Piala Dunia 2022 Qatar
Pria Nekat Bentangkan Spanduk Tragedi Kanjuruhan di Piala Dunia 2022, Aremania: Harus Usut Tuntas!
Seorang Aremania nekat membentangkan spanduk dan baju bertulisan "usut tuntas kanjuruhan" di laga Piala Dunia 2022 Qatar Swiss vs Kamerun.
TRIBUN-BALI.COM – Dalam pagelaran Piala Dunia 2022 Qatar, banyak orang memanfaatkan event empat tahunan sebagai tempat menyuarakan aspirasi, salah satunya Harie Pandiono ini.
Harie Pandiono merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) sekaligus salah satu pendukung Arema FC atau suporter Aremania.
Ia memanfaatkan event Piala Dunia 2022 tersebut untuk meminta pemerintah Indonesia mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan yang memakan korban sebanyak 138 orang.
Ia membentangkan sebuah poster dan kaos yang menyerukan pengusutan tuntas terhadap Tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: Prediksi Skor Piala Dunia 2022, Tunisia vs Australia, Skor, Head to Head, dan Link Live Streaming
Aksi itu dilakukannya pada laga Swiss vs Kamerun yang berlangsung di Stadion Al Janoub, Al Wakrah, Qatar Kamis, 24 November 2022 malam WIB.
Menurut penuturan Harie, ia sempat ditangkap oleh otoritas setempat karena poster dan kaos dengan tulisan bahasa Indonesia yang ia bentangkan dikira berisi pesan terkait LGBT maupun politik. Hal tersebut dilarang selama Piala Dunia Qatar 2022.
"Mosok tulisan kaos/banner Iki mengandung: LGBT, hate speach, politik, atau rasisme? statuta FIFA yang mana saya langgar?" katanya lewat akun Twitter @arema_98.
KOMPAS.TV sudah menghubungi Harie dan mendapatkan izin untuk mengutipnya.
Baca juga: BOCORAN Statistik Prancis vs Denmark di Piala Dunia 2022 Sabtu 26 November 2022 Malam ini
Harie lantas bercerita, ketika di stadion, ia sempat berdebat dengan petugas keamanan pada laga itu.
Akhirnya ia ditangkap, lalu dibebaskan usai 40 menit berbicara dengan mereka, serta menjelaskan apa itu Tragedi Kanjuruhan dan pesan yang dibawanya.
"Debat dengan Security Officer tadi pagi. Akhirnya saya direlease setelah 40menit "diajak ngopi". Saya dibanned ga masalah, gak penting bal-balane (tidak masalah pertandingan bolanya, red)," tambahnya.
Harie dalam pengakuannya yang dikutip situs WeAremania, mengatakan terbang dari tempat kerjanya di Kenya, negara di bagian timur benua Afrika, dan tiba di Qatar pada 22 November.
Baca juga: Hampir 2 Bulan Tragedi Kanjuruhan Berlalu, Skuat Arema FC Mulai Latihan Normal
Sementara atribut kaos, poster, dan spanduk yang dibawanya, dikirim langsung dari Malang.
"Daripada banner disita, mending keluar stadion. Tak ada sepak bola sebanding 135 nyawa saudaraku," katanya.
Selain bawa poster, ia juga membawa sejumlah baju bertuliskan protes atas penggunaan gas air mata.