Demo di SMPN 5 Denpasar
Alasan Siswa SMPN 5 Denpasar Demo Kepsek Menurut Guru: Sistem Kepala Sekolah Terlalu Diktator
Sejumlah siswa SMPN 5 Denpasar melakukan tindakan demonstrasi menuntut mundurnya kepala sekolah baru yang kini dijabat oleh Putu Eka Juliana Jaya.
"Ada miskomunikasi saja itu, antara siswa dengan kepala sekolah. Itu kan anak-anak lomba dalam rangka Hari Raya Saraswati, tapi hingga sudah selesai belum ada yang menilai atau mendampingi karena gurunya tiba-tiba workshop SKP," katanya dikutip Tribun-Bali.com dari Antara pada Jumat 21 Oktober 2022.
Lebih lanjut, Wiratama ungkapkan jika pihaknya telah mengantongi sejumlah keterangan dan aspirasi dari siswa, guru dan kepala sekolah, untuk diolah kemudian diserahkan kepada Disdikpora Provinsi Bali.
"Belum bisa saya bilang maunya mereka apa karena saya harus lapor dulu. Ini pembelajaran untuk kita semua jadi tidak mudah loh jadi kepala sekolah, kita juga menjembatani kepentingan siswa, guru, pemerintah, tidak mudah juga. Jadi harus bisa secara elok dan bijaksana kalau mengambil kebijakan kan begitu," ujarnya.
Kepada siswa, Wiratama meminta agar ke depan tak langsung melakukan aksi serupa, dan menyarankan untuk terlebih dahulu menyampaikan kepada pihak Disdikpora Denpasar agar tak membuat kegaduhan di masyarakat.
Guru: Saya Tertekan, Absensi Saya Diblokir
Lebih lanjut, dalam dialog tersebut, tidak hanya siswa, para guru pun menyampaikan keluh kesahnya kepada Kadis AA Gede Wiratama.
Seorang guru PJOK, Gede Parwata pun menangis histeris di depan Kadis menceritakan absensinya diblokir oleh kepala sekolah.
“Saya tertekan, absensi saya diblokir karena kesalahan kecil,” katanya histeris.
Tak hanya itu, hampir semua guru juga terisak di dalam ruangan tersebut.

Sementara Guru PPKN, Sagung Made Warsiki pun berbicara sangat keras di depan Kadis dan Kepsek.
“Kepeminpinan kepala sekolah sebelumnya hingga Plt jauh berbeda dengan kepala sekolah sekarang. Kami seperti pembantu. Kami disuruh membersihkan kamar mandi, padahal tugas kami melayani siswa di sini bukan pembantu,” katanya.
Ia mengatakan hari ini, saat guru-guru menggunakan pakaian adat juga disuruh ngepel lantai.
Baca juga: Spanduk Penolakan Kepsek di Siswa SMPN 5 Denpasar Sudah Dilepas, Ada 5 Spanduk
“Bahkan siswa ada yang nanya ke kami, bu kok nyapu, kok ngepel,” katanya.
Selain itu, Wakasek Kesiswaan juga langsung diberhentikan hanya gara-gara tak mengangkat telepon sekali.
Ia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri, seorang pembina Pramuka yang sudah berumur dibentak-bentak saat membawa nilai ekstra ke sekolah.