Berita Bali

Kisah Perampokan Terbesar Sepanjang Masa di Bali Dituangkan di Film Tanpa Ampun, Komjen Golose Nobar

Kisah penanganan kasus perampokan terbesar sepanjang masa yang terjadi Bali tahun 2017 oleh 4 WNA asal Rusia dituangkan dalam film.

Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Kepala BNN RI, Komjen Pol Petrus Reinhard Golose saat nonton bareng film Tanpa Ampun bersama para pemeran film, di XXI Level 21 Mall, Denpasar, Bali, pada Kamis 2 Februari 2022 malam. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -  Kisah penanganan kasus perampokan terbesar sepanjang masa yang terjadi Bali tahun 2017 oleh 4 Warga Negara Asing (WNA) asal Rusia dituangkan dalam Film Tanpa Ampun yang mulai tayang 2 Februari 2023 di seluruh bioskop Indonesia


Pada 2017 sekelompok penjahat asal Rusia yang tinggal di Bali melakukan aksi besar-besaran perampokan bank dan pembobolan mesin anjungan tunai mandiri (ATM). 


Aksi mereka dimulai dari merampok senjata laras panjang milik anggota Polisi yang berjaga di Hotel Ayana Jimbaran. 

Baca juga: Festival Film Kemanusiaan di Bali Tanamkan Nilai Kemanusiaan Sesuai dengan Budaya Bali


Mereka kerap melakukan aksi perampokan dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan topeng.


Kapolda Bali yang kala itu dijabat oleh Komjen Pol Dr. Drs Petrus Reinhard Golose menurunkan lima anggota terbaik pilihannya untuk mengejar dan mengusut tuntas para perampok tersebut.


Komjen Golose yang saat ini menjabat Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia menonton langsung film garapan sutradara M. Yusuf itu bersama para pemeran film di XXI Level 21 Mall, Denpasar, Bali, pada Kamis 2 Februari 2023 malam.

Baca juga: Lirik Lagu Lift Me Up dari Rihanna, Menjadi Soundtrack dari Film Terbaru Black Panther


Golose menjelaskan, bahwa film ini diinisiasi pada waktu dirinya menjabat Kapolda Bali yang dikenal dengan tagline Narkoba Premanisme No Way. 


Komjen Golose saat itu membentuk Satgas Countering Transnational Organized Crime (CTOC).


"Kejadian di Bali yaitu perampokan pengambilan senjata-senjata polisi saya perintahkan pada saat itu Pak Ruddi Setiawan sebagai Kapolresta Denpasar menjadi wakil komandan satgas CTOC," kata Golose dijumpai Tribun Bali usai nonton bareng.

Baca juga: BaliMakarya Film Festival 2022 Dibuka, Bali Akan Keluarkan Pergub Tentang Perfilman


"Kemudian terjadi rangkaian perampokan di Bali yang melibatkan para pelaku meewbut senjata kemudian dengan real case-nya dengan ketelitian daripada CTOC Satgas maka diungkap kasus tersebut pada waktu Pak Ruddi sudah jadi Kapolresta, dulu Kombes Pol sekarang sudah jadi Beigjen," imbuhnya.


Pesan yang disampaikan film ini, dijelaskan Golose adalah menunjukkan profesionalisme kepolisian di daerah Bali dan jajaran.


"Ditampilkan tim tim kepolisian dari tim Identifikasi, Kedokteran Polisi, Brimob, CTOC, Command Center yang merupakan suatu kesatuan, inilah profesionalisme yang harus ditunjukan oleh kepolisian dan ini ada di Bali," kata dia 


"Luar biasa sutradara meramu cerita ujarnya. Tapi ada koreksi saya, ini sering sekali polisi dipukul, at the end polisi menang, penanganan profesional," tuturnya dengan tertawa.


Komjen Golose meskipun saat ini sudah tidak di Bali, yang dulu dikenal dengan ketegasannya itu lagi lagi menegaskan tidak ada ruang untuk premanisme di Bali  


"Tidak boleh ada premanisme di Bali, kalau ada maka akan berhadapan dengan jajaran Polda Bali. Saya sebagai Kepala BNN siap membuat Bali lebih aman dan nyaman bagi turis dan wisatawan yang berlibur di bali," ujarnya. 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved