Usai Ditelusuri, Alamat KTP WNA Suriah di Denpasar Hanya Lahan Kosong

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Usai ditelusuri alamat Warga Negara Asing (WNA) Suriah, yang ber-KTP Denpasar yang berlokasi di Jalan Kerta Dalem Sari IV No.19, Sekar Kangin, Sidakarya, Denpasar Selatan ternyata hanya tanah kosong.

Lahan kosong ini dimanfaatkan pemulung untuk menyimpan barang bekas.

Identitas di KTP juga tidak sesuai dengan paspor yang ia kantongi.

Dalam paspor bernama Mohamed Zghaib, berasal dari Negara Suriah, tetapi di KTP bernama Agung Nizar Santoso dengan NIK 5171010905900006 tinggal di Jalan Kerta Dalem Sari IV No.19, Sekar Kangin, Sidakarya, Denpasar Selatan.

Baca juga: WNA Miliki KTP Ternyata Bayar Calo Sampai Belasan Juta, Penyelidikan Dilanjutkan, Ini Kata Polda

Baca juga: Tak Ingin Berpolitik Praktis, Suradnyana Dorong Istri Maju DPR RI pada Pemilu 2024

Kepala Dusun Sekar Kangin, Sidakarya, Denpasar Selatan, Wayan Sunaryo menerangkan pihaknya tidak tahu yang bersangkutan adalah WNA.

Ia menjelaskan bermaksud membantu temannya yang minta tolong, bernama Ketut Sudana pegawai Kecamatan Denpasar Utara.

Sunaryo lebih percaya lagi ketika Sudana, menyebut yang bertanggung jawab Sujud merupakan anggota TNI.

Anehnya, Sunaryo tidak pernah ketemu dengan Mohamed Zghaib (MZ), sama sekali dan juga tidak melakukan validasi.

“Awalnya dia tidak bilang WNA. Masak TNI bohong. Ketemu tidak. Padahal orang ini baik ( Ketut Sudana),” katanya.

Sunaryo mengaku terkejut orang yang dia buatkan surat pengantar, untuk membuat KTP adalah WNA karena didatangi kepolisian Januari lalu.

Lebih lanjut, dia menyebutkan andai saja Sudana mengaku itu WNA, ia akan tetap bantu sesuai prosedur yang berlaku.

“Ia meyakinkankan data itu WNI, Bapak Sujud itu lagi kan aparatur tentara," tambahnya.

Setelah itu, Sunaryo langsung membuat surat pengantar dan memasukkan MZ di dalam Kartu KK salah satu warga Sekar Kangin bernama Sutayer, yang tinggal di Jalan Kerta Dalem Sari IV, No. 19, Sekar Kangin, Sidakarya.

Dan saat ini Sutayer telah pindah ke Bandung, karena tidak melanjutkan kontrakan di Kerta Dalem Sari, sehingga lahan itu kosong.