Serba Serbi
Makna dari Buda Wage Menail, Lakukan Renungan Suci, Kendalikan Indria
Makna dari Buda Wage Menail, hari ini merupakan payogan Bhatari Manik Galih
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setiap enam bulan sekali atau tepatnya 210 hari sekali, masyarakat Hindu di Bali melaksanakan hari raya Buda Wage Menail atau Buda Cemeng Menail.
Buda Cemeng Menail dirayakan hari ini, Rabu 29 Maret 2023.
Buda Cemeng Menail merupakan hari raya yang dirayakan berdasarkan pertemuan Saptawara Buda (Rabu), Pancawara Wage, dan wuku Menail.
Dalam lontar Sundarigama, terkait Buda Wage disebutkan;
Baca juga: Buda Cemeng Warigadean Bertepatan dengan Purnama Kalima, Hari Istimewa Bagi Pejalan Sunyi
Buda Waga, ngaraning Buda Cemeng, kalingania adnyana suksema pegating indria, Betari Manik Galih sira mayoga, nurunaken Sang Hyang Ongkara Mertha ring sanggar, muang ring luwuring aturu, astawakna ring seri nini kunang duluring diana semadi ring latri kala.
Artinya berdasarkan terjemahan lontar Sundarigama yang diterbitkan oleh Parisada Hindu Darma Kabupaten Tabanan tahun 1976 yakni:
Buda Waga, juga disebut Buda Cemeng.
Maknanya ialah, mewujudkan inti hakekat kesucian pikiran, yakni dengan memutuskan atau mengendalikan sifat-sifat kenafsuan atau indria.
Hari ini merupakan payogan Bhatari Manik Galih, dengan jalan menurunkan Sang Hyang Omkara Amrta (inti hakekat kehidupan), di luar ruang lingkup dunia skala.
Maka dalam hal ini patut melakukakan persembahan berupa canang wangi-wangi.
Pemujaan dilakukan di sanggar dan di atas tempat tidur serta menghaturkan persembahan kepada Sang Hyang Sri.
Pada malam harinya juga melakukan renungan suci.
Hal ini bertujuan untuk menenangkan pikiran, dan memperoleh kedamaian serta kebahagiaan. (*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.