terduga teroris FI beserta keluarganya.
“Sudah, sudah dirangkul dulu, nggak mau. Diajak di tempat ibadah (sekitar), nggak mau. Jarang ibadah di sini dia,” tutur S yang merupakan pria kelahiran Jawa Timur tersebut.
S menuturkan, terduga teroris FI merupakan sosok yang pendiam.
Semasa kecil, FI memang kerap kali bermain dengan warga di gang tersebut.
Memasuki masa SMA hingga kuliah, FI mulai jarang bergaul dengan warga sekitar.
S berpandangan, hal tersebut lantaran terduga teroris FI sibuk dengan urusan pendidikan.
Terduga teroris FI merupakan lulusan salah satu politeknik di Badung Bali dengan mengambil jurusan kelistrikan.
Mengenai pernikahan, S menuturkan, pernikahan terduga teroris FI berlangsung di Bali pada masa sebelum pandemi Covid-19.
Setelah menikah, FI sempat bekerja di Lombok, NTB, sebagai teknisi listrik.
S mengatakan, pindahnya FI ke Lumajang untuk menjadi relawan korban erupsi Gunung Semeru.
Selain menjadi relawan, FI memang merencanakan untuk menetap di Lumajang.
FI sudah 5 bulan tinggal di Lumajang.
S menambahkan, warga kerap merangkul FI beserta keluarganya dalam setiap acara di daerah tersebut.