Berita Bangli

Selamatkan Anjing Terlantar, Made Anom Ungkap Terkendala Lahan Untuk Rawat 15 Anjing Liar

Selamatkan anjing tak bertuan yang terlantar, Made Anom ungkap dirinya terkendala karena tak punya lahan yang cukup untuk merawat anjing-anjing itu.

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Gusti Anom saat ditemui di kediamannya di Banjar/Kelurahan Bebalang, Bangli. Selasa 15 November 2022 - Selamatkan anjing tak bertuan yang terlantar, Made Anom ungkap dirinya terkendala karena tak punya lahan yang cukup untuk merawat anjing-anjing itu. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Gusti Made Anom Diputra merupakan warga asal Banjar/Kelurahan Bebalang, Bangli yang hobi memelihara anjing.

Sejak setahun belakangan, pria yang juga staf DPRD Bangli itu ikut menjadi anggota komunitas 'Bangli Dog Lovers'.

Tujuannya untuk menyelamatkan anjing-anjing tak bertuan, yang ditelantarkan di tempat umum.

Ditemui di kediamannya, pria yang akrab disapa Gusti Anom itu mengaku alasan dirinya ikut bergabung ke komunitas, karena adanya keresahan saat menemukan banyaknya anjing-anjing yang tidak diurus secara layak oleh pemiliknya dan dibiarkan berkeliaran di tempat umum. 

"Beberapa memang sengaja diliarkan, dan beberapa juga sengaja dibuang oleh pemiliknya. Kebanyakan yang dibuang adalah anjing betina. Berawal dari keresahan itulah saya bergabung dengan komunitas," ucap dia, Selasa 15 November 2022.

Gusti Anom sendiri pada dasarnya memang gemar memelihara anjing.

Selain karena keresahannya, alasan dia bergabung dengan komunitas juga didasari adanya kesamaan persepsi.

Yakni untuk meminimalisir penyebaran rabies di Bangli.

Kata dia, 'Bangli Dog Lovers' beranggotakan empat orang.

Baca juga: Sudah SOP, Rosi Sudah Tidak Kaget dengan Pengamanan Lokasi dari Anjing Liar Jelang G20 di Bali

Setiap anggota memiliki tugas memantau keberadaan anjing liar di masing-masing wilayahnya.

Meliputi pemantauan di seputaran kota Bangli, kawasan LC Aya, Pasar Kidul dan Kelurahan Kubu. 

"Kawasan yang jadi pemantauan memang kerap kali dijadikan tempat membuang anjing. Ketika ditemukan anjing liar selanjutnya kami amankan untuk dirawat secara layak. Baik itu dari segi kesehatanya maupun untuk makannya. Karena yang namanya anjing liar tentu dari segi kesehatan kurang terawat, dan tidak jarang kondisinya sangat memperihatinkan. Dalam hal ini kami datangkan dokter hewan untuk mengecek kondisinya," kata dia.

Lanjut Gusti Anom, saat ini ia merawat 15 ekor anjing.

Untuk biaya pakan dalam sebulan bisa mencapai ratusan ribu rupiah dari kantong pribadi, dengan pemberian pakan dua kali sehari.

Kendati demikian saat ini pihaknya terkendala tempat penampungan. 

Alhasil dari 15 ekor anjing, hanya ada 8 ekor yang ditampung di kediamannya. Sedangkan 7 ekor anjing lainnya, dititip di dekat kantor PMI Bangli.

"Kalau kasih makan saya memang sanggup, tapi kalau tempat penampungan, itu yang sulit mengingat lahan saya terbatas. Kalau ada (tempat penampungan) sih, tentu kita lebih fokus merawat mereka," ucap dia. (mer) 
 
 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved