Berita Jembrana

3 Desa di Pesisir Jembrana Jadi Wilayah Zona Merah Tsunami Hingga Tak Punya Jalur Evakuasi

3 Desa Tak Punya Jalur Evakuasi, Jadi Wilayah Zona Merah Tsunami, Bakal Dibuatkan Tempat Evakuasi Sementara Setinggi 15 Meter

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/ I Made Prasetia
Peta Bahaya Tsunami di Jembrana yang terpasang di Kantor BPBD Jembrana, Rabu 30 November 2022. 

NEGARA, TRIBUN BALI - Sebanyak 3 Desa di pesisir Kabupaten Jembrana menjadi wilayah zona merah tsunami. Tiga wilayah ini disebutkan kesulitan mencapai zona aman saat terjadi tsunami karena tak punya akses evakausi. BPBD Jembrana pun menyebut pihak World Bank (Bank Dunia) bakal membantu pembangunan gedung setinggi 15 meter bernama tempat evakuasi sementara.

Menurut data yang diperoleh, tiga desa yang dimaksud diantaranya Perancak, Air Kuning dan Yeh Kuning. Tiga desa ini terletak di Kecamatan Jembrana. 

"Ada tiga desa yang masuk zona merah tsunami di Jembrana," kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra sata dikonfirmasi, Rabu 30 November 2022.

Dia menjelaskan, tiga desa ini masuk zona merah karena tak memiliki atau kesulitan untuk evakuasi. Bahkan, warga di tiga desa tersebut sudah pernah gladi lapang pada 2019 lalu. Selain itu, kecepatan air sudah diukur. Jika di wilayah Kuta, Badung itu mencapai 15-17 meter, di Jembrana mencapai 20-22 meter.

"Jika lari dari titik lokasi warga tiga desa ini sampai ke zona aman, tidak nutut 22 menit itu," ungkapnya.

Sehingga, kata dia, pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah pusat atau melalui world bank untuk membantu bangunaan gedung tempat evakuasi sementara.

Menurut Agus, hingga saat ini pihaknya masih menyisir lahan atau tanah milik pemerintah. Sebab, jika akan mendapat bantuan gedung tersebut harus menyediakan lahan. Ketika clear, nantinya gedung itu memiliki tinggi sekitar 15 meter dan bagian bawah bisa dimanfaatkan sebagai pasar ikan. 

"Saya usulnya dibuatkan temat evakuasi sementara. Itu gedungnya yang tinggi sekitar 15 meter seperti di Serangan," katanya.

Disinggung mengenai lokasi lahan, Agus menyebutkan masih belum pasti karena masih mengecek. Dia masih menyisir lahan milik Pemkab Jembrana maupun milik desa di tiga wilayah tersebut. 

"Pengecekan dari dari BNPB dan BMKG juga sudah dilakukan. Kita hanya tinggal siapkan lahan. Nanti world bank juga akan ngecek di Januari 2023 mendatang," tandasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved