Berita Denpasar
UNHI Bali Rayakan Siwaratri Untuk Pertama Kalinya Pasca Pandemi, Tetap Khusuk Meski Cukup Sepi
UNHI melaksanakan persembahyangan bersama dalam rangka Hari Suci Siwaratri
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kampus Universitas Hindu Indonesia (UNHI) melaksanakan persembahyangan bersama dalam rangka Hari Suci Siwaratri di Denpasar, Bali.
Diketahui UNHI secara rutin terus melaksanakan persembahyangan Hari Suci Siwaratri di kampusnya dengan melibatkan seluruh civitas kampus.
Namun sayangnya, sejak pandemi membelenggu Indonesia, termasuk Bali, persembahyangan offline seperti biasanya ditiadakan.
Pada tahun 2023 ini, untuk pertama kalinya, UNHI bisa kembali melaksanakan persembahyangan Hari Suci Siwaratri secara langsung.
Baca juga: Pemangku Pura Maha Widya Mandira Ungkap Makna Persembahyangan Tengah Malam Siwaratri
Persembahyangan dilaksanakan di Pura Widya Mahamandira UNHI Denpasar yang berlokasi di tengah kampus.
Beberapa rangkaian persiapan telah dilaksanakan sejak Senin 16 Januari 2023 lalu, seperti rapat koordinasi, ngulemin, dan ngayah di lokasi kegiatan.
Hingga tepat pada Jumat 20 Januari 2023 atau pada purwaning Tilem Panglong Empat Belas Sasih Kapitu.
Persembahyangan di kampus Hindu tertua di Bali ini telah dimulai pada pukul 18.00 Wita yang dipimpin oleh Ratu Pranda.
Setelah dilakukan bersama-sama, persembahyangan dapat dilakukan secara mandiri oleh masing-masing pamadeg.
Terpantau oleh wartawan Tribun Bali di lokasi, pemedeg silih berganti berdatangan meski tidak terlalu banyak.
Semua komponen kampus ikut melaksanakan persembahyangan, baik mahasiswa, dosen, bahkan alumni pun turut bersembahyang.
Rianti, seorang alumni UNHI mengatakan ia bersyukur akhirnya UNHI dapat menyelenggarakan persembahyangan Siwaratri kembali.
Perempuan yang pernah belajar di Fakultas Ilmu Agama UNHI ini mengakui pelaksanaan tahun ini tidak seramai sebelum pandemi.
“Ini pertama kali sembahyang Siwaratri setelah dua kali tidak terlaksana karena pandemi. Tapi sekarang agak sepi, tidak seperti dua tahun lalu itu selalu ramai,” tutur Rianti.
Namun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat perantau asal Lampung ini untuk mengikuti persembahyangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.