Fiki Naki

Fiki Naki - Tugba dan Berisiknya Netizen: Wujud Kepedulian Ataukah Gejala Cinta Obsesif?

Ada netizen yang menganggap bahwa kepulangan sendiri Tugba ke Turki itu menandakan tidak adanya support penuh pihak Fiki Naki terhadap Tugba.

Penulis: Sunarko | Editor: Sabrina Tio Dora Hutajulu
tangkapan layar instagram stories Tugba (Tugkiara)
Fiki Naki - Tugba dan Berisiknya Netizen: Wujud Kepedulian Ataukah Gejala Cinta Obsesif? 

Pengaruh positif relasi parasosial akan terjadi apabila fans dan idola bisa bekerjasama dan bersinergi untuk tujuan-tujuan kebaikan. Misalnya, penggalangan dana kemanusiaan, aksi bersama untuk pelestarian lingkungan, dan berbagai kegiatan sosial serta edukatif lainnya.

Di sini, dengan memanfaatkan akun medsosnya, biasanya sang idola menginspirasi dan mendorong netizen yang jadi fans-nya untuk berbuat kebaikan.

Namun, relasi parasosial bisa berubah menjadi negatif dan bahkan petaka ketika kecintaan fans terhadap sang idola sudah melampaui batas-batas kewajaran, sehingga terjadi apa yang disebut sebagai Obsessive Love Disorder atau Gangguan Cinta Obsesif.

Cinta Obsesif yang mengganggu ini terjadi saat seseorang memiliki keinginan yang sangat berlebihan atau terlalu fanatik terhadap orang yang diidolakannya.

Di antara gejala-gejala orang yang mengalami Gangguan Cinta Obsesif ialah, dia merasa lebih tahu apa yang baik dan apa yang tidak baik bagi idolanya. Bahkan lebih jauh lagi, mereka ingin campur tangan, mengatur dan mendikte sang idola.

Dikte dan campur tangan itu mereka lampiaskan melalui pernyataan dan komentar di akun media sosial milik sang idola atau akun orang-orang dekat sang idola.

Dalam ilmu psikologi, Cinta Obsesif ini sudah masuk kategori gangguan mental.

Kegaduhan netizen perihal kepulangan sendiri Tugba ke Turki itu bisa diambil hikmahnya.

Setidaknya, Fiki Naki dan keluarga kini mulai mengenali realitas dunia fans dengan segala dinamika dan variasinya, Kadang netizen bisa lembut, santun dan supportif; namun kadang bisa kasar, vulgar dan keras.

Perlu juga dipertimbangkan oleh Fiki Naki untuk mulai belajar tentang ilmu dan strategi komunikasi serta public relations guna menghadapi publik secara lebih profesional dan canggih.

Dengan ketenaran Fiki yang terus menanjak, dan dibarengi mulai kuatnya pesona Tugba di kalangan netizen Indonesia, perhatian publik tentu akan lebih meningkat terhadap mereka.
Makin tinggi sebuah pohon, terpaan angin akan makin kencang.

Makin bersinar popularitas duo Fiki Naki & Tugba, maka akan makin besar sorotan publik terhadap apapun hal yang dikerjakan oleh Fiki dan Tugba.

Dengan makin besarnya sorotan publik terhadap bintang idola, maka makin diperlukan skill dan ilmu komunikasi yang canggih dari sang idola dalam berinteraksi dan menghadapi mereka. Apalagi jika muncul isu tak sedap, rumor dan gunjingan negatif terkait sang idola.

Ilmu komunikasi mengajarkan, gunjingan dan tudingan negatif publik serta rumor, tidak selalu harus direaksi dengan suatu tanggapan berupa penjelasan jika memang itu tidak diperlukan.

Apabila situasinya belum kondusif untuk menjawab suatu isu, memilih diam atau tidak memberi tanggapan adalah juga suatu bentuk respon. Yakni respon non-verbal.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved