Berita Bali

Net Zero Emission Penerbangan Jadi Salah Satu Isu yang Dibahas Pada Pertemuan APANPIRG/33 di Bali

Net Zero Emission Penerbangan jadi salah satu isu yang dibahas pada pertemuan APANPIRG/33 di Bali.

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Foto bersama seluruh peserta APANPIRG/33 yang hadir secara luring di Bali. Net Zero Emission Penerbangan jadi salah satu isu yang dibahas pada pertemuan APANPIRG/33. 

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara bersama dengan International Civil Aviation Organization (ICAO), menyelenggarakan pertemuan internasional Thirty-Third Meeting of the Asia/ Pacific Air Navigation Planning and Implementation Regional Group (APANPIRG/33) yang digelar selama 3 hari mulai 22-24 November 2022 di Bali.

Pertemuan secara hybrid ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto Rahardjo pada Selasa 22 November 2022.

Turut hadir Direktur Regional ICAO APAC (International Civil Aviation Organization – The Asia Pacific Accreditation Cooperation), Mr. Tao Ma, Mr. Kevin Shum, Sekretaris Deputi Kementerian Transportasi Singapura, pejabat di lingkungan Ditjen Perhubungan Udara serta stakeholder penerbangan.

Hadir pula 32 negara anggota serta para ahli dari organisasi internasional yang tergabung dalam ICAO APANPIRG.

Pertemuan ini membahas rencana implementasi serta ajang berbagi pengalaman terkait rencana dan pelaksanaan navigasi penerbangan di wilayah negara Asia Pasific, yang dituangkan dalam Global Air Navigation Plan dan Global Aviation Safety Plan, di negara wilayah Asia Pasific dengan tetap mengacu pada standar ICAO.

Pertemuan yang digelar secara hybrid ini diikuti oleh sekitar 300 peserta, baik hadir secara langsung maupun online.

“Sebelumnya, Pertemuan ICAO APANPIRG selama pandemi Covid-19 dilakukan secara online, tahun ini alhamdulillah Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah pertemuan yang ke-33. Jadi mari kita manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk meningkatkan keselamatan penerbangan serta meningkatkan safety awereness bagi seluruh stakeholder penerbangan,” ujar Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono.

Guna mendukung perencanaan global ICAO untuk keselamatan dan navigasi penerbangan, Nur Isnin mengharapkan semua negara anggota bisa bekerja sama, bahu-membahu dengan mengikutsertakan stakeholder penerbangan terkait, untuk terus memberikan dukungan terhadap implementasi dari Global Air Navigation Plan dan Global Aviation Safety Plan, serta rencana regional dan nasional.

“Diharapkan pertemuan ini sangat bermanfaat bagi Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Pasifik guna mencari solusi dan kolaborasi meningkatkan keselamatan navigasi penerbangan,” jelas Isnin.

Baca juga: Genjot Energi Terbarukan, SUN Energy Pasang PLTS Berkapasitas 97 kWp di Nusa Dua Jelang KTT G20

Direktur Navigasi Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara, Capt. Sigit Hani Hadiyanto menambahkan selain semua yang sudah disampaikan dalam pertemuan ini juga dibahas bagaimana upaya mengurangi emisi CO2.

“ICAO sudah menetapkan bahwa tahun 2050 diupayakan sudah tercapai net zero emission. Selain itu juga dibahas perkembangan teknologi pesawat udara tanpa awak sampai dengan pemanfataan teknologi dengan satelite based yang mampu meningkatkan efisiensi dan konsistensi,” jelasnya.

Dimana negara-negara di kawasan Asia-Pasifik harus bekerjasama untuk mewujudkan keselamatan penerbangan melalui diskusi, sharing information dan berbagi pengalaman seperti pada pertemuan APANPIRG/33 ini.

Sementara itu Direktur Utama AirNav Indonesia, Polana B. Pramesti menyampaikan bahwa pertemuan APANPIRG rutin setiap tahun diadakan di Bangkok Thailand tetapi tahun ini pertama kali dapat diadakan di luar Bangkok.

“Kita sama-sama mendiskusikan apa-apa saja yang akan kita kerjakan bersama karena sekarang era nya ekolaborasi untuk melaksanakan global air navigation plan dan global air safety plan. Selain itu penting karena dua tahun terakhir dalam kondisi pandemi dimana semua negara mengalami saver dan disinilah saatnya kita bersama-sama mengevaluasi atau merencanakan atau membahas bagaimana kedepannya penerbangan bisa lebih tangguh,” jelas Polana.

Namun kami dari AirNav Indonesia pada masa pandemi kita melaksanakan apa yang menjadi satu obyektif ICAO yaitu mengurangi emisi bahan bakar, dan kami sudah menginisiasinya melalui pengembangan rute penerbangan internasional berbasis preferensi operator penerbangan, atau User-Preferred Route (UPR), yang juga memberikan peningkatan efisiensi penerbangan, khususnya pada masa pandemic COVID-19.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved