Tragedi Kanjuruhan

Indonesia Dihantui Sanksi FIFA Usai Tragedi Kanjuruhan, PSSI: Belum Ada Pembicaraan Sampai Saat ini

Indonesia saat ini tengah dihantui sanksi dari FIFA akibat Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang.

Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
WARTA KOTA/YULIANTO
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Komjen Pol (purn) M Iriawan, difoto saat sesi wawancara dengan Tribun Network di Kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis 13 Januari 2022. 

Indonesia Dihantui Sanksi FIFA Usai Tragedi Kanjuruhan, PSSI: Belum Ada Pembicaraan Sampai Saat ini

TRIBUN-BALI.COM – Indonesia saat ini tengah dihantui sanksi dari FIFA akibat Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang.

Tidak hanya itu, ratusan orang harus mengalami luka-luka dan menjalani perawatan di rumah sakit yang tersebar di Jawa Timur.

Adapun Tragedi Kanjuruhan terjadi seusai pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam pekan kesebelas Liga 1.

Dalam laga tersebut, Arema FC harus menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya Surabaya.

Akibat tragedi Kanjuruhan, Indonesia pun kini tengah dibayangi sanksi dari FIFA.

Tak sedikit kekhawatiran bahwa Indonesia bakal gagal menjadi tuan rumah perhelatan akbar Piala Dunia U20 2023.

Wakil Sekjen PSSI, Maaike Ira Puspita, sudah melakukan komunikasi dengan FIFA mengenai insiden di Stadion Kanjuruhan.

Baca juga: TOTAL Korban Tragedi Kanjuruhan 574 Orang: 131 Meninggal, 420 Luka Ringan, 23 Luka Berat, 66 Dirawat

“Sering komunikasi dengan kami itu (pengurus FIFA) di bagian keanggotaan Asia dan Oceania,” ucap Maaike Ira, seperti dikutip dari BolaSport.com.

“Kami komunikasi langsung dengan beliau. Kemudian mereka bilang, ya, sudah kita kawal bersama,” tambah dia menjelaskan.

Maaike Ira Puspita menjelaskan bahwa belum ada pembahasan mengenai penjatuhan sanksi dari FIFA setelah tragedi Kanjuruhan.

“Jangan berpikir masalah melebar (ke potensi penjatuhan sanksi untuk Indonesia). Kita pikirkan dulu kondisi korban dan juga keluarga korban. FIFA selalu bersama PSSI,” ujar dia lagi.

“Belum ada sanksi yang dibicarakan sampai saat ini. Belum ada pembicaraan soal sanksi,” tutur dia.

Ira Puspita menuturkan bahwa perwakilan FIFA dan AFC bahkan ingin mengunjungi Indonesia.

Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo, mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur, pada Rabu, 5 Oktober 2022.

Kedatangan Presiden Joko Widodo, untuk melihat kondisi korban selamat dalam tragedi maut kerusuhan sepak bola di Stadion Kanjuruhan.

Dalam laga lanjutan Liga 1 Indonesia 2022-2023, antara Arema FC vs Persebaya Surabaya. 

Presiden Joko Widodo menjelaskan, kunjungannya ke rumah sakit hari ini adalah untuk memastikan para korban selamat mendapatkan pelayanan terbaik.
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo, mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur, pada Rabu, 5 Oktober 2022. Kedatangan Presiden Joko Widodo, untuk melihat kondisi korban selamat dalam tragedi maut kerusuhan sepak bola di Stadion Kanjuruhan. Dalam laga lanjutan Liga 1 Indonesia 2022-2023, antara Arema FC vs Persebaya Surabaya.  Presiden Joko Widodo menjelaskan, kunjungannya ke rumah sakit hari ini adalah untuk memastikan para korban selamat mendapatkan pelayanan terbaik. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Kedatangan itu bukan untuk menginvestigasi PSSI. Namun, untuk memberikan dukungan kepada Indonesia yang menghadapi masa sulit.

Ini menjadi satu kabar baik. Sebab, kelancaran komunikasi diharapkan membuat sanksi tidak dijatuhkan buat Indonesia.

“Menurut saya, selagi komunikasinya dibangun terus, selagi kita juga mendapatkan masukan, kalau komunikasi kita bangun,” kata dia.

“Lalu, mendapatkan feedback dan kita menjalankan poin demi poin dari FIFA dan AFC. Itu InsyaAllah sanksi bisa dihindari,” ucapnya.

“Surat dari Presiden FIFA sama sekali tidak membahas sanksi, hanya belasungkawa dan juga Presiden FIFA bersama PSSI untuk mendukung, sama seperti AFC. Jadi, tak ada obrolan sanksi sama sekali,” kata dia.

“InsyaAllah minggu depan. Datangnya bertahap. FIFA dulu dan (delegasinya) tidak lebih dari lima orang,” tuturnya. 

Iwan Bulu Takan Mundur

Desakan kepada Mochamad Iriawan untuk mundur dari kursi Ketua Umum PSSI lantang terdengar akhir-akhir ini.

Baca juga: Komnas HAM Sebut Aremania Tak Hajar Pemain, Muka Jenazah Membiru, Tanyakan Penggunaan Gas Air Mata

Satu di antara desakan agar Mochamad Iriawan mundur datang dari Presiden Madura United, Achsanul Qosasi.

Achsanul Qosasi menyebut pengunduran diri merupakan bentuk tanggung jawab dari kerusuhan di Stadion Kanjuruhan di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) lalu.

"Ini tanggung jawab federasi," tulis Achsanul Qosasi di laman Instagram pribadinya. Jangan malu untuk mundur. Karena ini bagian dari tanggung jawab," sambungnya.

Sayangnya, desakan mundur yang mulai mengalir deras nampaknya tak akan terwujud.

Pasalnya, Mochamad Iriawan atau yang akrab disapa Iwan Bule, menolak untuk meninggalkan posisinya sebagai Ketua Umum PSSI.

Menurutnya, ia sudah melakukan tanggung jawab dengan tetap di Malang.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu, mengaku pengajuan ini bakal dilakukan agar pihak AFC dan FIFA juga mengetahui apa yang menjadi keluh kesah PSSI.
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu, mengaku pengajuan ini bakal dilakukan agar pihak AFC dan FIFA juga mengetahui apa yang menjadi keluh kesah PSSI. (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

"Bentuk pertanggungjawaban saya adalah seperti ini sekarang (di Malang)," ungkap Iwan Bule dikutip dari Kompas.com.

"Ini bentuk pertanggungjawaban saya sebagai Ketua Umum," sambungnya.

Di mata Iwan Bule, pilihan untuk mundur malah akan menunjukkan bentuk lari dari tanggung jawab.

Ia bertekad mengawal pengusutan kerusuhan di Kanjuruhan sampai tuntas.

"Saya kalau mau lepas tanggung jawab di Jakarta saja," ujar Iwan Bule. Ini saya namanya mengunjungi, menunggui anggota gitu ya. Di Malang sampai selesai," lanjutnya.

Ia malah meminta untuk menyampaikan salam kepada para netizen yang tak sedikit menyuarakan tuntutan mundur tersebut.

"Salam buat netizen ya," pungkasnya.

IPW Minta Iwan Bule Mundur

Tragedi Kanjuruhan merupakan insiden yang memilukan bagi sepak bola Tanah Air, Iwan Bule tentu menjadi salah satu yang paling bertanggung jawab.

Indonesia Police Watch (IPW) yang turut mengawal tragedi ini lewat sang ketua, Sugeng Teguh merasa Iwan Bule harus mundur dari jabatannya.

Selain itu, pemeriksaan menyeluruh harus dilakukan Kapolri, Listyo Sigit terhadap PT LIB selaku penyelenggara kompetisi.

Baca juga: Hasil Investigasi Tragedi Kanjuruhan Malang, Komdis PSSI Sanksi Arema FC & Panpel

"Ketua umum PSSI Muhammad Iriawan harus bertanggung jawab dan memunculkan sikap tanggung jawabnya dengan menyatakan mundur dari PSSI," ucap Sugeng Teguh dikutip dari Kompas TV.

"Termasuk juga memeriksa dan meminta pertanggungjawaban pidana kepada PT LIB Sebagai penyelenggara Liga Indonesia. Usut tuntas tragedi nasional Stadion Kanjuruhan ini.

"Dengan membentuk tim gabungan pencari fakta untuk mengungkap tuntas pihak-pihak yang harus diminta pertanggungjawabannya terkait dengan jatuhnya korban." imbuhnya.

Ratusan orang menjadi korban meninggal dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, ratusan lainnya mengalami luka-luka.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan Kompas.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved