Gempa Turki

Gempa Turki-Suriah: Korban Tewas Capai 21.051 Jiwa, Jutaan Anak di Barat Laut Suriah Butuh Makanan

Berikut ini adalah update korban tewas akibat gempa Turi dan Gempa Suriah yang terjadi pada Senin 6 Februari 2023.

Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
AFP/OMAR HAJ KADOUR
Sebuah gambar udara menunjukkan penyelamat mencari korban dan penyintas di puing-puing bangunan di desa Besnaya di provinsi Idlib barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak di perbatasan dengan Turki setelah gempa bumi, pada 7 Februari 2023. - Update korban tewas akibat gempa bumi di Turki dan Suriah telah meningkat di atas 21.051. (Photo by Omar HAJ KADOUR / AFP) 

Gempa Turki-Suriah: Korban Tewas Capai 21.051 Jiwa, Jutaan Anak di Barat Laut Suriah Butuh Makanan

TRIBUN-BALI.COM - Berikut ini adalah update korban tewas akibat gempa Turi dan Gempa Suriah yang terjadi pada Senin 6 Februari 2023.

Per hari ini, Jumat 10 Februari 2023, total korban tewas akibat Gempa Turki dan Suriah mencapai  21.000 jiwa.

Jumlah tersebut pun meningkat pesawat saat tim penyelamat menyisir ribuan puing-puing bangunan yang telah rata dengan tanah.

Melansir dari Al Jazeera, pihak otoritas Turki melaporkan jika jumlah korban tewas per Kamis 9 Februari 2023 berada di angkat 17.674 orang.

Sedangkan, di Suriah sendiri sebanyak 3.377 jiwa harus kehilangan nyawa akibat gempa berkekuatan 7.7 magnitudo itu.

Peluang untuk menemukan korban selamat semakin menipis setelah 72 jam berlalu sejak gempa bumi.

Saat upaya penyelamatan berlanjut, puluhan ribu orang yang selamat dievakuasi dari kota-kota Turki yang paling parah terkena dampak.

Baca juga: Dahsyat, Gempa Bumi Turki dan Suriah Tewaskan 20 Ribu Jiwa, Diperkirakan Masih Bertambah

Sementara itu, warga sipil di kota-kota Suriah membantu menguburkan korban tewas akibat gempa.

Anak-anak di Seluruh Barat Laut Surih Membutuhkan Tempat Berlindung dan Makanan

Save the Children mengatakan jutaan anak di seluruh barat laut Suriah sangat membutuhkan makanan, tempat tinggal dan pakaian hangat setelah gempa yang menghancurkan rumah dan bangunan penting.

Badan amal anak-anak yang berbasis di Inggris mengatakan mulai menyediakan jatah makanan darurat dan tenda di daerah tersebut.

“Situasi di barat laut Suriah tidak seperti krisis lain di dunia saat ini," kata Kathryn Achilles, direktur advokasi, media dan komunikasi Save the Children Syria dalam sebuah pernyataan.

Pemandangan dari udara ini menunjukkan penduduk mencari korban dan penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di desa Besnia dekat Harim, di provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah di perbatasan dengan Turki, pada 6 Februari 2022. - Ratusan orang dilaporkan tewas di Suriah utara setelah gempa berkekuatan 7,8 yang berasal dari Turki dan dirasakan di seluruh negara tetangga. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengirimkan tim ahli dan penerbangan khusus berisi pasokan medis ke Turki dan Suriah. (Photo by Omar HAJ KADOUR / AFP)
Pemandangan dari udara ini menunjukkan penduduk mencari korban dan penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di desa Besnia dekat Harim, di provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah di perbatasan dengan Turki, pada 6 Februari 2022. - Ratusan orang dilaporkan tewas di Suriah utara setelah gempa berkekuatan 7,8 yang berasal dari Turki dan dirasakan di seluruh negara tetangga. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengirimkan tim ahli dan penerbangan khusus berisi pasokan medis ke Turki dan Suriah. (Photo by Omar HAJ KADOUR / AFP) (AFP/OMAR HAJ KADOUR)

"Dari kehilangan anggota keluarga hingga rumah, hingga tidak ada makanan atau air bersih, efek riak dari bencana ini telah mempengaruhi setiap anak,” paparnya.

Achilles menambahkan bahwa kedatangan truk-truk bantuan dari PBB yang pertama disambut baik, namun persedian masih sangat kurang.

Save the Children bekerja dengan organisasi mitra di Suriah barat laut untuk memastikan tempat penampungan sementara, yang memiliki lantai berinsulasi, akan membuat orang tetap hangat.

Mereka juga menyediakan pakaian hangat untuk anak-anak seperti topi wol.

Cabut Sanksi Terhadap Suriah

Organisasi Bulan Sabit Merah Suriah telah meminta negara-negara Barat untuk mencabut sanksi terhadap negara tersebut untuk memfasilitasi upaya bantuan kemanusiaan.

"Cabut sanksi ekonomi yang dikenakan pada Suriah dan rakyat Suriah," kata Presiden Bulan Sabit Merah Suriah, Khaled Hboubati.

"Buka jalan bagi kami, kami siap memberikan bantuan, kami siap memberikan bantuan melalui jalur lintas dan mengirimkan konvoi bantuan ke Idlib," imbuhnya.

Dikutip dari Al Jazeera, Kamis 9 Februari 2023, dia pun meminta dukungan dari berbagai lembaga internasional, mulai dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga Uni Eropa (UE).

Baca juga: Khawatir Ada Gempa Susulan, Keluarga di Bali Berharap PMI di Turki Baik-baik Saja

"Saya meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan negara-negara di Uni Eropa dan Program USAID untuk mendukung,”l" tegas Hboubati.

Perlu diktahui, saat ini pemerintah Suriah tetap berada di bawah sanksi berat yang ditujukan untuk mengisolasi negara itu secara ekonomi.

Ini dilakukan sebagai respons atas pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terdokumentasi secara luas sejak perang dimulai pada 2011.

(*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Update Gempa Turki-Suriah: Korban Tewas Gempa Naik Pesat, Kini Jadi 21.051 Orang.

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved