Berita Bali
Tampil Beda, Ogoh-ogoh Bangkung Tidak Jadi Ogoh-ogoh Utama STT Yowana Dharma Wiguna, Ini Alasannya
Tampil beda, Ogoh-ogoh Bangkung tidak jadi Ogoh-ogoh utama STT Yowana Dharma Wiguna, ini alasannya.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - STT Yowana Dharma Wiguna terkenal dengan ciri khasnya sebagai pembuat ogoh-ogoh bangkung atau celeng (babi).
Ikon ogoh-ogoh ini menjadikan STT yang berlokasi di Banjar Tenten, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar, Bali ini unik dan berbeda dengan STT lainnya.
Kadek Dwi Purnama Putra selaku Ketua STT mengatakan pembuatan ogoh-ogoh bangkung itu tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat Banjar Tenten.
Masyarakat percaya dengan membuat ogoh-ogoh bangkung mereka akan terhindar dari grubug atau wabah.
“Itu kepercayaan di masyarakat sejak dahulu hingga saat ini dan harus dibuat supaya terhindar dari grubug,” kata Kadek Dwi Purnama Putra.
Namun kali ini, STT Yowana Dharma Wiguna melakukan hal yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Mereka akan membuat ogoh-ogoh pengleakan atau cetik yang bertajuk “Sarana Bebai”.
Kadek Dwi menuturkan ia dan anggotanya ingin mengembangkan keterampilan dalam membuat ogoh-ogoh.
Selain itu, ogoh-ogoh Sarana Bebai dibuat agar bisa memberikan variasi dari Banjar Tenten.
“Kami juga ingin berkembang dengan berbagai kreativitas kami, jadi kami ingin membuat jenis ogoh-ogoh lainnya.
Baca juga: Sebelum Pangerupukan, Pemenang Lomba Ogoh-ogoh di Denpasar Akan Menggelar Arak-arakan di Catur Muka
Kalau bangkung terus, pengetahuan dan kreativitas kami mungkin akan stuck di sana-sana saja,” tuturnya.
Sadar kondisi banjarnya yang memiliki kepercayaan terhadap ogoh-ogoh bangkung, Kadek Dwi mengatakan mereka akan tetap membuatnya.
Namun, yang mungkin berbeda adalah ogoh-ogoh bangkung kali ini tidak menjadi ogoh-ogoh utama.
Disamping itu, pembuatan ogoh-ogoh bangkung juga bertujuan untuk melestarikan julukan banjar ogoh-ogoh bangkung yang sudah melekat di Banjar Tenten.
Keputusannya ini jelas menimbulkan pertanyaan di masyarakat, namun Kadek Dwi berusaha untuk memberikan penjelasan terbaiknya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.