Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 5 Halaman 30 31 32 33 34 35, Ayo Membaca: Apa Itu Sistem Tanam Paksa?
Simak nih kunci jawaban tema 7 kelas 5 halaman 30 31 32 33 34 35, kegiatan siswa ayo membaca: apa itu sistem tanam paksa?
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Simak nih kunci jawaban tema 7 kelas 5 halaman 30 31 32 33 34 35, kegiatan siswa ayo membaca: apa itu sistem tanam paksa?.
Kunci jawaban tema 7 kelas 5 kali ini akan membahas soal pada buku tematik subtema 1 pembelajaran 3 sesuai dengan buku tematik siswa kelas 5 kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017.
Kali ini kita akan membahas soal pada halaman 30 31 32 33 34 35 pada kegiatan siswa ayo membaca: apa itu sistem tanam paksa?.
Kunci jawaban di bawah ini diharapkan bisa membantu siswa sebagai alternatif jawaban untuk menyelesaikan soal pada halaman 30 31 32 33 34 35 di buku siswa tematik tema 7 kelas 5.
Baca juga: Simaklah Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 6 SD MI Subtema 2 Soal Halaman 78 79 80 82
Berikut kunci jawaban dan pembahasan soal tema 7 halaman 30 31 32 33 34 35 pada buku tematik subtema 1 pembelajaran 3 kelas 5 SD/MI kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017.
Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 5 Halaman 30 31 32 33 34 35
Berbagai kebijakan pemerintah kolonial telah menyengsarakan rakyat Indonesia.
Salah satunya Sistem Tanam Paksa yang dilaksanakan pemerintah kolonial Belanda. Apakah sistem tanam paksa itu?
Jawaban:
Sistem yang memaksa rakyat Indonesia menanam tanaman yang laku keras di Eropa dengan peraturan tertentu
Apa pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat Indonesia?
Jawaban:
Makin menderita, makin banyak yang mati kelaparan karena tanaman padi harus diganti paksa dengan tanaman-tanaman yang laku keras di Eropa.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 5 Halaman 24 25 26 27 28, Ayo Membaca: Perubahan Wujud Benda
Ayo Membaca
Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda
Pada masa kepemimpinan Johannes Van Den Bosch, Belanda memperkenalkan sistem tanam paksa.
Sistem tanam paksa pertama kali diperkenalkan di Jawa dan dikembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa.
Di Sumatra Barat, sistem tanam paksa dimulai sejak tahun 1847. Saat itu, penduduk yang telah lama menanam kopi secara bebas dipaksa menanam kopi untuk diserahkan kepada pemerintah kolonial.
Sistem yang hampir sama juga dilaksanakan di tempat lain seperti Minahasa, Lampung, dan Palembang. Kopi merupakan tanaman utama di Sumatera Barat dan Minahasa.
Adapun lada merupakan tanaman utama di Lampung dan Palembang. Di Minahasa, kebijakan yang sama kemudian juga berlaku pada tanaman kelapa.
Pelaksanaan tanam paksa banyak terjadi penyimpangan, di antaranya sebagai berikut.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 5 Halaman 18 19 20 21 22 23, Ayo Berlatih: Pemerintahan Kolonial Inggris
1. Jatah tanah untuk tanaman ekspor melebihi seperlima tanah garapan, apalagi jika tanahnya subur.
2. Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan waktunya untuk tanaman ekspor sehingga banyak yang tidak sempat mengerjakan sawah dan ladang sendiri.
3. Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi 1/5 tahun.
4. Waktu pelaksanaan tanam paksa ternyata melebihi waktu tanam padi (tiga bulan) sebab tanaman-tanaman perkebunan memerlukan perawatan terus-menerus.
5. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayarkan kembali kepada rakyat ternyata tidak dikembalikan kepada rakyat.
6. Kegagalan panen tanaman wajib menjadi tanggung jawab rakyat/ petani.
Adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan tanam paksa membawa akibat yang memberatkan rakyat Indonesia. Akibat penyimpangan pelaksanaan tanam paksa tersebut antara lain: banyak tanah terbengkalai
sehingga panen gagal, rakyat makin menderita, wabah penyakit merajalela, bahaya kelaparan melanda Cirebon dan memaksa rakyat mengungsi ke daerah lain untuk menyelamatkan diri.
Kelaparan hebat juga terjadi di Grobogan yang mengakibatkan banyak kematian sehingga jumlah penduduk menurun tajam.
Tanam paksa yang diterapkan Belanda di Indonesia ternyata mengakibatkan aksi penentangan.
Berkat adanya kecaman dari berbagai pihak, akhirnya pemerintah Belanda menghapus tanam paksa secara bertahap.
Salah satu tokoh Belanda yang menentang sistem tanam paksa adalah Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli.
Dia menentang tanam paksa dengan mengarang buku berjudul Max Havelaar.
Edward Douwes Dekker mengajukan tuntutan kepada pemerintah kolonial Belanda untuk lebih memperhatikan kehidupan bangsa Indonesia karena kejayaan negeri Belanda itu merupakan hasil tetesan keringat rakyat Indonesia.
Dia mengusulkan langkah-langkah untuk membalas budi baik bangsa Indonesia. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pendidikan (edukasi).
b. Membangun saluran pengairan (irigasi).
c. Memindahkan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya (transmigrasi).
Halaman 32
Ayo Berlatih
Ayo, temukan kosakata baku dan kata serapan pada bacaan yang berjudul “Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda”.
Kemudian, carilah arti katanya. Kamu dapat mencarinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia, bertanya kepada Guru, atau berdiskusi.
Jawaban:
KOSAKATA PADA BACAAN
Kosakata Baku
Kebijakan
Arti: (1) Kepandaian; kemahiran
(2) Rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan
Penyimpangan
Arti:
(1) Proses, cara, perbuatan menyimpang
(2) Sikap tindak di luar ukuran/kaidah yang berlaku
Jatah
Arti:
(1) Jumlah atau banyaknya barang dan sebagainya yang telah ditentukan (untuk suatu maksud atau untuk suatu daerah)
Panen
Arti:
Pemungutan/pemetikan hasil sawah atau ladang
Pajak
Arti:
Pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga beli barang, dan sebagainya
Mengungsi
Arti:
Pergi menghindarkan/ menyingkirkan diri dari bahaya atau menyelamatkan diri (ke tempat yang dirasa aman)
Kecaman
Arti: Teguran yang keras; kritikan; celaan
Kosakata Serapan
Ekspor
Arti :Pengiriman barang dagangan ke luar negeri
Edukasi
Arti:Perihal pendidikan
Irigasi
Arti:Pengaturan pembagian atau pengaliran air menurut sistem tertentu untuk sawah dan sebagainya; pengairan
Transmigrasi
Arti: Perpindahan penduduk dari satu daerah/pulau yang berpenduduk padat ke daerah/pulau lain yang berpenduduk jarang
Halaman 33
Pahamilah bacaan di atas! Tuliskan informasi penting dalam bacaan ke dalam kolom-kolom berikut dengan menggunakan prinsip: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana!
Apakah tanam paksa Itu?
Jawaban:
Sistem yang memaksa rakyat menanam komoditas tertentu dengan peraturan tertentu
Siapakah yang menerapkan tanam paksa itu?
Jawaban:
Pemerintah kolonial Belanda
Di manakah tanam paksa itu dilaksanakan?
Jawaban:
Di Pulau Jawa, Sumatra Barat, Minahassa, Lampung dan Palembang
Bagaimana tanam paksa dilaksanakan?
Jawaban:
Sistem tanam paksa dimulai sejak tahun 1847, ketika penduduk yang telah lama menanam kopi secara bebas dipaksa menanam kopi untuk diserahkan kepada pemerintah kolonial
Apa akibat tanam paksa itu?
Jawaban:
Akibat penyimpangan pelaksanaan tanam paksa antara lain: banyak tanah yang terbengkalai sehingga panen gagal, rakyat makin menderita, wabah penyakit merajalela, bahaya kelaparan di Cirebon yang memaksa rakyat mengungsi ke daerah lain untuk menyelamatkan diri, kelaparan hebat di Grobogan sehingga banyak terjadi kematian dan menyebabkan jumlah penduduk menurun tajam
Siapakah penentang tanam paksa itu?
Jawaban:
Rakyat Indonesia dan Douwes Dekker
Ayo membaca
Peristiwa Perlawanan terhadap Portugis
Pada awalnya, Portugis diterima dengan baik oleh raja setempat dan diizinkan mendirikan benteng.
Namun, lama-kelamaan, rakyat Ternate mengadakan perlawanan karena Portugis serakah, ikut campur dalam pemerintahan, membenci agama rakyat Ternate, dan bersikap sewenang-wenang.
Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dengan Tidore melawan Portugis sehingga Portugis terdesak.
Pada waktu terdesak, Portugis mendatangkan bantuan dari Malaka dipimpin oleh Antoni Galvao sehingga Portugis mampu bertahan di Maluku.
Pada tahun 1565, rakyat Ternate bangkit kembali di bawah pimpinan Sultan Hairun.
Portugis berusaha menangkap Sultan Hairun, tetapi rakyat bangkit untuk melawan Portugis dan berhasil membebaskan Sultan Hairun dan tawanan lainnya.
Akan tetapi, Portugis melakukan tindakan licik dengan mengajak Sultan Hairun berunding. Dalam perundingan, Sultan Hairun ditangkap dan dibunuh.
Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putra Sultan Hairun).
Pada tahun 1574, benteng Portugis dapat direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan menetap di Timor-Timur sampai tahun 1975.
Ayo Berlatih
Berdasarkan bacaan di atas, isilah kolom-kolom berikut sesuai dengan informasi yang kamu dapatkan dari bacaan!
Halaman 35
1. Alasan Ternate melakukan perlawanan:
Jawaban:
Ternate melakukan perlawanan karena Portugis serakah, selalu ikut campur dalam pemerintahan Ternate, membenci agama rakyat Ternate, dan bersikap sewenang-wenang
2. Pemimpin rakyat Aceh dan Ternate yang melakukan perlawanan:
Jawaban:
Aceh:
Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528)
Sultan Alaudin Riayat Syah (1537-1568)
Sultan Iskandar Muda (1607-1636)
Ternate:
Sultan Hairun
Sultan Baabullah
Hasil perlawanan
Aceh:
Berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa Portugis
Mengusir Portugis yang bersekutu dengan Johor
Ternate:
Benteng Portugis dapat direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu. Akhirnya, Portugis menguasai dan menetap di Timor Timur (sekarang negara Timor Leste)
Demikian kunci jawaban tema 7 kelas 5 halaman 30 31 32 33 34 35, kegiatan siswa ayo membaca: apa itu sistem tanam paksa? sesuai dengan buku tematik subtema 1 pembelajaran 3.
Disclaimer
Kunci jawaban diatas bersifat alternatif jawaban sehingga para siswa bisa memberikan eksplorasi jawaban lain.
Kunci jawaban soal diatas bisa saja berbeda sesuai dengan pemahaman tenaga pengajar atau murid. (*)