Tragedi Kanjuruhan
Komisi X DPR Soroti Aparat Gunakan Gas Air Mata di Tragedi Arema FC vs Persebaya, IPW: Dilarang FIFA
Wakil Komisi X DPR, Dede Yusuf menyoroti tindakan represitf aparat atas kericuhan seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya
Setelah laga berlangsung, pemain Arema dan Persebaya juga tidak sempat memberikan salam penghormatan.
Baca juga: Suporter Rusuh di Kanjuruhan, Arema FC Dilarang Jadi Tuan Rumah Sepanjang Sisa Kompetisi Liga 1
Suporter yang merasa tak terima pada kekalahan malam itu, mencoba menerobos memasuki area Lapangan.
Dikutip dari TribunJatim.com, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menyampaikan bahwa alasan para suporter Arema FC turun ke lapangan, dikarenakan ingin mencari pemain dan official Arema FC.
"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," ucap Irjen Pol Nico Afinta, Malang, Minggu 2 Oktober 2022.
2. Petugas Pengamanan Melakukan Upaya Pencegahan Hingga Menembakkan Gas Air Mata
Para suporter yang rusuh dan mencoba menerobos lapangan membuat para petugas kewalahan.
Mereka tak hanya menerobos lapangan, tetapi juga melakukan perusakan fasilitas dalam lapangan hingga penyerangan pada petugas keamanan yang berjaga.
Akhirnya para petugas mencoba melakukan upaya pencegahan dan pengalihan.
Puncaknya, para petugas keamanan menembakkan gas air mata pada para suporter.
3. Para Suporter Berdesakan dan Kekurangan Oksigen
Penembakkan gas air mata saat itu menyebabkan kepulan asap.
Baca juga: Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Bisa Jadi Tragedi Terbesar Kedua dalam Sejarah Sepak Bola Dunia
Para suporter pun menumpuk di satu titik dan berdesakan.
Kepulan asap membuat para suporter kekurangan oksigen dan sesak napas.
Kapolda Jatim juga menyampaikan bahwa, tim gabungan yang bertugas sudah berusaha melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit.
4. Korban Meninggal 127 Orang