Bali United
Wacana Liga 1 Dilanjutkan Sistem Bubble, Teco Ungkap Dampaknya ke Bali United : Bisa Rugi Finansial
Soal wacana Liga 1 dilanjutkan dengan sistem bubble, Teco ungkap dampaknya ke Bali United : bisa rugi finansial.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, BALI – Pelatih Bali United Stefano Cugurra kurang sependapat apabila lanjutan kompetisi BRI Liga 1 2022/2023 dilaksanakan dengan system bubble.
Mencuat kabar kelanjutan Liga 1 digelar terpusat di satu tempat, seperti halnya musim 2021/2022 lalu saat sepak bola dihelat di tengah pandemi COVID-19.
Wacana yang berhembus itu sudah ramai-ramai di tolak beberapa pengamat sepak bola dan klub seperti Persis Solo dan Persebaya Surabaya yang terang-terangan menolaknya.
Sistem bubble seperti yang dilaksanakan di Bali musim lalu dinilai hanya menguntungkan tim tertentu.
Bagi Coach Teco pun demikian, sistem bubble membuat klub merogoh kocek finansial yang dalam dan justru bisa merugikan klub.
“Saya pikir waktu main system bubble semua team rugi financial. Harus bayar hotel, makanan, sewa lapangan dan sewa bus,” kata Coach Teco kepada Tribun Bali, pada Sabtu 5 November 2022.
Baca juga: KATA Pemain Bali United Irfan Jaya Soal Kemunculan Karakter Dirinya di dalam Game eFootball 2023
Di samping itu, kompetisi dengan system bubble juga membatasi suporter untuk mendukung tim kebanggaannya karena harus pergi ke luar kota.
Hal itu bagi Teco menjadi kerugian bermain tidak di hadapan pendukung sendiri.
Karena baginya, suporter memberikan peran penting dalam memompa semangat punggawa Serdadu Tridatu.
“Terus main jauh dari supporter lagi,” ujarnya. (*)