Berita Denpasar

Harga Rumah Subsidi Rp 168 Juta, DPD REI Bali Harap Harga Jual Tembus Rp 200 Juta di Pusat Kota

Harga Rumah Subsidi Rp 168 Juta, DPD REI Bali Harap Harga Jual Tembus Rp 200 Juta di Pusat Kota

Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Fenty Lilian Ariani
TB / Arini Valentya Chusni
I Gede Suardita sebagai ketua REI DPD Bali optimis penjualan rumah subsidi meningkat. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Di Awal tahun 2023, DPD REI Bali optimis penjualan rumah subsidi meningkat. 

I Gede Suardita sebagai ketua REI DPD Bali mengatakan sektor pariwisata di akhir tahun 2022 kemarin dimana okupansi hotel overbooking maka berpengaruh langsung pada sektor properti REI Bali.

"Kita yakin selagi pariwisata masih hidup dan ada tamu yang datang ke Bali, maka uang akan mengalir disitu. Rupiah mengalir, dolar mengalir, kita tahu Bali selain sebagai destinasi pariwisata, Bali juga sebagai destinasi properti," ujar Suardita. 

Karena banyaknya aktivitas dimulai di Bali lagi, maka mobilitas masyarakat di Bali mengalami peningkatan. 

Pencapaian penjualan rumah komersil pada tahun 2022 secara akumulasi dari laporan perbankan, khusus pembiayaan KPR tumbuh sebesar 18 persen. Maka target 2023 akan lebih tinggi dari sebelumnya.

Sedangkan untuk rumah subsidi, secara umum pemerintah telah menaikkan anggaran dari 22 Triliun menjadi 25 Triliun untuk tahun 2023. Dimana akan ada 230 ribu kuota hunian rumah bersubsidi secara nasional. 

"Sayangnya kenaikan kuota rumah subsidi belum diimbangi dengan harga jualnya. Apalagi di Bali, pasarannya masih 168 Juta hingga saat ini. Harapan kita, dengan naiknya inflasi di material bangunan, pemerintah sudi kiranya menaikkan harga rumah subsidi layaknya Rp 200 Jutaan lah dan lokasinya bisa di kota," tambah Suardita.

Secara umum, masyarakat Bali membutuhkan rumah subsidi. Selain harganya terjangkau, suku bunganya yang rendah yaitu 5 persen dan tidak terpengaruh SBI.

Saat ditemui Tribun Bali pada Kamis (19/01), I Gede Suardita menambahkan dari 5000 unit bangunan rumah subsidi, 3000 kuota rumah subsidi sudah terjual dan 2000 diantaranya berasal dari unit DPD REI Bali.

Bali dikenal selain destinasi pariwisata juga dikenal sebagai destinasi investasi. Untuk itu, rumah komersil dan villa juga jadi perhatian dari REI Bali yang juga fokus pada design yang berbeda pasca pandemi.

Komoditas perumahan menjadi satu hal yang paling berpengaruh terhadap Garis Kemiskinan (GK) di Bali. Dimana komoditas perubahan berpengaruh sekitar 10,61 persen yang bisa merubah garis kemiskinan di Bali karena beberapa masyarakat sudah miliki hunian tetap.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved