Berita Badung

Dinkes Badung Catat Dari Tahun 2023 Ada 3 Kasus Meningitis, Warga Diminta Makan Olahan Babi Matang

Dinkes Badung Catat Dari Tahun 2023 Ada 3 Kasus Meningitis, Warga Diminta Makan Olahan Babi Matang

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/ I Komang Agus Aryanta
Kepala Dinas Kesehatan Badung I Made Padma Puspita 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Kasus meningitis di Bali kembali muncul, setelah warga Kabupaten Gianyar dilarikan ke Rumah Sakit diduga setelah mengkonsumsi olahan daging babi.

Tidak menutup kemungkinan kasus serupa bisa terjadi di Kabupaten Badung.

Pasalnya di Kabupaten Badung, banyak terdapat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menjual olahan daging babi.

Tidak hanya itu, wilayah Badung memang terkenal dengan masyarakatnya yang banyak memelihara babi.

Melihat kondisi itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kabupaten Badung dr. Made Padma Puspita, Sp.PD tidak menampik jika Badung juga harus waspada akan kasus meningitis.Meski saat ini di Badung tidak ada ditemukan kasus tersebut.

“Saat ini tidak ada laporan kasus meningitis di Badung. Baik laporan atau di rawat di Rumah Sakit,” ujarnya Kamis 20 April 2023.

Kendati demikian pihaknya tidak menampik jika kasus tersebut juga terjadi di Badung tahun ini.

Bahkan dari catatan Dinas Kesehatan, tahun 2023 di Badung terdapat 3 kasus meningitis.

Bahkan kasus itu terjadi satu bulan yang lalu.

“Bulan lalu ada 1 saat ini kondisi sudah baik dan juga saat itu sudah dilakukan penelusuran kasus di lapangan (tim surveilans),”tegas dr Padma Puspita.

Diakui untuk tahun 2023 kasus terjadi pada bulan Februari sebanyak 2 kasus. Dua kasus ini ada di wilayah Abiansemal dan Mengwi.

Setelah itu kasus serupa terjadi pada bulan maret di kecamatan Abiansemal.

“jadi ketiga ini sudah pulih dan membaik. Namun pada bulan ini tidak ada kasus, dan semoga tidak ada lagi kasus serupa,” ucapnya.

Lebih lanjut dr Padma menjelaskan bahwa semua korban yang terkena meningitis memang sempat memakan daging babi.

Namun ada salah satu dari mereka yang memakan daging babi diluar Badung.

“Mereka makan olahan daging babi tidak di kabupaten Badung, namun di luar Badung,” bebernya.

Sayangnya dr Padma tidak mau menjelaskan daerah mana warga tersebut memakan olahan babi. Namun untuk kasus tersebut, Dinas Kesehatan Badung sudah melakukan penyelidikan epidemiologi terkait risiko.

Bahkan sudah dilakukan penelusuran saat itu.

“Jadi untuk mengantisipasi kasus serupa, kami selalu dari promosi kesehatan kami oleh Puskesmas dan dinkes sudah melakukan imbauan terkait kesehatan. Bahkan kami himbau kepada masyarakat agar mengkonsumsi daging babi yang benar-benar matang,” imbuhnya.

Sebelumnya di Badung pada Bulan Mei 2021 sejumlah warga asal Desa Adat Samu, Desa Mekar Bhuana, Abiansemal Badung, Bali,  dilarikan ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada.

Warga yang dilarikan ke rumah sakit itu pun disinyalir terkena radang selaput otak lantaran usai memakan daging olahan babi. Menurut informasi yang didapat ada empat orang yang dilarikan ke IGD RSD Mangusada, warga tersebut mengalami tensi tinggi dan sedikit kejang-kejang.

Saat itu, Dirut RSD Mangusada, yang dijabat oleh dr. I Ketut Japa mengaku pihaknya mengakui telah menerima pasien yang gejalanya sama dengan radang selaput otak.

Semua pasien itu, akunya berasal dari Desa Adat Samu, Desa Mekar Bhuana, Abiansemal Badung. Dijelaskan peradangan pada selaput otak disebabkan oleh virus dan bakteri yang masuk dalam tubuh pasien.

“Kami masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada pasien semuanya. Memang warga tersebut diduga kena penyakit meningitis,” ujarnya.

Namun setelah menjalani perawatan intensif, semua warga itu pun pulih dan sehat kembali dari penyakit tersebut. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved