Berita Bali
Terinspirasi Dari Kasus Aborsi, Ogoh-ogoh STT Dwiputra Beri Pesan Untuk Berpikir Sebelum Bertindak
Terinspirasi dari kasus aborsi, Ogoh-ogoh STT Dwiputra beri pesan untuk berpikir sebelum bertindak.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Maraknya kasus aborsi yang terjadi saat ini mengetuk hati seorang Anak Agung Bagus Suendra Diputra.
Pemuda asal Banjar Tegal Agung, Denpasar, Bali, ini kemudian termotivasi untuk memberikan pesan kepada masyarakat luas.
Pesan tersebut dituangkan dalam ogoh-ogoh yang dirancangnya bersama kelompok pemuda-pemudi banjarnya, STT Dwiputra.
Dari tangan-tangan para anggota STT Dwiputra ini lahirlah ogoh-ogoh yang berjudul “Tumbal Rare”.
“Di zaman Kaliyuga ini sangat sering saya melihat dari media sosial banyak berita tentang kasus aborsi atau pembuangan bayi.
Dari sana saya tercetus ingin mencari cerita yang berkaitan dengan hal tersebut untuk membantu mengingatkan kembali agar lebih bertanggung jawab dalam bertindak,” kata Anak Agung Bagus Suendra Diputra.
Pemilik nama sapaan Gung Gus Adi ini mengatakan dalam tutur Kediatmikan, tercatat penyebab Rogo Sanggara Bumi atau malapetaka adalah perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Salah satu contoh perbuatan yang tidak bertanggung jawab adalah dengan melakukan aborsi tersebut.
Dalam ogoh-ogoh karya STT Dwiputra ini terdapat lima tokoh, diantaranya satu tokoh Jro Dalang dan empat tumbal Rare atau tuyul.
Baca juga: Sempat Tertimpa Ambrukan Plafon, Ogoh-ogoh STT Bhuwana Kerti Denpasar Pastikan Tetap Selesai
Seorang dalang ini diceritakan telah menekuni wariga kala-kala yang akhirnya memberikan kekuatan untuk menentukan hidup hingga mati seseorang.
Karena kekuatannya, ia memanfaatkan orok bayi bekas aborsi atau bayi yang dibuang untuk dihidupkan kembali.
“Istilahnya setelah dibuang atau setelah mati, seorang Jro Dalang ini mempunyai kemampuan khusus untuk menghidupkan kembali bayi tersebut."
"Mereka akan dimanfaatkan untuk menjaga lingkungan dan rumah,” tambah Gung Gus Adi.
Jro Dalang ini merupakan tokoh yang paling besar di ogoh-ogoh dan digambarkan sebagai seorang yang telah berumur.
Karakternya juga digambarkan sedang mengunyah sirih pinang di mulutnya dan memiliki katarak pada mata kirinya.
Kostumnya sederhana dan tidak dikenakan banyak ornamen-ornamen yang menghias dan duduk pada sebuah kursi.
Selain itu, Jro Dalang juga akan membawa sebuah kayon atau sebuah wayang di sebelah tangan kanananya.
Di bawah Jro Dalamg terdapat empat tumbal rare atau tuyul-tuyul laki-laki dengan ekspresi layaknya anak-anak pada umumnya.
Ada yang senang bermain bersama Jro Dalang, ada yang jail bermain di bawah Jro Dalang, dan ada juga yang menangis seperti bertanya kepada orang tua alasan dirinya dibuang.
Gung Gus Adi menuturkan ogoh-ogoh ini menjadi sebuah pengingat kepada masyarakat untuk berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak.
Pikiran haris dimatangkan, bila perlu berpikir dua kali karena apabila sudah berbuat maka perbuatan itu harus ditanggungjawabi.
Segala yang telah terjadi tidak boleh terpaksa ditunda dan justru hal-hal yang telah terjadi haris diterima karena itu pemberian Tuhan.
“Jadi kalau sudah berani berbuat harus berani bertanggung jawab, jangan hanya cari enaknya saja, tetapi kita juga harus memikirkan ke depannya."
"Apakah yang dicari adalah benar tujuan kita atau bukan itu yang harus kita pikirkan,” ujarnya.
Ditemui di Balai Banjar Tegal Agung, Gung Gus mengatakan semua karakter memiliki kesulitannya masing-masing saat dibuat.
Namun, yang paling sulit adalah karakter Tumbal Rare yang sedang menangis karena ada banyak detail yang perlu diperhatikan.
Selain untuk pengerupukan, ogoh-ogoh ini juga akan dilombakan di tingkat Provinsi dan Kota Denpasar, termasuk juga di tingkat desa.
Diharapkan ogoh-ogoh ini dapat menyampaikan pesan yang dimaksud kepada seluruh masyarakat dengan baik.
Disamping itu, kekompakan STT Dwiputra juga dapat meningkat karena tentunya seluruh anggota telah bersama melewati proses perjuangan selama membuat ogoh-ogoh. (yun)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.