Berita Bali
Letkol Teguh Ceritakan Kisah I Ketut Sutama, Puluhan Tahun Hidup di “Gubuk” di Jembrana Bali
Letkol Teguh ceritakan kisah I Ketut Sutama, puluhan tahun hidup di “Gubuk” berukuran 1 x 1,5 Meter di Jembrana, Bali.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA – Komandan Kodim 1617/Jembrana, Letkol Inf Teguh Dwi Raharja menuturkan sebuah kisah memprihatinkan dibalik program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang diinisiasi Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto.
Dirinya sangat tersentuh saat melihat kondisi salah satu rumah sasaran bedah rumah yang dilaksanakan oleh satuannya Kodim 1617/Jembrana di Banjar Kaliakah, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
Letkol Teguh meilhat situasi yang miris dari kehidupan keluarga I Ketut Sutama, buruh tani berusia 60 tahun yang tinggal bersama istri, anak dan dua orang cucunya di sebuah rumah yang seperti terlihat hanya seperti gubuk, dua buah bangunan semi permanen berukuran 1 meter x 1,5 meter.
Selama puluhan tahun mereka bertahan dalam kondisi sedemikian rupa.
“Ada 13 rumah yang kami rehab secara bertahap, yang terakhir ada 7, salah satu sasaran rumahnya yang sangat tidak layak huni hanya berukuran 1-1,5 meter, pakai papan triplek, hanya tertutup pakai kelambu saja, sangat tidak layak, sangat miris,” ujar letkol Teguh kepada Tribun Bali, pada Rabu 22 Februari 2023.
Rehabilitasi dilakukan oleh jajaran Kodim 1617/Jembrana oleh 6 orang prajurit yang memiliki skill pertukangan, pembangunan rumah layak huni untuk keluarga I Ketut Sutama ditargetkan selesai dalam kurun waktu 3 minggu atau tidak sampai satu bulan.
“Saat ini sudah mencapai 50 persen, ya kami bangunkan rumah yang baru di lokasi tersebut kami targetkan 3 minggu yang mengerjakan anggota Kodim 1617 /Jembrana 6 orang yang kemampuan dulunya da di Bataliyon memiliki pengalaman pertukangan jadi bisa sangat cepat,” tutur Teguh.
“Untuk tenaga murni TNI, tidak menggunakan tenaga lainnya” imbuhnya.
Baca juga: Puri Ageng Blahbatuh Anugerahi Panglima TNI Yudo Margono Gelar Ksatria Padma Dharma Utama
Dalam kondisi yang terbatas Ketut Sutama selalu berusaha untuk memberikan tanggung jawab bagi anak dan cucunya. Kini sang anak bekerja sebagai buruh pasar.
Dua cucunya juga harus tinggal dengan kondisi yang sangat tidak layak padahal perkembangannya sebagai generasi penerus perlu diperhatikan dari segi kesehatan maupun pendidikan.
“Rehab ini juga tujuannya untuk bagaimana generasi oenerus tetap semangat dalam belajar, bersekolah, tidak terhalang kondisi yang tidak nyaman, rumahnya seringkali mengalami kebocoran bila hujan turun dan rumahnya seringkali kemasukan serangga yang akhirnya mengakibatkan mereka jarang tidur dengan nyenyak,” jabarnya.
Hal ini sebagai tindaklanjut dari Kodam IX/Udayana melalui program rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) sebagaimana yang telah diprogramkan TNI AD.
Rehabilitasi RTLH dilaksanakan di tiga wilayah Kodam IX/Udayana yaitu di Provinsi Bali, NTB dan NTT (Bali-Nusra).
Hal ini sesuai dengan instruksi Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, bahwa TNI Angkatan Darat harus hadir di tengah-tengah rakyat dan menjadi solusi terhadap kesulitan masyarakat.
"Sampai dengan Triwulan I Tahun 2023 ini Kodam IX/Udayana melaksanakan program rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi masyarakat miskin atau kurang mampu sebanyak 100 unit rumah yang dalam penentuan rehabilitasi RTLH tersebut dilakukan pendataan dan dipilih langsung oleh para Babinsa yang lebih tahu kondisi wilayah binaannya," papar Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto
Lebih lanjut Pangdam menyampaikan, bahwa pelaksanaan di Triwulan I ini sudah mulai dikerjakan sejak tanggal 1 Februari 2023 dengan target waktu pengerjaan sekitar satu hingga satu setengah bulan.
"Dalam pelaksanaannya di lapangan, Kodam IX/Udayana bersinergi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya sehingga program ini tepat sasaran dan tepat manfaat," kata dia.
Program RTLH merupakan salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan karena salah satu tolak ukur faktor kemiskinan yaitu adanya rumah tidak layak huni yang ditempati masyarakat.
Program ini menyasar di wilayah Korem 161/Wira Sakti, NTT sebanyak 30 unit rumah, wilayah Korem 162/Wira Bhakti, NTB dilaksanakan sebanyak 30 unit rumah, serta di Provinsi Bali yang merupakan wilayah Korem 163/Wira Satya melaksanakan rehabilitasi terhadap 40 unit rumah warga.
"Semoga apa yang diupayakan dan dikerjakan oleh Kodam IX/Udayana bisa memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih serta kepedulian yang bisa dilakukan dengan kemampuan yang dimiliki," harapnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.