Tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan Jadi Sejarah Kelam, PSSI Minta Maaf, Manajemen Arema FC Bentuk Posko Informasi
Tragedi Kanjuruhan jadi sejarah kelam dalam dunia sepak bola Indonesia dan dunia, PSSI minta maaf, Manajemen Arema FC bentuk Posko Informasi.
Tragedi Kanjuruhan Jadi Sejarah Kelam, PSSI Minta Maaf, Manajemen Arema FC Bentuk Posko Informasi
MALANG, TRIBUN-BALI.COM - Dunia di gemparkan dengan duka dan pilu yang datang dari Malang, Jawa Timur.
Kerusuhan terjadi seusai pertandingan derbi Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu 1 Oktober 2022 malam.
Hashtag 'Pray for Kanjuruhan' pun menggema di linimasa media sosial.
Sebanyak 182 orang tewas dan 191 lainnya luka-luka buntut bentrok dari kerusuhan tersebut.
Akibat kejadian ini, PSSI meminta maaf dan menyesali kerusuhan di stadion Kanjuruhan.
Pemkab Malang juga mengatakan akan menanggung biaya korban yang terluka dalam insiden tersebut.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyampaikan rasa sesal dan permintaan maafnya.
"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan," katanya melalui situs resmi PSSI.
“Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang," ujar Iriawan.
Baca juga: RESMI Laga Persib vs Persija Ditunda Usai Tragedi Kerusuhan Suporter di Stadion Kanjuruhan Malang
Iriawan juga menyatakan kompetisi Liga 1 akan dihentikan selama satu pekan dan Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi.
Senada dengan PSSI, Pemerintah Kabupaten Malang juga menyesali kejadian tersebut.
Bupati Malang, HM Sanusi mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang akan menanggung biaya pengobatan suporter yang menjalani perawatan di rumah sakit akibat kerusuhan itu.
"Kami sudah cek ke setiap rumah sakit tempat mereka dirawat, dan kami sudah sampaikan ke masing-masing kepala rumah sakit, Pemkab Malang akan menanggung biaya perawatannya," ungkap Sanusi dalam konferensi pers di Mapolres Malang.
Ia juga meminta tenaga medis untuk merawat para korban hingga mereka sembuh total.
Sementara itu, jumlah suporter yang harus menjalani perawatan medis di rumah sakit sebanyak 191 orang.
Mereka dirawat di antaranya di Rumah Sakit Wava Husada, RSUD Kanjuruhan, Teja Husada, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang serta Rumah Sakit Syaiful Anwar, Kota Malang.
Sementara itu Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi mengungkapkan FIFA telah meminta laporan terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan saat pertandingan Arema FC vs Persebaya.
Baca juga: UPDATE Korban Tragedi Kanjuruhan Kini Capai 153 Orang, Ini Daftar Peraturan yang Dilanggar
Namun terkait detil laporan yang dimaksud, Yunus tidak menjelaskan lebih lanjut.
Yunus mengatakan pihaknya juga telah berkomunikasi dengan intens dengan FIFA terkait kerusuhan ini.
“Tadi malam dan pagi, Wakil Sekretaris Jenderal telah komunikasi terus menerus dengan FIFA. Bahkan tadi pagi kita sudah menyampaikan laporannya karena ini memang kejadian yang luar biasa,” ujarnya dalam konferensi pers.
Lebih lanjut, Yunus meminta publik untuk menunggu terkait investigasi yang telah dilakukan PSSI dan kepolisian mulai hari ini.
Dirinya mengatakan investigasi terkait kerusuhan ini dilakukan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule.
“Kita tetap akan menunggu hasil investigasi dari PSSI termasuk juga dari pihak kepolisian, apapun hasilnya hari ini kita tidak mungkin menyampaikan secara singkat. Mohon maaf kita akan menunggu sore atau malam ini hasil kunjungan Ketua Umum (PSSI) dan Komite Disiplin yang ada di Malang,” paparnya.
Manajemen Arema FC menyampaikan duka cita mendalam.
"Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," kata Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris.
Baca juga: Sempat Dihadang Massa, Begini Kondisi Terbaru Para Pemain Persebaya Usai Rusuh Tragedi Kanjuruhan
Sebagai tindak lanjut, Manajemen Arema FC juga akan membentuk Crisis Center atau Posko Informasi korban untuk menerima laporan dan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.
"Manajemen juga akan membentuk crisis center atau posko informasi yang menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.
Manajemen Arema FC menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban.
Kepada keluarga korban manajemen Arema FC memohon maaf sebesar besarnya serta siap memberikan santunan," ujar Haris.
Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana juga buka suara soal Tragedi Stadion Kanjuruhan.
Meski hanya lewat caption di Instagram pribadinya @juragan_99, Gilang Widya Pramana mengatakan pihaknya mengutuk keras kejadian yang mengakibatkan ratusan nyawa Aremania itu hilang.
"Sebagai presiden Arema FC saya meminta maaf yang tulus kepada seluruh warga Malang Raya yang terdampak atas kejadian ini. Saya sangat prihatin dan mengutuk keras kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan seratusan lebih korban jiwa. Saya turut merasakan duka yang mendalam dan berbelasungkawa untuk para Aremania dan Aremanita yang menjadi korban dalam musibah Kanjuruhan tadi malam. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tulis Gilang.
Baca juga: Berduka Tragedi Kanjuruhan Yang Memakan 153 Korban Jiwa, Ini Kata Kiper Bali United Muhammad Ridho
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengatakan pertandingan awalnya berjalan lancar dan aman hingga 90 menit wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
Namun kata dia situasi berubah saat ada beberapa penonton dari arah tribun merangsek masuk ke dalam lapangan dengan cara melompati pagar pembatas stadion.
Mereka lalu mengerubuti para pemain Arema FC dan petugas kepolisian berusaha melakukan penghalauan.
Jumlah penonton yang masuk ke lapangan kemudian semakin banyak dan mencapai ribuan.
"Aparat sempat mencegah, karena mereka mengerubuti pemain Arema FC lalu dihalangi petugas," kata Kapolres Malang Ferli Hidayat, Minggu 2 Oktober 2022.
Tidak hanya itu, lanjut Kapolres, suasana semakin tidak kondusif.
Ribuan penonton yang berada di tribun kemudian berusaha merangsek keluar stadion berebutan di beberapa pintu keluar.
"Kemudian ada yang mau keluar stadion berebutan keluar stadion berdesak-desakan dan terinjak-injak," kata Kapolres.
Kapolres menjelaskan dari keterangan panitia pelaksana pertandingan saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan ada 42 ribu penonton yang hadir.
"Ada kurang lebih 42 ribu penonton yang hadir," ujar Kapolres.
Baca juga: KRONOLOGI Lengkap Tragedi Kanjuruhan, Berawal Suporter Turun ke Lapangan Ingin Tanya Penyebab Kalah
Dalam video kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, sempat terlihat semburan gas air mata yang pekat dan membuat ribuan orang di tribun penonton kalang kabut tunggang langgang lari ke sana ke mari.
Hal itu kemudian yang dianggap menjadi pemicu banyaknya korban tewas karena semua hendak menyelamatkan diri dari serangan gas air mata menuju keluar stadion.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan langkah tersebut diambil sebagai bentuk upaya menghalau serangan oknum suporter yang merangsek turun ke lapangan Stadion Kanjuruhan.
“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan," kata Kapolda.
“Oleh karena itu, pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain,” sambungnya.
Akan tetapi imbas dari penembakan gas air mata ini mengakibatkan ribuan suporter yang datang ke stadion, keluar dengan cara yang tak teratur.
"Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik di pintu keluar pintu 10 dan 12. Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit," ujar Kapolda.
Presiden Minta Dihentikan
Kabar mengenai kerusuhan maut itu kemudian sampai ke telinga Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Eks Gubernur DKI Jakarta itu kemudian mengambil tindakan untuk menghentikan sementara pelaksanaan Liga I selama satu minggu.
Presiden Jokowi juga memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan investigasi terhadap peristiwa tersebut.
“Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga memerintahkan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan bersama Menpora Zainuddin Amali, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepakbola.
“Termasuk juga prosedur pengamanannya,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga memerintahkan PSSI menghentikan sementara gelaran Liga 1 hingga investigasi, evaluasi, dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan.
Presiden Jokowi mengatakan telah meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa untuk memonitor penanganan medis bagi korban di Rumah Sakit.
“Agar mendapatkan layanan terbaik,” tuturnya.
Presiden menyesalkan terjadinya tragedi tersebut.Kepala Negara berharap peristiwa di Malang ini menjadi yang terakhir dalam dunia sepakbola di Tanah Air.
“Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang, sportivitas, rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama,” ucapnya.
(tribun network/ayu/fik/igm/mam/wly)