Berita Bali
Pembunuhan Gusti Mirah, Asmara Berujung Maut
Pembunuhan Gusti Mirah, asmara yang berujung maut akibat ingin menguasai harta korban.
Penulis: Putu Candra | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dua pelaku pembunuhan terhadap korban atas nama I Gusti Agung Mirah Agung Lestari telah menjalani sidang secara daring di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar.
Adalah terdakwa Nova Sandi Prasetya (31) dan Rahman (28) yang menjalani sidang dengan berkas dakwaan terpisah.
Kedua terdakwa tersebut dijerat pasal berlapis, dan terancam pidana hukuman mati.

Dibalik peristiwa sadis itu terkuak fakta bahwa terdakwa Sandi Prasetya dan Gusti Mirah yang merupakan pegawai BPD Gianyar Bali itu memiliki hubungan asmara.
Keduanya diketahui telah menjalani hubungan selama satu bulan sebagai sepasang kekasih.
Perkenalan keduanya bermula dari teman terdakwa Sandi Prasetya yang memberikan nomor ponsel Gusti Mirah.
Baca juga: BREAKING NEWS! Terbaru Pengakuan Pelaku Pembunuhan Gusti Mirah, Ternyata Kekasih Korban
Dari sana lah keduanya mulai berkomunikasi hingga menjalin hubungan asmara.
Korban pun beberapa kali pernah datang ke kos Sandi Prasetya yang terletak di Jalan Letu Nengah Duaji, Sukawati, Gianyar.
Motif terdakwa Sandi Prasetya menghabisi nyawa pacarnya itu, hanya karena ingin menguasai hartanya.
Dalam merencanakan aksi pembunuhan itu, Sandi Prasetya tidak sendiri, ia dibantu oleh Rahman.
Usai beraksi, Sandi Prasetya dan Rahman membawa kabur 1 unit mobil Merk Honda Brio Satya E CVT warna hitam Mutiara milik korban.
Juga kedua terdakwa mengambil ponsel dan perhiasan milik korban.
Kedua terdakwa menjual mobil korban seharga Rp 25 juta.
Sandi Prasetya dan Rahman sempat dinyatakan buron oleh pihak Kepolisian Polda Bali, sebelum akhirnya dapat diringkus Kota Bandar Lampung, Sumatera.
Saat buron kedua sempat berpindah tempat persembunyian, dari Jawa Tengah ke Jakarta hingga persembunyian terakhir di Bandar Lampung.
Sebelum penangkapan, petugas kepolisian terlebih dahulu menemukan mobil milik korban yang dibawa kabur keduanya, dan dijual di daerah Boyolali, Jawa Tengah seharga Rp 25 juta.
Kendaraan korban telah pindah tangan dan berganti Nomor Polisi (Nopol).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.