Dukun Sadis di Banjarnegara
Pasutri Asal Lampung Jadi Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Hilang sejak 2021
Polisi berhasil mengidentifikasi identitas empat jenazah korban kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh dukun pengganda uang
Pasutri Asal Lampung Jadi Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Hilang sejak 2021
TRIBUN-BALI.COM, BANJARNEGARA - Polisi berhasil mengidentifikasi identitas empat jenazah korban kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh dukun pengganda uang di Banjarnegara bernama Tohari Slamet alias Mbah Slamet.
Adapun dua dari empat jenazah yang berhasil teridentifikasi merupakan pasangan suami istri asal Lampung.
Kemudian dua jenazah lainnya teridentifikasi berinisial PO dan M.
Dikutip Tribun-Bali.com dari TribunJateng.com, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan jika identitas pasutri asal Lampung itu diketahui berkat KTP yang berada di tubuh korban.
Kedua korban asal Kabupaten Pesawaran, Lampung berinisial I (44) dan WTN (41).
"Kami sudah hubungi Polda Lampung untuk mencocokkan data antemortem keluarga korban," ujarnya, Rabu 5 April 2023, dikutip dari TribunJateng.com.
Kakak WTN, Helmi menjelaskan, pasangan suami istri tersebut izin pergi dari Lampung untuk bekerja di Jawa pada tahun 2021.
“Dia pamit kalau kerja di sana mengajar membuat bordir dengan upah per jam,” lanjutnya.
Baca juga: Sosok Mbah Slamet, Dukun yang Mengaku Mampu Gandakan Uang hingga Rp5 Miliar, Habisi 12 Korban
Setelah keduanya merantau, pihak keluarga tidak pernah berkomunikasi lagi hampir setahun.
I dan WTN memiliki dua orang anak yang ditinggal di Lampung dan diasuh oleh keluarga.
“Untuk komunikasi ke saya juga enggak dan anaknya juga enggak,” imbuhnya.
Ia mengaku mendapat kabar pasutri tersebut menjadi korban pembunuhan dari berita.
“Pas saya subuh buka berita di Google terkait kabar beritanya,” jelasnya, dikutip dari TribunLampung.com.
Kini pihak keluarga masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian tentang kebenaran identitas kedua korban.
Tak Ada Kabar Sejak 2021
Irsyad (44) dan istrinya, Wahyu Tri Ningsih (41), warga Desa Tanjungrejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung, menjadi korban pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara, Mbah Slamet atau Tohari.
Keduanya pamit kepada keluarga di Lampung untuk mencari kerja di Pulau Jawa pada 2021.

Dua warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung ini mengaku bekerja mengajar membuat bordir dengan upah per jam.
"Dia pamit kalau kerja di sana mengajar membuat bordir dengan upah per jam," ungkap kakak perempuan Wahyu Tri, Helmi, saat ditemui di kediaman korban, Rabu (5/4/2023), dikutip dari TribunBandarLampung.com.
Diketahui, Irsyad dan Wahyu Tri memiliki usaha membuat tapis atau peci di rumahnya di Dusun Simbarejo, Desa Tanjung Rejo.
Usai Irsyad dan Wahyu Tri pamit kerja ke Jawa pada 2021, Helmi mengaku sejak itu ia tak berpamitan dengan adik-adiknya.
Bukan hanya Helmi, anak-anak korban juga sudah putus komunikasi sejak kedua orang tuanya pergi.
Anak Kandung Korban Sempat Dengan Komunikasi dengan Mbah Slamet
Anak kandung korban mengaku pernah mendengar komunikasi orangtuanya dengan Mbah Slamet.
Menurut sang anak yang tak mau disebutkan namanya, melalui sambungan telepon, Mbah Slamet sempat meminta sang ibu untuk datang ke sebuah alamat.
"Namun, ibu saya sempat tidak mau atau menolak permintaannya,” ungkap sang anak sambil menahan tangis.
Entah alasan apa, kemudian sang ibu pun bersedia mendatangi alamat yang diberikan Mbah Slamet.
“Ibu saya minta agar hanya tiga hari datang ke sana,” ujar sang anak.
“Nanti pas pulangnya diantarkan pakai macan putih,” ucap sang anak menirukan perkataan dari Mbah Slamet.
Karena komunikasi tersebut tidaklah masuk akal, maka ia pun tidak mempercayainya.
Baca juga: 3 Fakta Nyata Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Motif dan Kronologi Slamet Tohari Bikin Syok
Sejak kepergian sang ibu yang pamit pergi bekerja, komunikasi mereka pun terputus.
Hingga akhirnya ia mendapatkan kabar buruk ayah dan ibunya jadi korban pembunuhan Mbah Slamet.
Kabar tersebut ia dapatkan dari kerabat yang tinggal di Solo.
Sementara itu, Ngalimun, ayah kandung korban Wahyu Tri Ningsih meminta anak dan menantunya dimakamkan di TPU Desa Tanjungrejo, Pesawaran, Lampung.
Ngalimun menuturkan, dirinya bersama keluarga besarnya juga akan mempersiapkan kepulangan jenazah korban jika proses otopsinya sudah selesai.
“Saya minta keduanya dimakamkan di sini,” jawab Ngalimun.
Ngalimun mengatakan almarhum Irsyad dan Tri istrinya merupakan sosok yang baik dan ramah.
Ia juga menyebut keduanya di keluarga adalah sosok yang tidak pernah neko-neko.
“Bahkan anak saya pun dan suaminya tidak pernah membuat masalah apapun baik di keluarga maupun di lingkungan rumah,” ucapnya.
Sehingga kematian keduanya menjadi pukulan telak baginya dirinya sebagai orang tua.
Saat mengetahui anaknya dikabarkan meninggal secara tragis, Ngalimun geram dan meminta pihak kepolisian bisa mengungkap kasus ini secara terang.
“Pelaku harus dihukum seberat-beratnya,” pungkas Ngalimun.
Pembunuhan Dilakukan Sejak 2020
Selama tiga hari proses pencarian jenazah, polisi telah menemukan 12 jasad korban pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet.
Pada pencarian hari pertama ditemukan 1 jasad korban berinisial PO.
Kemudian dalam pencarian hari kedua ditemukan 9 jasad dan di hari ketiga 2 jasad.
Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan, saat ditemukan jasad para korban tinggal tulang dan tengkorak.
Berdasarkan keterangan Mbah Slamet, aksi pembunuhan dilakukan sejak tahun 2020.
Mbah Slamet juga tidak dapat mengingat identitas 12 korban yang telah dibunuh.
"Tapi yang paling atas terakhir saat ini, dia (mbah Slamet) masih ingat ini lubang kuburnya siapa."
Baca juga: Kasus Dukun Pengganda Uang Gegerkan Masyarakat, Berikut Kronologi, Motif dan Jumlah Korban
"Mbah Slamet masih mengingat itu lubang jasad Ersa dan istrinya tapi tidak mengenal. Tapi kami belum bisa memastikan karena ketika diinterogasi keterangannya berubah-ubah," paparnya, Selasa (5/4/2023).
AKBP Hendri Yulianto menambahkan, Mbah Slamet melakukan pembunuhan dan menguburkan korban sendirian.
Awalnya, Mbah Slamet mengajak korban ke dalam hutan untuk melakukan ritual.
Mbah Slamet membunuh korban dengan memberikan minuman berisi racun untuk membunuh korban.
"Korban diajak ke lokasi menggunakan kendaraan korban, ada juga yang menyewa dalam rangka ritual menggandakan uang."
"Kemudian dikasih minum yang isinya obat potasium, dan obat penenang," pungkasnya.
Jasad para korban telah diautopsi di RSUD Margono, Banyumas, Jawa Tengah.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 2 Korban Pembunuhan Mbah Slamet Pasutri asal Lampung, Korban Merantau ke Jawa untuk Bekerja dan di TribunJateng.com dengan judul Teridentifikasi, 2 Korban Pembunuhan Dukun Banjarnegara Sepasang Suami Istri Dari Lampung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.