Polisi Tembak Polisi
Kasus Ferdy Sambo Jadi Pukulan Telak Bagi Polri, Kepercayaan Masyarakat Turun Sampai 54 Persen
Kasus pembunuhan berencana yang menjerat petinggi Polri mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo tak ayal menjadi pukulan telak bagi Polri
"Angka kita tiba-tiba turun di angka sekitar 54 persen. Tentunya ini pukulan buat kita. inilah yang kemudian tentunya menjadi tekad kita untuk betul-betul menuntaskan," ungkap Listyo Sigit.
Diketahui, berdasarkan temuan survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan tingkat kepercayaan publik terhadap Polri menurun tajam hingga Agustus 2022, dibandingkan Mei 2022.
Survei yang dilakukan pada 11-17 Agustus 2022 atau sebulan setelah kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Ketika, responden ditanya soal tren penegakkan hukum secara umum di Tanah Air, hasilnya, 37,7 persen responden menilai kondisi penegakan hukum di Indonesia buruk/sangat buruk.
Hanya 29,5 persen responden yang menilai kondisi penegakan hukum baik/sangat baik.
"Kondisi penegakan hukum, persepsi positif menunjukkan tren penurunan yang cukup tajam sepanjang tahun 2022, sekitar 14-15 persen.
Sebaliknya, persepsi negatif menunjukkan tren peningkatan dengan kisaran yang kurang lebih sebanding, 14-16 persen," keterangan Indikator di situs resminya pada Jumat 26 Agustus 2022 lalu.

Tawa Kapolri Jenderal Usai Ferdy Sambo Akui Kebohongan
Kapolri Listyo Sigit Prabowo tertawa usai membeberkan ucapan Ferdy Sambo saat mengakui kebohongannya, dalam wawancara khusus program Satu Meja seperti dikutip dari video di kanal Youtube Kompas TV.
"Saat itu saya sudah sempat bertanya, seperti yang tadi saya sampaikan,”
“Dia (Sambo) menyampaikan, dia bersumpah kan, beberapa kali saya tanyakan, termasuk terakhir saat Richard (bharada E) sudah berubah keterangannya, dia jelaskan dia masih tidak mau mengakui”
“Sampai datang ke tempat saya, saya tanya sekali lagi, dia masih bertahan bahwa memang begitu faktanya kata dia," terang Kapolri.
Namun, setelah dua hari dipatsuskan, Ferdy Sambo akhirnya mengakui keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut.
Ia tak bisa lagi mengelak setelah bukti-bukti memang menunjukkan keterlibatannya.
"Jadi memang bahasa dia (Ferdy Sambo), 'namanya juga mencoba untuk bertahan," ujar Kapolri disusul tawa.