Program Desa Devisa, Kopi Robusta Indonesia Berhasil Diekspor ke Mesir

Kopi produk Indonesia tepatnya di Desa Devisa Kopi Subang melalui Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah sukses melepas ekspor komoditas unggulan kopi

Istimewa
19,2 Ton kopi robusta di Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang Jawa Barat saat akan dikirim ke Mesir beberapa hari lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG -  Program Desa Devisa Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)  atau Indonesia Eximbank kembali mencatatkan kesuksesan.

Kopi produk Indonesia tepatnya di Desa Devisa Kopi Subang melalui Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah sukses melepas ekspor komoditas unggulan kopi robusta dengan volume 19,2 ton ke Mesir beberapa waktu lalu.

Baca juga: Kuliner Bali, Kopi Butter Jadi Rekomendasi Tempat Ngopi di Kota Denpasar


Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Gerald Grisanto mengatakan, ekspor ini merupakan kali keduanya yang telah dilakukan oleh Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah yang berlokasi di Desa Cisalak, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang Jawa Barat.

Diakui sejak pendampingan dan pelatihan yang telah diberikan LPEI kepada para petani kopi Subang, jumlah pendapatan desa meningkat sebesar 60 persen dari sebelumnya.


"LPEI sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan RI terus membuka lebar potensi ekspor komoditas unggulan daerah melalui program Desa Devisa."

Baca juga: Desa Wisata, Kopi dan Diaspora Toraja Tandai Launching TribunToraja.com, Portal Ke-68 TribunNetwork

"Melalui program ini, kami berkomitmen mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan hingga menciptakan kepastian hasil panen bagi petani," ujar Gerald pada pres rilisnya Sabtu 31 Desember 2022.


Lebih lanjut Gerald berharap program Desa Devisa dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa.

Selain itu juga memperkuat kualitas dan kuantitas serta daya saing komoditas yang sesuai dengan standar ekspor sehingga dapat terus eksis di tingkat global.


Selain kopi robusta, Desa Devisa ini memiliki komoditi unggulan lain, yaitu kopi arabika yang juga telah berhasil diekspor sebanyak 18 ton ke Arab Saudi tahun 2021 lalu.

Adapun komoditas kopi dibudidayakan oleh 208 petani di bawah naungan Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah yang tersebar di 6 desa, yaitu Cisalak, Nagrak, Cupunagara, Darmaga, Sukakerti, dan Pasanggrahan.


Lebih lanjut Gerald menyebutkan, program Desa Devisa ini telah disesuaikan dengan kebutuhan para petani kopi Subang beserta koperasi dalam mengelola lahan produksi dan menjalankan bisnisnya. 


"Pendampingan Desa Devisa Kopi Subang difokuskan pada tiga aspek, yaitu akses pasar, kapasitas produksi, dan pencatatan keuangan."

"Pelatihan yang kami berikan diharapkan dapat memperluas akses pasar ekspor, meningkatkan kemampuan budidaya dan pengolahan tanaman kopi, dan menyempurnakan prosedur penyusunan laporan keuangan," jelas Gerald.


Diakui kedepannya, LPEI akan terus mengambil langkah konkret dalam menciptakan ekosistem ekspor yang terbentuk dari desa-desa di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan diharapkan pula mampu secara konsisten berkontribusi terhadap peningkatan devisa negara.

Hal ini diwujudkan salah satunya dengan memberi kesempatan bagi wilayah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakatnya


"Sebagai bentuk dukungan untuk mendorong ekspor nasional, LPEI senantiasa berupaya secara optimal dalam memberikan pendampingan secara berkelanjutan melalui program Desa Devisa pada daerah dengan komoditas potensi ekspor. Kami harap Desa Devisa Kopi di Subang dapat menjalankan ekspor selanjutnya dengan segera," imbuhnya. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved