ANOC World Beach Games

ANOC World Beach Games Akan Berlangsung Saat Bali Masuki High Season

Made Ariandi mengatakan pembatalan Piala Dunia U-20, juga penyelenggaraan ANOC World Beach Games 2023 di Bali tidak mempengaruhi secara signifikan

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/Adrian
Provinsi Bali mengukir sejarah baru, setelah resmi didaulat menjadi tuan rumah 2nd ANOC World Beach Games 2023. Pesta olahraga dunia multi-events, yang menampilkan 1.554 atlet terbaik dunia dari lebih 100 negara. Dengan mempertandingkan 14 cabang olahraga, bakal memberi keseruannya di Pulau Dewata tahun depan. Game Operation World Beach Games Bali 2023, Richard Sam Bera, menyampaikan selain mengukir sejarah baru. Pelaksanaan WBG Bali 2023 juga, mengedepankan konsep unik dan menjadi event kelas dunia yang ramah lingkungan yang bakal disukseskan Komite Olimpiade Nasional bersama Kemenpora. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri  Indonesia (Kadin) Provinsi Bali, Made Ariandi mengatakan pembatalan Piala Dunia U-20, juga penyelenggaraan ANOC World Beach Games (AWBG) 2023 di Bali tidak mempengaruhi secara signifikan.

Asalkan, pengambil kebijakan memberikan solusi dan mengambil kebijakan terbaik. 

Terlebih ANOC World Beach Games, akan diadakan di Bulan Agustus dimana pada bulan ini sudah memasuki high season, tentunya tidak terlalu berdampak jika AWBG batal terhadap kunjungan turis. 

"Terpaku persoalan itu (pembatalan)  kami tidak akan maju. Semua pengambil keputusan di Jakarta akan mengambilkan kebijakan terbaik. Saya tidak ingin mengomentari  bukan ranah saya," ungkapnya pada, Selasa 11 April 2023. 

Lebih lanjutnya ia mengatakan penyelenggaraan event di Bali memengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi kalau terus dipikirkan menurutnya tidak akan memecahkan masalah.

Saat ini kunjungan wisatawan ke Bali setiap hari sekitar 16 ribu dan juga masih banyak event yang lain. 

Disinggung bagaimana dengan WNA berulah? Ariandi menjawab, wisatawan mancanegara yang ke Bali makin kesini bukan sebagai turis lagi.

Sebelumnya, wisman tinggal di hotel, sekarang pindah ke kos-kosan.

"Jangan turis ke Bali malah buat nenteng gas buat mie instan," sindirnya. 

Baca juga: Masyarakat Jepang Gemari Keindahan Kain Tenun & Kerajinan Khas Bali

Kedatangan bule ke Bali karena diperlakukan istimewa bak raja, ketika ditertibkan banyak yang melawan.

Ariandi menuturkan bule meresahkan sejak pemberlakukan Visa On Arrival (VOA) dan visa second home sehingga mereka bisa hidup dengan murah di Bali. 

"Karena orang bule psikologisnya, jadi raja murah di Bali ketika ditindak marah belum tentu orang berada," imbuhnya. 

Ariandi berharap turis yang datang ke Bali tidak mengambil pekerjaan orang lokal, tapi berlaku lah sebagai turis. Tidak melanggar peraturan apalagi kerja secara ilegal.

Banyak wisman berulah di Bali, seperti  ada yang sengaja membeli kendaraan bekas untuk disewakan, bekerja jadi ojek, guru yoga, dan guru diving.

Bagi Ariandi tidak ada kata terlambat menindak WNA yang nakal di Bali jika sungguh-sungguh untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas. 

"Tidak ada kata terlambat jika dengan keyakinan dan kesungguhan," tutupnya. (*) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved