Berita Nasional
Evakuasi Belum Berhasil, Titik Jatuh Helikopter Kapolda Jambi Disebut Jarang Dilewati Orang Biasa
Proses evakuasi rombongan Kapolda Jambi hingga saat ini belum berhasil dievakuasi.
Evakuasi Belum Berhasil, Titik Jatuh Helikopter Kapolda Jambi Disebut Jarang Dilewati Orang Biasa
TRIBUN-BALI.COM, JAMBI - Proses evakuasi rombongan Kapolda Jambi hingga saat ini belum berhasil dievakuasi.
Adapun lokasi pendaratan darurat helikopter rombongan Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono di Bukit Tamiai, Kerinci.
Lokasi tersebut pun disebut merupakan wilayah yang jarang ditempuh warga biasa.
Dilansir dari Tribunnews.com, Depati Muara Langkap, Mukhri Soni mengungkapkan helikopter tersebut terbang cukup mengikuti alur sungai Batang Merangin.
Namun ternyata sudah terlalu jauh ke kiri.
"Kita tidak mau merintangi evakuasi dan semoga proses evakuasi hari ini berjalan lancar, tapi ada yang terlewatkan dari evakuasi ini," kata Mukhri Soni dikutip dari Kompas.com, Selasa 21 Februari 2023.
Ia mengatakan yang terlewatkan itu adalah kearifan lokal masyarakat dan larang pantang dalam hutan.
Kondisi darurat disadarinya memang kadang membuat tindakan harus cepat, termasuk menggunakan teknologi GPS, yang memotong jalur sehingga jarak dan waktu perjalanan bisa lebih singkat.
Baca juga: Dua Kapolda Pimpin Evakuasi Kapolda Jambi Dkk, Helikopter Super Puma Menuju Bukit Kerinci
"Ada larang pantang yang dilanggar. Renah Si Hijau dan Gunung Betuah itu terlarang dimasuki sembarang orang," kata Datuk Soni, sapaan Mukhri Soni.
Seharusnya jalur heli itu cukup mengikuti alur sungai Batang Merangin. Namun ini sudah terlalu jauh ke kiri.
"Jarang heli atau pesawat yang selamat melintas di atas Gunung Batuah dan Renah Si Hijau," kata dia lagi.

Untuk itu, tim evakuasi seharusnya memuliakan kearifan leluhur dengan menghormati alam dan tanah sekitar yang berhutan dan berbukit.
"Secara adat seharusnya minta tolong ke kami Depati Muaro Langkap, melalui sirih sekapur," kata dia.
Sirih sekapur atau pinang ini bermakna minta izin, minta dimudahkan.
Setelah bertemu dengan penguasa wilayah adat, maka depati sebagai perantara yang meminta hajat, berkomunikasi dengan seluruh lapis makhluk hidup yang berada bukit, lokasi helikopter mendarat darurat.
"Tidak banyak, ini sebagai tanda kita menghormati alam raya seperti membawa sirih selembar, pinang. Ya selayaknya seperti sirih orang mengundang," kata Datuk Soni.
"Kita kasihan pada petinggi yang tersandera cuaca buruk," katanya lagi.
Budaya Jambi Yakin Lokasi Jatuhnya Helikopter Jarang Dilewati Orang Biasa
Budayawan Jambi, Nukman menuturkan, masyarakat setempat meyakini bahwa titik jatuhnya helikopter sebagai wilayah yang jarang ditempuh orang biasa.
Ini adalah bagian dari warisan leluhur, kearifan yang turun temurun diwariskan untuk menjaga keseimbangan alam.
Tentu pola kearifan dan pikiran baik itu yang harus diikuti oleh tim evakuasi.
Misalnya mengikuti arah ajun pemilik wilayah, dalam hal ini Depati Muaro Langkap.
Baca juga: KECELAKAAN Helikopter di Hutan Kerinci, TNI AU Kerahkan Helikopter Super Puma dari Bogor
"Pola-pola ini tentu kita terjemahkan dengan baik, dan ini berbeda dengan pendekatan ilmu modern tentunya," katanya.
Tim tentu sudah memedomani pergerakan angin dari gunung ke lembah dan sebaliknya.
Tinggal sejauh mana menggabungkan dua pendekatan ini menjadi satu, pendekatan teknologi modren dan ilmu pengetahuan nenek moyang.
"Kita berdoa semoga semua diberi kekuatan dan kemudan," tutupnya.
Ratusan Personel Dikerahkan Evakuasi Kapolda Jambi
Dilansir dari Kompas.com, Kepala Desa (Kades) Pasar Tamiai, Muklas lewat sambungan telepon pada Selasa 21 Februari 2023 jika ratusan personel diterjunkan untuk mengevakuasi Kapolda Jatim lewat jalur darat.
"Ratusan personel akan mengevakuasi jalur darat," kata Kades Pasar Tamiai, Muklas, melalui sambungan telepon, Selasa (21/2/2023).
Ia mengatakan, laporan langsung dari tim evakuasi jalur darat di posko Tamiai, ratusan personel telah dikerahkan untuk mengevakuasi jalur darat.
Sekarang mereka telah bergerak masuk hutan.

Ratusan personel itu terdiri dari TNI-Polri, Basarnas, masyarakat, dan lainnya.
Sistem evakuasi akan dilakukan secara estafet. Tim evakuasi darat yang sebelumnya telah membangun helipad dengan radius 3 kilometer dari lokasi Rusdi berada.
"Jaraknya ke titik helipad itu cuma 3 kilometer. Jadi sangat memungkinkan evakuasi jalur darat," katanya.
Setelah itu, baru para korban dibawa ke Jambi menggunakan helikopter evakuasi.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Evakuasi Rombongan Kapolda Jambi Belum Berhasil, Tokoh Adat: Ada Larang Pantang yang Dilanggar dan di Kompas.com dengan judul Ratusan Personel Darat Dikerahkan Evakuasi Kapolda Jambi, Evakuasi Udara Dihentikan Sementara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.