Sampah di Bali

Wayan Balik Mustiana: Desa Siapa yang Siap Jadi TPA Terus? Solusi Masalah Sampah di Bali

Masalah sampah di Bali kian kusut setelah penutupan TPA Suwung per 1 Agustus 2025 lalu.

|
Youtube Tribun Bali
Tangkap Layar - Wayan Balik, pelopor teba modern saat memperlihatkan salah satu teba modern yang dibuat di gang, di daerah Cemenggon, Celuk, Sukawati, Gianyar, Bali, Rabu 6 Agustus 2025. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Masalah sampah di Bali kian kusut setelah penutupan TPA Suwung per 1 Agustus 2025 lalu.

Banyak sampah yang akhirnya tidak diangkut dan mengotori ruang-ruang publik.

Hal ini pun menjadi perhatian banyak pihak, salah satunya Wayan Balik Mustiana.

Ia merupakan pelopor sistem pengelolaan sampah teba modern. 

Teba Modern adalah lubang atau wadah di halaman belakang rumah yang berfungsi sebagai tempat penampungan sampah organik, seperti daun dan sisa tanaman, untuk kemudian diolah menjadi kompos alami. 

Selain itu, Wayan Balik Mustiana saat ini juga menjabat sebagai Ketua Adat Pengelolaan Sampah, Desa Adat Cemenggon, Ketua Komunitas Pengelolaan Sampah Mandiri Pedesaan.

Baca juga: Polemik Penutupan TPA Suwung, Sampah Campuran Organik dan Anorganik Datang: Kije Abe?

Wayan menyinggung terkait sulitnya penanganan sampah di Bali akibat persepsi tentang sampah yang jorok.

"Kita harus ubah cara pandang kita tentang sampah, jangan baru sampah, kita terlalu nge-judge sampah, jorok. Kalau masih di tempah yang bersih, tidak mengganggu, yang mengotori dia, kan kita," ujarnya saat ditemui Tribun Bali, 7 Mei 2025.

Teba modern sampai saat ini belum bisa diterima di Bali, salah satunya terkait persepsi bahwa di dalam rumah tidak boleh menyimpan sampah.

Baca juga: Buang Sampah Organik ke Mana? DLHK Denpasar: Tidak Mesti dengan Teba

"Persepsi kita selama ini, sampah itu timbun, angkut, buang, yang menangani sampah ini harus pemerintah, harus desa, harus DLHK. Sesungguhnya siapa penghasil sampah, itu yang harus bertanggung jawab," ujarnya 

"Kalau berpikir membuang sampah harus ke satu titik. Desa siapa yang siap menjadi TPA terus?" tambahnya.

Sebagai pelopor teba modern, teba modern tidak hanya bisa dibuat di ruang terbuka.

Baca juga: Pengendara Puluhan Motor Pengangkut Sampah Gelar Aksi di Kantor Gubernur Bali: Kami Minta Solusi

Dalam Youtube Tribun Bali, Wayan bahkan memperlihatkan teba modern yang ada di wilayahnya, yakni di Desa Cemenggon, Celuk, Sukawati, Bali, teba modern bahkan bisa dibuat di lahan sempit.

Di antaranya di gang, di depan rumah atau tempat lainnya.

"Misalnya kanan kiri rumah, empat rumah ini kita buatkan dua. Lubang pertama penuhi dulu, jadi secara tidak langsung sampah tertangani, hubungan harmonis juga terjaga," ujarnya.

Baca juga: Pengendara Puluhan Motor Pengangkut Sampah Gelar Aksi di Kantor Gubernur Bali: Kami Minta Solusi

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved