Berita Bali
Ini Sosok Pemuka Agama yang Ikut Operasi WNA yang Hilang Saat Rafting
Ini Sosok Pemuka Agama Yang Ikut Operasi WNA yang Hilang Saat Rafting, Sempat Haturkan Banten Daun Seadanya
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Operasi pencarian WNA yang hilang saat rafting pada Senin, 3 Oktober lalu telah berakhir.
Dalam operasi tersebut melibatkan personil dari tiga kabupaten yaitu Gianyar, Badung, dan Denpasar serta Provinsi Bali serta perusahaan rafting.
Selama proses pencarian tersebut, ada seorang pemangku yang ikut serta berkontribusi dengan melakukan persembahyangan sebelum kegiatan.

Ia adalah Pengadeg Ida Hyang Pengutus dari Jagat Segaran, Desa Mekar Bhuana, Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali.
Saat ditemui Tribun Bali seusai melaksanakan persembahyangan di DAM Abiansemal, lelaki yang kerap disapa Ida Hyang ini mengatakan ia sukarela melakukan persembahyangan.
Ia datang ke lokasi bersama para petugas pencarian dengan panggilan hati.
“Saya secara sukarela dengan panggilan hari nurani dan seadanya ngayah untuk korban yang hilang,” kata Ida Hyang.
Awalnya, Ida Hyang mengetahui kejadian tersebut saat melewati jalan dari rumahnya ke Penarungan, Mengwi.
Saat itu sedang macet di Jembatan Latu dan ia bertemu banyak warga.
Warga yang berada di jembatan tersebut mengatakan mengatakan ada pencarian orang yang jatuh saat rafting sehingga jalanan cukup padat.
Pada keesokan harinya, untuk mengetahui proses pencarian dan mencari kebenaran dari berita yang dikatakan orang, Ida Hyang kembali mendatangi lokasi pencarian.
Dan betul saja, pencarian korban asal Amerika yang hilang saat rifting di Tukad Ayung memang benar adanya.
Waktu itu, karena tidak membawa canang, akhirnya Ida Hyang hanya menghaturkan daun dan berdoa.
“Saya melakukan yang sebisanya dan seikhlasnya, apa yanh ada di sekitar saya itu saya coba haturkan.
Dan pada hari itu saat saya ikut proses pencarian, saya menemukan Pelampung di Taman Beji Agung,” tutur Ida Hyang.