Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Update Kasus Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Polisi: Mereka Menjauhkan Diri dari Keluarga Inti

Syafri mengatakan komunikasi terakhir antara korban berinisial KM dengan adik kandungnya bernama Ris Astuti sudah beberapa tahun lalu.

Editor: Sabrina Tio Dora Hutajulu
Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI
Update Kasus Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Polisi: Mereka Menjauhkan Diri dari Keluarga Inti 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Update Kasus Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Polisi: Mereka Menjauhkan Diri dari Keluarga Inti

Warga perumahan Citra Gerden Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan penemuan mayat satu keluarga di dalam rumah.

Baca juga: Polisi Temukan Catatan di Rumah Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres, Ada Bekas Kotak Bedak Bayi

Baca juga: Polisi Temukan Catatan di Rumah Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres, Ada Bekas Kotak Bedak Bayi

Satu keuarga itu terdiri dari ayah (71), ibu (68), anak (42) dan ipar (68).

Warga sekitar sama sekali tak ada yang curiga bahwa tetangga mereka empat orang tewas di rumahnya.

Sejumlah tetangga malah mengira bahwa keluarga yang tinggal di Blok AC5 Nomor 7 itu sudah pindah sejak beberapa pekan lalu.

Karenanya kematian empat orang yang merupakan satu keluarga itu baru diketahui saat kondisi korban sudah mulai membusuk pada Kamis (11/11).

Satu keluarga tersebut diduga meninggal dunia akibat tidak makan selama tiga minggu.

Dikenal Tertutup

Salah satu keluarga korban mendatangi Polsek Kalideres, Jakarta Barat pada Sabtu (12/11).

Ia mengungkapkan bahwa korban menjauhkan diri dari keluarga inti.

"Hari ini datang kemari untuk memberikan keterangan atas kejadian yang ada di kali deres ini karena ini adek kandung dari korban yang ada di satu keluarga di Kalideres ini, mereka menyampaikan bahwa keluarga ini terkesan menjauhkan diri dari keluarga inti," kata Kapolsek Kalideres Kompol Syafri Wasdar.

Syafri mengatakan komunikasi terakhir antara korban berinisial KM dengan adik kandungnya bernama Ris Astuti sudah beberapa tahun lalu.

"terakhir lebih dari satu tahun lalu, komunikasi via telepon, dan untuk bertemu lebih dari 5 tahun lalu dan itu hanya sebatas mengucapkan selamat ulang tahun," ucapnya.

Korban Tewas Sudah Lama Tak Makan

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce menyebut dari hasil pemeriksaan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, keempat orang yang tewas itu sudah lama tidak mendapat asupan makanan maupun minuman.

"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," ucap Pasma.

Pasma menyebut keempat jenazah itu sudah meninggal dunia sejak tiga minggu yabg lalu sehingga saat ditemukan jasadnya sudah membusuk.

"Jadi itu dari bapaknya, ibunya, iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda-beda," ungkapnya.

Lebih lanjut, Pasma juga mengungkapkan bahwa pihaknya tak menemuka ada bercak darah di lokasi penemuan keempat mayat tersebut.

Selain itu, kata Pasma, kondisi rumah juga dalam keadaan rapi, tidak berantakan, serta layak untuk ditinggali.

"Enggak ada (bercak darah)," ujarnya.

Menunggak Bayar Listrik

Asiung, Ketua RT 015/RW 07 di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat menyebut sempat menegur salah satu korban yang ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarganya.

Asiung mengatakan dirinya menegur DF (42) yang merupakan anak dari keluarga tersebut karena ada surat dari PLN soal tunggakan bayar listrik pada 31 Agustus 2022.

Setelah itu, Asiung mengaku berkomunikasi dengan DF pada 5 September 2022 untuk mengingatkan agar membayar listrik agar tidak diputus.

"Dia ada tunggakan dari PLN, saya terima (surat teguran PLN) pada 31 Agustus. Saya ingatkan lagi ke anaknya (DF), 'tolong diurus jangan sampai diputus (listriknya)," kata Asiung kepada wartawan, Jumat (11/11).

"Dibalas tanggal 5 September, 'Iya om, baik om, maaf ngerepotin. Nanti saya kabarin lagi' seperti itu jawaban dari si anak," sambungnya.

Setelah itu, Asiung mengatakan keluarganya sempat membayar listrik sebesar Rp300 ribu. Namun, pada Oktober 2022, mereka meminta petugas PLN memutus aliran listriknya.

"Oktober tanggal 4 dia kasih kabar petugas PLN, bang jangan dibayarin lagi, diputus saja. Nanti kalau saya mau pasang lagi, saya hubungin bapak ke petugas PLN. Tanggal 27 September petugas PLN menelpon hubungin atau chat tidak bisa sama sekali, ceklis satu," ucapnya.

Satu Mayat Bersandar di Kursi

Kanit Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat, AKP Avrilendy, mengatakan keempat mayat satu keluarga itu ditemukan di dua ruangan berbeda.

"Ada yang di kamar tidur dan ada yang di ruang tamu. Tiga orang yang meninggal seumuran, dan satu lagi anaknya," ujar Avrilendy.

Sementara itu Kanit Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Haris Kurniawan memastikan kondisi rumah rapi dan tidak berantakan.

Keempat mayat satu keluarga sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati guna keperluan autopsi dan pengambilan beberapa sampel.

Ia memastikan polisi tidak menemukan bercak darah di sekitar empat mayat satu keluarga itu.

Mayat pertama ditemukan di ruang tamu dalam posisi bersandar ke kursi, mayat kedua di kamar depan.

Sedangkan mayat ketiga di kamar belakang, dan satunya lagi di sebelah kamar tidur depan.

(*)

Sumber Tribunnews

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved