Berita Gianyar
Sumber Air di Blahbatuh Gianyar Diduga Tercemar Bakteri Ecoli, Warga: Korbannya Anak-Anak
Dinas Kesehatan Gianyar, Bali memberikan atensi pada sumber air di Kecamatan Blahbatuh. Hal itu pasca banyaknya anak usia 1 sampai 4 tahun diare.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Dinas Kesehatan Gianyar, Bali memberikan atensi pada sumber air di Kecamatan Blahbatuh.
Hal itu pasca banyaknya anak usia 1 sampai 4 tahun yang mengalami diare. Kondisi tersebut diduga akibat sumber air tercemar bakteri ecoli.
Kasus yang terpantau oleh Dinkes Gianyar baru di Desa Pering. Sementara di Banjar Banda, Desa Saba belum dilaporkan ke Dinkes.
Baca juga: Pemkab Gianyar Gelar Lelang Jabatan Ada 1 OPD Baru
Informasi dari warga, kondisi tersebut sudah terjadi sejak beberapa hari lalu, dan para korban masih berjatuhan hingga Kamis 2 Maret 2023 ini.
Para korban pun telah mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit. Mulai dari RSUD Sanjiwani hingga RS Swasta di wilayah Kabupaten Gianyar.
"Korbannya anak-anak. Saudara saya sendiri kena, sekarang sedang dirawat di rumah sakit. Tadinya dibawa ke RSUD Sanjiwani, tapi karena pasiennya banyak jadinya dapat rumah sakit lain," ujar Wayan Etong, seorang warga Banjar Banda.
Baca juga: Pemkab Gianyar Serahkan Bonus Rp9 Miliar ke Atlet dan Cabor Berprestasi di Porprov Bali 2022
Plt Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni saat dikonfirmasi membenarkan adanya kasus tersebut.
Kata dia, pihaknya telah turun ke lapangan. Dia mengungkapkan bahwa kasus ini terjadi akibat sumber air mengandung ecolli.
Kasus ini sudah mencuat sejak dua pekan lalu di Desa Pering, Blahbatuh. Namun Ariyuni pun mengklaim pihaknya telah berhasil menuntaskan kasus di Pering.
Baca juga: Adi Wijaya Jabat Kasi Intel Kejari Gianyar, Ancana Dimutasi ke Kejari Badung
"Di Pering sudah kelar. Kita tangani hampir 2 minggu," ujarnya.
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Gianyar, terdapat 86 orang warga Pering yang terkena. Namun dikonfirmasi bahwa di desa lain juga terkena, Ariyuni mengatakan belum mendapatkan laporan.
"Untuk wilayah Pering, peristiwa tersebut terjadi bulan Februari. Hasil penelusuruan, kami menemukan kasus paling banyak pada kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 32 kasus (37,2 persen) dari kelompok 5-9 tahun 13 kasus (15,1%)," katanya.
Baca juga: Tape Recorder Korsleting di Banjar Intaran Tampaksiring Gianyar Bali, Mobil Hingga Rumah Terbakar
Dia menilai, risiko biasanya muncul jika mengkonsumi air minum dari sumber mata air yang berada di wilayah tersebut dalam keadaan tidak dimasak.
"Berdasarkan gejala klinis, masa inkubasi, dugaan sementara kasus itu disebabkan oleh bakteri phatogen (e.coli, Campylobacter Enteritis) yang mencemari sumber mata air yang digunakan masyarakat untuk kebutuhan masak dan minum tiap hari," jelasnya.
Dalam mencegah hal tersebut terjadi lagi, pihaknya pun telah melakukan pelacakan kasus, kontak dan faktor lingkungan. Pengambilan sampel air dari rumah tangga.
Baca juga: Tiga Hari, 3 Nyawa Melayang Karena Kecelakaan di Jalanan Gianyar Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.