G20 di Bali

Tak Hanya Jokowi, Koster Juga Sebut Tak Gunakan Pawang Hujan Saat Gelaran KTT G20 di Bali 

Tak hanya Presiden Jokowi yang sebut tak gunakan pawang hujan, Gubernur Koster juga sebut tak gunakan pawang hujan saat gelaran KTT G20 di Bali.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
TB/Istimewa
Presiden Jokowi Resmikan Gedung VVIP Bandara Ngurah Rai Didampingi Gubernur Bali Wayan Koster - Tak hanya Presiden Jokowi yang sebut tak gunakan pawang hujan, Gubernur Koster juga sebut tak gunakan pawang hujan saat gelaran KTT G20 di Bali. 

TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Perhelatan KTT G20 di Bali telah usai diselenggarakan pada 15-16 November 2022 kemarin.

Event Internasional ini memang diadakan saat Pulau Dewata memasuki musim hujan.

Khawatir hujan akan menghambat acara KTT G20, Gubernur Bali, Wayan Koster bukan memanggil pawang hujan.

Melainkan, secara langsung melaksanakan Upacara Ngrastiti Bhakti, nunas ica (bersembahyang) secara khusus. 

Dengan memohon agar penyelenggaraan Pertemuan Presidensi G20 berjalan dengan lancar, nyaman, aman, damai, dan sukses, serta memohon agar tidak ada hujan selama berlangsungnya Pertemuan Presidensi G20.

“Saya tidak gunakan pawang hujan hanya ‘ngerastiti bakti’ sembahyang secara tulus dan menjangkau pura-pura di Bali,” ujarnya pada, Jumat 18 November 2022. 

Upacara Ngrastiti Bhakti ini dilakukan di 23 Pura Kahyangan Jagat. Dengan rincian kegiatan persembahyangan pada Tanggal 17 Januari 2022 (Soma Pon, Matal) bertepatan dengan Purnama Kaulu, di 6 Pura yakni di Pura Panataran Silawana Hyang Sari, Lempuyang, Pura Andakasa, Pura Goa Lawah, Pura Batukau, Pura Uluwatu, dan Pura Wi Mukti.

Selain itu mengadakan Ngider Bhuwana, tanggal 6 Pebruari 2022 (Redite Pon, Prangbakat), di 4 Pura yakni di Pura Puncak Mangu, Pura Ulun Danu, Songan, Pura Agung Besakih (Dalem Puri, Basukian, Sunarin Jagat, dan Padma Tiga) dan Pura Pasar Agung Besakih Giri Tolangkir. Lanjutan melaksanakan Ngider Bhuwana, tanggal 8 Pebruari 2022.

Baca juga: Presiden Jokowi Bantah Menggunakan Pawang Hujan Saat KTT G20

(Anggara Kasih, Prangbakat), di 2 Pura yakni Pura Bukit Indrakila dan Pura Hyang Aluh atau Prajapati, Besakih. Sementara pada Tanggal 9 Oktober 2022 (Redite Pon, Dukut), di 8 Pura yaitu Pura Silawana Hyang Sari, Pura Windhu Sari, Pura Silayukti, Pura Andakasa, Pura Gowa Lawah, Pura Dalem Sakenan, Pura Geger dan Pura Uluwatu. Lalu pada Tanggal 12 November 2022 (Saniscara Paing, Ukir), di 3 Pura yaitu Pura Pucak Sinunggal, Pura Bukit Indrakila dan Pura Tegal Suci Pagenian, Besakih.

Gubernur Bali, Wayan Koster, dengan menugaskan semua Bendesa Desa Adat di wilayah Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Kuta, Kecamatan Kuta Selatan, dan Kecamatan Denpasar Selatan, untuk bersama-sama Ngrastiti Bhakti sekaligus Nyejer, mulai tanggal 12- 17 November 2022.

Juga melaksanakan Upacara Doa Bersama, pada tanggal 26 Oktober 2022 (Buda Kliwon, Sinta) bertepatan dengan Hari Suci Pagerwesi, pukul 18.00 Wita, di Peninsula, ITDC Nusa Dua, yang diikuti oleh 1.300 Pamangku dan Pemimpin Umat Beragama, dan dihadiri oleh Menko Maritim dan Investasi, Bapak Luhut B. Panjaitan.

Doa Bersama dipimpin oleh Ida Shri Bhagawan Putra Nata Nawa Wangsa Pemayun. Pelaksanaan Doa Bersama juga diikuti secara serentak oleh para Pamangku, Prajuru Desa Adat, dan Krama Desa Adat, di Pura Puseh/Pura Desa yang ada di 1.493 Desa Adat se-Bali.

Pada Acara Gala Dinner, di tempat terbuka, dengan hiasan panggung yang luar biasa, tanggal 15 November 2022, pukul 19.30 Wita, di Garuda Wisnu Kencana, semula dikhawatirkan akan terjadi hujan, namun selama acara berlangsung, sama sekali tidak ada hujan, suasana sangat cerah dan terang, bahkan terlihat banyak bintang. 

“Demikian halnya, pada saat para Kepala Negara melaksanakan penanaman mangrove, di Tahura, tanggal 16 November 2022, pukul 08.30 Wita, semula dikhawatirkan akan ada hujan, astungkara, sama sekali tidak ada hujan, suasana cerah dan terang. Kondisi yang baik ini bisa dicapai, hanya dengan Doa Ngrastiti Bhakti, sama sekali tidak memakai pawang hujan,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan Tribun Bali, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga menyampaikan hal serupa ketika bertemu beberapa pemimpin redaksi media nasional di Hotel The Apurva Kempinski, Bali, Kamis 17 November 2022.

“Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting-nya dengan baik, dan prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada hari itu akan hujan,” ucap Presiden Jokowi.

Baca juga: Kemacetan di Canggu Akan Berlarut-larut, Pemkab Badung Sebut Solusinya Ada di Provinsi Bali

Setelah mendapat informasi bahwa diperkirakan akan hujan, panitia merencanakan untuk melakukan rekayasa cuaca.

“Kita menggunakan BMKG dan kita menyiapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca),” ujar Presiden Jokowi.

Beberapa pemimpin redaksi menduga panitia G20 menggunakan jasa pawang hujan.

“Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” tutur Presiden Jokowi menceritakan proses rekayasa cuaca.

Presiden Jokowi juga menceritakan bagaimana dirinya dikabarkan adanya hujan yang terjadi sebelum acara jamuan makan malam.

“Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata Presiden Jokowi.

Saat malam pelaksanaan gala dinner, memang cuaca sangat bersahabat, udara sejuk dan tidak hujan. 

Para kepala negara pun sangat menikmati sajian makan malam dan menyaksikan pagelaran seni.

Dihubungi terpisah, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa TMC merupakan kolaborasi BMKG, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU, dengan didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

“Biasanya garamnya 1,6 ton yg ditabur dengan 2 kali sorti [penerbangan], kemarin 15 November 2022, kita menggunakan garamnya 11,2 ton dengan 11 kali sorti [penerbangan],” kata Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita juga menyampaikan bahwa tim TMC mulai bekerja sejak tanggal 10 November 2022 pagi hingga 16 November 2022 pukul 16.00 WITA. 

Dengan menggunakan total 29 ton garam yang ditabur melalui 28 sorti penerbangan.

“Tujuannya, awan segera dihalau, segera diturunkan sebagai hujan sebelum memasuki area perhelatan. Dan yang terjadi kemarin awan yang sudah terlanjur menutup merata di atas area perhelatan segera diturunkan sebagai hujan beberapa jam sebelum acara dimulai. Kita menggunakan empat pesawat terbang,” demikian kata Dwikorita.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved