Fiki Naki

Tugba Makin Mahir Bahasa Indonesia dan Fiki Naki Tertinggal Kuasai Bahasa Turki, Ini Penjelasannya

Walaupun menguasai beberapa bahasa asing, tapi untuk belajar bahasa Turki, Fiki Naki akhirnya mengakui bahwa dirinya tertinggal.

Editor: Sabrina Tio Dora Hutajulu
Tangkapan layar Instagram @fikinakii
Tugba Makin Mahir Bahasa Indonesia dan Fiki Naki Tertinggal Kuasai Bahasa Turki, Ini Penjelasannya 

Berpatokan pada kategori yang disusun Foreign Service Institute itu, kita akan tahu mengapa Tugba lebih cepat memahami bahasa Indonesia, dan mengapa pula Fiki Naki tidak cepat untuk menguasai bahasa Turki.

Menurut kategori Forteign Service Institute, ternyata tingkat kesulitan bahasa Indonesia memang lebih kecil dibandingkan dengan tingkat kesulitan bahasa Turki.

Menurut Foreign Service Institute atau FSI, bahasa Turki masuk ke dalam kategori “bahasa sulit”.

Tingkat kesulitan bahasa Turki itu sejajar dengan tingkat kesulitan bahasa Hindi India, bahasa Tamil, bahasa Thailand, bahasa Vietnam, dan bahasa Finlandia.

Untuk menguasai bahasa Turki hingga tingkat lancar, menurut FSI, seorang pembelajar butuh waktu 44 minggu atau 1.100 jam pelajaran di kelas secara intensif.

Sedangkan untuk menguasai bahasa Indonesia, waktu yang dibutuhkan lebih pendek.

Seorang pembelajar hanya butuh waktu 36 minggu penuh atau 900 jam pelajaran di kelas secara intensif untuk bisa lancar berbahasa Indonesia.

Melihat data yang diungkapkan oleh Foreign Service Institute itu, maka bisa dimaklumi jika Fiki lebih sulit dalam menguasai bahasa Turki, karena memang tingkat kesulitan bahasa Turki lebih besar dibandingkan dengan bahasa Indonesia.

Seorang warga Turki yang mahir bahasa Indonesia dan juga pengajar bahasa Turki di kalangan warga negara Indonesia, yakni Rumeysa Yaman, mengungkapkan bahwa belajar bahasa Indonesia lebih mudah.

Salah-satu contoh mudahnya bahasa Indonesia, untuk mengubah kata tunggal menjadi jamak, orang cukup mengulangi kata tersebut.

Misalnya, “anak” yang kata tunggal, untuk jadi kata jamak, tinggal ditambahi kata yang sama, sehingga jadilah “anak-anak”.

Selain itu, dalam bahasa Indonesia tidak dikenal kata kerja berdasarkan kewaktuan atau tenses.

Karena itu, jika seseorang ingin menyampaikan sesuatu di masa lalu, ia tinggal menambahi kata “telah” atau ”sudah”.

Sedangkan untuk menyampaikan sesuatu yang akan terjadi di masa datang, penutur bahasa Indonesia tinggal menambahi kata “akan” atau “bakal”.

Data dari situs polyglotgeek.com pun menguatkan kesimpulan tentang kecilnya tingkat kesulitan bahasa Indonesia.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved