Berita Bali

Aksi Unjuk Rasa Pada Peringatan Hari Buruh di Renon Ricuh, Terjadi Pelemparan Batu dan Helm

Aksi unjuk rasa pada peringatan Hari Buruh di Renon ricuh, terjadi aksi pelemparan batu dan helm.

Penulis: Putu Honey Dharma Putri W | Editor: Putu Kartika Viktriani
Ist
Aksi unjuk rasa pada peringatan Hari Buruh di Renon ricuh, terjadi aksi pelemparan batu dan helm. 

TRIBUN-BALI.COM,DENPASAR, Dalam rangka peringatan May Day (Hari Buruh Internasional) pada Senin, 1 Mei 2023 Aliansi Mahasiswa Papua menggelar aksi unjuk rasa.

Aksi tersebut dilakukan di Parkir Timur Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, yang dimulai sejak pagi hari hingga siang.

Mirisnya, aksi tersebut kembali diwarnai dengan kericuhan.

Yang mana kericuhan terjadi anatara Aliansi Mahasiswa Papua dengan Oraganisasi Masyarakat Patriot Garusa Nusantara.

Aksi tersebut pun diketahui diamankan oleh ratusan personel kepolisan dan gabungan.

Terhitung, sebanyak 597 personel telah diterjunkan.

Ratusan personel tersebut terdiri dari 283 personel gabungan Dalmas Polda Bali, Brimob, BKO Polres Badung dan Gianyar, Kodim 1611/Badung, Satpol PP Kota Denpasar dan Pecalang.

Berdasarkan pemantauan Tribun Bali dilokasi, sekitar pukul 09.00 Wita, Sebelum menuju titik kegiatan, mereka berkumpul di Parkir Timur Lapangan Renon

Terhitung terdapat 30 orang dari AMP yang terjun melakukan aksi demo.

Baca juga: Ratusan Massa FSPM Bali Gelar Aksi Hari Buruh Depan Kantor Gubernur, Sampaikan Lima Poin Tuntutan

Belakangan diketahui, AMP sempat mendapat hadangan dari PGN. 

Keduanya yang sebelumnya diketahui memiliki riwayat tak menyenangkan pun pada kesemptan itu kembalai memanas.

Kali ini kericuhan antar keduanya terjadi dengan kedua pihak yang saling pukul hingga lempar batu hingga helm.

Tentu saja petugas kepolisan dilokasi secara sigap mengamankan kedua belah pihak.

Beruntung kericuhan yang sempat memanas tersebut akhirnya reda, dan aksi unjuk rasa kembali di lakukan.

Namun karena durasi yang dinilai sudah melebihi waktu yang ditetapkan, aparat pun berusaha menyudahi aksi tersebut.

Hal ini kembali menimbulkan aksi saling dorong.

"Berikan kesempatan referendum, cabut otonomi khusus, dan hentikan pengiriman pasukan TNI le tahan Papua,

karena hanya sebagai kedok memanfaatkan tanah kami untuk kepentingan investor asing," serunya

Pada pemantauan dilokasi, pendemo AMP intinya menyampaikan penuntuatan kemerdekaan Papua.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved