Berita Bali
Tuai Pro dan Kontra, Gubernur Bali Wayan Koster Heran Banyak Yang Bully Hari Arak Bali
Tuai pro dan kontra, Gubernur Bali Wayan Koster heran banyak yang bully Hari Arak Bali yng ditetapkan jatuh pada 29 Januari 2023.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pasca ditetapkannya tanggal 29 Januari sebagai Hari Arak Bali oleh Pemerintah Provinsi Bali tak sedikit menuai pro dan kontra.
Rupanya komentar-komentar negatif terkait Hari Arak Bali tersebut sudah didengar oleh orang nomor satu di Bali yakni Gubernur Bali, Wayan Koster.
“Berkaitan dengan Kebijakan Gubernur Bali yang berkaitan dengan perlindungan arak Bali. Saya perlu menyampaikan karena di media sosial agak ramai-ramai sedikit komennya itu-itu juga. Saya mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan Gubernur menjadikan Hari Arak Bali. Mengapa itu perlu dilakukan?,” ucapnya pada, Senin 30 Januari 2023 kemarin pada Rapat Paripurna ke-3 DPRD Provinsi Bali.
Lebih lanjutnya ia menjelaskan karena Arak Bali ini sekarang telah memiliki legalitas formal yang sangat kuat.
Terlebih sudah ada Pergub Nomor 1 Tahun 2020 dan Arak Bali telah ditetapkan warisan budaya tak benda pada Oktober 2022 lalu, juga dijadikan sebagai kekayaan intelektual bagi Bali.
Ia juga meyakinkan Arak Bali ini kualitasnya bagus karena proses pembuatannya sangat baik dan tentunya dapat bersaing dengan minuman beralkohol lainnya dari Luar Negeri.
“Saya yakinkan Arak Bali tak kalah bagus dengan Soju Korea dan minuman Luar Negeri lainnya. Sehingga menjadi peluang usaha tidak saja memanfaatkan pasar yang ada di Bali, masyarakat lokal maupun juga masyarakat wisata tapi juga menjadi ekspor. Karena itu Hari Arak Bali tujuannya adalah untuk memanfaatkan dengan baik dan bijak bukan untuk mabuk, kok ribut sekali?,” tanyanya.
Ia pun turut berikan contoh pada masyarakat di Karangasem yang sudah turun temurun hidup dari arak dan mengonsumsi arak.
“Memangnya masyarakat disana (Karangasem) gila semua? Tidak kan. Apakah kriminal di Karangasem juga lebih tinggi dibandingkan Kabupaten lain? Juga tidak, justru sekarang ini akan lebih tertata gitu lho maksudnya. Saya ini orang sekolahan buat kebijakan jadi tidak asal,” tandasnya.
Baca juga: Peringati Hari Arak Bali, Bupati Karangasem Gede Dana Himbau Lestarikan Arak Bali Berbahan Tuak
Ia pun menyamakan kondisi ketika ia membuat kebijakan terkait endek yang juga mendapatkan bully-an dari berbagai pihak.
Yang kini menurutnya usai kebijakan terkait penggunaan endek di Bali sudah dijalankan hasilnya luar biasa karena menjadi ekonomi kerakyatan dan sudah mendunia. Begitu juga dengan produk lokal lainnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.