Demo di SMPN 5 Denpasar
Setelah Didemo, Kepala Sekolah SMPN 5 Denpasar Buka Suara, Singgung Soal Penggantian Waka
Kepala Sekolah SMPN 5 Denpasar, Putu Eka Juliana Jaya berikan klarifikasi terkait demo dimintanya ia turun dari jabatan sebagai Kepala Sekolah.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Kepala Sekolah SMPN 5 Denpasar, Putu Eka Juliana Jaya berikan klarifikasi terkait demo dimintanya ia turun dari jabatan sebagai Kepala Sekolah.
Ia pun menulis klarifikasinya dalam bentuk soft copy pada, Jumat 21 Oktober 2022 kemarin.
Ada 26 poin dalam klarifikasi tersebut. Secara umum, Putu Eka Juliana Jaya menyatakan bahwa apa yang berjalan saat ini adalah tahap penyesuaian dirinya yang baru bertugas sebagai kepala sekolah di Kepala Sekolah SMPN 5 Denpasar.
Di tahap awal, ia melakukan konsolidasi, adaptasi, dan pemetaan situasi kondisi dan kebutuhan yang memerlukan atensi segera.
Tidak ada kebijakan baru yang dibuat, terbatas hanya melanjutkan kebijakan lama yang sudah ada.
Ada adaptasi baru terkait jadwal piket yang kini melibatkan para Waka dan Staff Waka (asisten Waka).
Penerapan One Gate System untuk kemudahan mengontrol siswa/I yang terlambat untuk dapat dibina secara persuasive. Gerbang Utara dan Selatan sampai pukul 8.00 dikunci oleh Petugas.
Dampak dari adaptasi ini: lalu lintas lebih terurai, dan siswa ada yang menyambut & menyapa sambil menerapkan protocol kesehatan.
Penerapan 5S (Senyum Sapa Salam Sopan Santun) dalam menyambut siswa/i dan guru/pegawai rutin dilakukan, dengan melakukan sikap dan ucapan “Om Swastyastu”.
Dipaprkannya, Jam hadir Piket dan Pengawas Piket 6.30 WITa. Jam hadir Guru Pegawai: 7.00 WITa. Jam hadir siswa: 7.10 WITa.
Diawasi oleh guru yang mengajar pada jam pertama, maka pembiasaan rutin Sembahyang Bersama (dari kelas masing-masing) Puja Trisandya, Indonesia Raya, dan paparan tentang Profil Pelajar Pancasila dimulai jam: 7.15 WITA. Pelajaran pertama dimulai jam: 7.30 WITa.
Penerapan tertib dan disiplin waktu bagi Guru Pegawai pun diterapkan sebagai teladan bagi siswa/i.
Pencatatan kehadiran dan keterlambatan siswa/i dilakukan oleh Petugas Piket, sementara untuk Guru/Pegawai dicatat oleh Koordinator Piket, sebagai umpan balik dan bahan evaluasi dalam hal internal control.
Dijelaskannya lewat surat klarifikasi tersebut, pada hari ke-3 ia bertugas di SMPN 5 Denpasar, menerima kunjungan dari Disdikpora Denpasar, bagian Pembinaan SMP, yang berkesempatan berkeliling di sekolah. Kehadiran Disdikpora Denpasar tersebut atas perintah dari Pimpinan untuk mengumpulkan data tentang masalah di sekolah berdasarkan laporan masyarakat.
"Saya, Waka dan Guru serta Pegawai dihadirkan merasa bingung tentang hal tersebut, karena tidak ada masalah yang sedang terjadi," tulisnya.
"Jadi, kami mengajak pimpinan kami, Pak Ngakan dan Pak Dana, untuk berkeliling sekolah untuk mengecek gedung dan bangunan yang memerlukan perawatan. Ditemukan fakta bahwa Bale Kesenian (Bale Gong) ternyata berada pada posisi yang membahayakan siswa/I dan guru yang berada di sana. Maka berdasarkan hasil konsultasi dengan Pimpinan tersebut, kami berkomunikasi dengan Waka Sarpras, Waka Siswa, Guru, dan Pegawai terkait untuk memindahkan murid ke ruangan yang lebih layak pakai dan aman dari sisi security dan safety. Maka terjadilah perpindahan sesuai rencana demi keselamatan bersama," tulisnya.
Ia juga mengatakan, "saat ini Bale Kesenian tersebut sudah benar-benar roboh. Sesuai gambar terlampir. Keputusan kami melakukan perubahan ini sudah tepat."
Selanjutnya, terkait dengan pelaksanaan lomba-lomba peringatan menyambut Hari Pendidikan Saraswati, adalah program rutin yang sudah ada dalam rencana program tahunan di SMPN 5 Denpasar dari Kepala Sekolah yang terdahulu.
Kemudian terkait dengan pelatih Extra Pencak Silat yang berasal dari SMP PGRI 8 Denpasar, yang diduga tidak dilayani semestinya, ia menampik hal tersebut.
Termasuk juga terkait dengan penerimaan pelatih Extra Pramuka yang tidak kami layani semestinya, ia mengatakan itu tidak benar.
Adanya uang sukarela komite, diungkapkannya, itu merupakan kebijakan Plt Kepala Sekolah terdahulu.
"Memang benar kami sarankan untuk melakukan persuasi kepada siswa, tanpa memaksa, agar tidak menimbulkan permasalahan. Ketika Wali Kelas menyampaikan feed back bahwa muncul kesulitan mengumpulkan dana tersebut, maka sesuai konsultasi dengan Ketua Komite dan Waka serta Guru BK, penyaluran dana tersebut ditampung melalui rekening Bank BNI. Apabila ada siswa/I yang membutuhkan layanan di sekolah, dibantu oleh Guru BK sesuai level kelas yang diampu (7,8,9), untuk kemudian disetorkan ke Bank BNI oleh petugas yang ditunjuk," tulisnya.
Terkait dengan DAPODIK SMPN 5 Denpasar, dijelaskannya, terjadi ketidaksinkronan antara rombel 24 buah, sedangkan tercatat ruang kelas ada 23 buah. Hal ini dampak dari perubahan yang diambil terdahulu,yaitu: me-regrouping kelas menjadi lebih sedikit, agar dapat berubah dari 2 shift menjadi 1 shift di pagi hari, dan dari 6 hari sekolah menjadi 5 hari sekolah. Sesuai konsultasi dan koordinasi dengan Waka Siswa dan Waka Sarpras serta Waka Akademik, maka untuk sementara ruang BK dan UKS akan dikembalikan ke lokasi lama, dengan berbagai penyesuaian. Hal ini masih memungkinan, demi penyelamatan DAPODIK. Jadi lab IPA yang dipakai sebagai ruang kelas untuk menitipkan siswa/i dapat kembali fungsinya untuk praktek IPA bagi siswa/I kami.
Hal lainnya, kegiatan jalan sehat, yang membuat siswa/i serta guru/pegawai harus meluangkan waktu weekendnya, merupakan undangan dengan persetujuan Disdikpora.
Terkait dengan tidak adanya apresiasi terhadap para juara dan sulitnya masalah pendanaan lomba, ia mengaku hal tersebut tidak benar. Sebab itu mengacu pada program dan RKAS terdahulu.
Adanya permintaan user name dan password DAPODIK, SIPLAH, ARKAS, INFO GTK, Verval, dan medsos, memang benar dilakukannya. Ia mengatakan, ini sangat relevan karena ia haruslah mengetahuinya selaku Kepala Sekolah, sebagai bagian dari administrasi dan manajemen yang baik.
Pengelolaan IT yang semula dikerjakan oleh 1 orang pun dikembangkan menjadi beberapa orang untuk kebelangsungan dan kelancaran pelayanan kepada Guru, Pegawai, dan Siswa.
Terkait pendisiplinan siswa, ia menyarankan di kemudian lebih persuasive dan menerapkan disiplin positif tanpa harus menghukum. Tonjolkan konsekwensi dari perbuatan siswa/i.
Ia juga menerangkan, pernah memberikan solusi terkait jangka waktu SK untuk pendataan Pegawai Non-ASN. "Maka kami berikan solusinya, setelah berkoordinasi dengan BKPSDM Denpasar, untuk menyesuaikan tanggal de yure sesuai kebutuhannya tapi minta tanda tangan asli pejabat sebelumnya, karena memang benar secara defacto memang pegawai sudah bekerja cukup lama," jelasnya.
Putu Eka Juliana Jaya juga mengatakan, saat kehadirannya pertama kali ke SMPN 5 Denpasar, 22 Sept 2022, melaporkan tentang penempatannya sesuai SK Tugas Tambahan dari Walikota, beberapa Waka mengungkapkan keinginan mereka untuk mundur.
Adanya penggantian Waka menurutnya karena atas penyampaian Waka tersebut secara langsung, menyatakan tidak siap menjadi Waka.
"Lagipula secara aturan Guru BK yang seorang professional sahabat anak, tidak boleh menjadi Waka Siswa yang bertugas mendisiplinkan siswa/i," ungkapnya.
Ia juga membenarkan mengganti Waka Sarpras. Ia mengaku merasakan kesuliatan berkoordinasi dan kontak. "Kami membutuhkan team kerja yang solid untuk bergerak memajukan SMPN 5 Denpasar," jelasnya.
Terkait dengan posisi Guru PJOK saat ini, memang benar kami pernah mengajak beliau bicara dari hati ke hati tentang pengajaran PJOK di Lapangan Lumintang.
"Ini menjadi tantangan tersendiri yang memang benar kami intervensi," ungkapnya.
Selanjutnya, pada kegiatan Kamis, 20 Oktober 2022 diungkapkan sangat padat. Ada program rutin penyambuatan Saraswati yang diawasi oleh Waka Siswa dan Panitia. Ada rapat komite tim pembangunan yang dilayani oleh Waka Sarpras. Dan ada kegiatan pelatihan SKP Berbasis Kinerja yang ditangani oleh Waka Akademik dan Waka Humas.
"Namun kami sangat terkejut dan tidak menduga ada kejadian yang kami rasa tidak spontan dari siswa di hari yang padat kegiatannya tersebut. Komunikasi dan penyerapan aspirasi sudah dilakukan oleh Pak Kadisdikpora dan jajaran, serta pihak Kepolisian," tulisnya.
Terkait aspirasi yang berkembang Kamis, 20 Oktober 2022 di SMP Negeri 5 Denpasar, selaku insan pendidikan sekaligus Kepala Sekolah, ia mengucapkan terima kasih atas umpan balik yang diberikan berbagai pihak, dan menerimanya dengan terbuka dan positif sebagai bagian dari kebebasan berekspresi dan instropeksi diri untuk melakukan perbaikan dan konsolidasi lebih lanjut ke depannya.
Selanjutnya, poin terkakhir, perhelatan G-20 adalah taruhan nama baik bangsa dan Negara. "Kami memandang penting agar komunikasi dan koordinasi lebih ditingkatkan demi tercapainya keharmonisan," tulisnya.
Klarifikasi tersebut ditulis Kepala SMPN 5 Denpasar, Putu Eka Juliana Jaya, Jumat 21 Oktober 2022.
Setelah kejadian demo siswa di SMPN 5 Denpasar, tampak hari ini Sabtu 22 Oktober 2022, siswa melakukan kegiatan seperti biasa di sekolah.
Bertepatan dengan Hari Raya Saraswati, siswa melakukan persembahyangan Saraswati bersama. (*)