Sampah di Bali
KOSTER TEGAS Sampah Organik Harus Diolah & Selesaikan Sendiri! Sampah Campur Masih Ada di TPA Suwung
Seorang supir truk pengangkut sampah, Eka mengungkapkan sampah yang dibawanya masih tercampur antara sampah organik dan non organik.
TRIBUN-BALI.COM – Sampah organik bercampur non organik masih ditemukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung, Kota Denpasar.
Dari pemantauan Tribun Bali di TPA Suwung pada, Selasa (5/8) masih ditemukan sampah organik dan non organik bercampur di truk pengangkut sampah dan dibuang langsung di TPA Suwung.
Dari pantauan, terlihat beberapa petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di depan pintu masuk TPA Suwung namun tak melakukan pemeriksaan terhadap setiap truk sampah yang masuk. Sehingga truk pengangkut sampah organik dan non organik dapat masuk dan membuang sampah seperti biasanya.
Seorang supir truk pengangkut sampah, Eka mengungkapkan sampah yang dibawanya masih tercampur antara sampah organik dan non organik.
Baca juga: GEGARA Bercanda Ada Bom di Pesawat, Penumpang NAM Air Diamankan Petugas Bandara Ngurah Rai
Baca juga: FAKTA Tragedi Kecelakaan Kapal Bali Dolphin Cruise II, Angkut 80 Penumpang, 77 Selamat, 2 Meninggal!
“Masih kecampur (sampah organik dan non organik). Ada (pelarangan buang sampah organik) tapi belum dilaksanakan. Kalau itu dije abe (di mana bawa) sampah organik,” jelas Eka.
Eka mengatakan ia merupakan pengelola sampah swakelola swasta dan mengangkut sampah dari Padangsambian Kelod, Denpasar. Bahkan, menurutnya tak ada batasan kapan terakhir dapat membuang sampah organik.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster angkat bicara menanggapi penutupan permanen TPA Suwung yang tidak menerima kiriman sampah organik. “Memang mau menggunung terus dibiarin.
Tidak bisa, itu harus dihentikan sampah organiknya, harus diolah sendiri. Solusinya olah sampah di rumah tangga, pilah. Organik dan non organik,” ujar Gubernur Koster usai menghadiri apel pengukuhan Satgas Patroli Keimigrasian di Bali, Selasa (5/8).
Dikatakan Pemerintah kabupaten/kota harus menyiapkan dan membuat TPST tidak bisa dibiarkan terus menerus kirim ke TPA Suwung.
Mengenai antrean mobil truk sampah di TPA Suwung bagaimana solusinya, Koster memgembalikan kembali ke pemerintah kabupaten/kota. “Harus ditangani oleh Pemda. Kalau enggak (ditangani) itu akan menggunung terus (sampah di TPA Suwung). Kalau di TPST harus dibenahi, harus dipilah,” kata dia.
Mengenai banyaknya sampah menumpuk di pinggir-pinggir jalan seperti yang viral beberapa waktu lalu di sepanjang Jalan Tuban, Kecamatan Kuta, Koster menyatakan itu tanggung jawab masing-masing daerah.
“Ya selesaikan oleh Wali Kota dan Bupati Badung. Tanggung jawab daerah (masing-masing). Khan itu menggunung terus (sampah di TPA Suwung), memang mau dibiarin, siapa yang mau,” paparnya.
Pihaknya tidak akan membuat TPA baru lagi selain Suwung karena tidak diperbolehkan oleh Pemerintah Pusat serta semua pengelolaan sampah harus berbasis sumber.
Koster kembali menegaskan timbulan sampah yang dihasilkan harus diselesaikan sendiri. “Selesaikan sendiri, sampah dibikin sendiri diselesaikan sendiri, jangan sampah bikin sendiri orang yang suruh yang urus. Harus selesai di rumah sendiri,” kata Koster dengan tegas.
Disinggung mengenai pihak swakelola sampah ingin bertemu, Koster menjawab akan menerima perwakilan swakelola dan mencari waktu kosong terlebih dahulu. Di sisi lain, menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) jumlah Tempat Pengolahan
Mayoritas Perusahaan AMDK Lokal di Bali Bingung Sikapi SE Pelarangan AMDK di Bawah 1 Liter |
![]() |
---|
Buang Sampah Organik ke Mana? DLHK Denpasar: Tidak Mesti dengan Teba |
![]() |
---|
DEMO Pengendara Puluhan Motor Pengangkut Sampah, Parkir Berjejer di Depan Kantor Gubernur |
![]() |
---|
Bupati Badung Ragukan Efektivitas Incenerator Atasi Sampah, Tunda Anggaran Pembelian |
![]() |
---|
TPA Suwung Tutup, Sampah di Destinasi Wisata Badung Berjubel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.