Berita Bali

Distan Bali Imbau Peternak Jangan Jual Daging Babi dan Sapi Yang Mati Misterius

Distan Bali Imbau Peternak Jangan Jual Daging Babi dan Sapi Yang Mati Misterius

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
Istimewa
Ilustrasi babi - Jembrana Belum Temukan Kasus Babi Mati Mendadak, Peternak Diminta Menerapkan Biosecurity Ketat 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Belakangan ini banyak hewan ternak seperti babi dan sapi yang mati secara misterius di Bali. Ketika dikonfirmasi, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada mengatakan pihaknya masih melakukan pengecekan terkait laporan tersebut. 

Dikatakan Sunada, pihaknya telah mengambil sampel hewan ternak yang mati tersebut yakni seperti sapi di Jembrana untuk diuji di Laboratorium.

Sebelumnya dilaporkan sebanyak 11 sapi ternak mati secara misterius di Jembrana. 

“Di Jembrana babi cuma 1 yang mati yang banyak mati di Jembrana itu sapi dan itu yang sedang uji lab sedang kita ambil darahnya. Kalau kita melihat dari kasat mata tidak bisa tapi kalau babi yang di Jembrana itu sepertinya Korela,” jelasnya pada, Kamis 4 Mei 2023. 

Hingga kini Sunada belum mengetahui secara percis mengapa sapi-sapi tersebut bisa mati secara misterius. Ia pun juga mengimbau kepada para peternak agar jangan memotong dan menjual daging hewan ternaknya yang mati misterius. 

“Tidak bisa dong (daging hewan ternak yang mati misterius dijual) kalau yang mati harus dikubur tidak bisa dipotong dan dijual. Kalau yang mati dagingnya tidak boleh dijual kalau daging babi dan sapi yang tidak tahu asal usulnya saya harap agar tidak dijual lagi,” imbuhnya. 

Perkiraan hasil Laboratorium dari pengujian di Balai Besar Veteriner akan keluar besok.

Sementara untuk kuburan masal 600 ekor babi yang ditemukan di Buleleng, Sunada mengaku belum mendapatkan informasi tersebut dan masih akan melakukan penelusuran. 

Sebelumnya, Belasan ekor sapi milik warga di Jembrana mati mendadak pada periode bulan April-Mei 2023. Pihak petugas dari Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana pun melakukan pengecekan.

Hasil pengecekan sementara, sapi yang ditemukan mati mendadak itu diduga atau didiagnosa karena penyakit bloat atau gangguan pencernaan. Petugas juga telah mengambil sampel organ dalam untuk dicek ke laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar untuk mengetahui penyebab pastinya.

Menurut data yang diperoleh dari Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, total ada 11 ekor sapi milik warga yang diketahui mati mendadak.

Sembilan ekor diketahui mati mendadak pada April 2023 lalu. Sedangkan dua ekor lainnya diketahui mati mendadak pada Senin 1 Mei 2023 kemarin. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama mengatakan, pihaknya mendapat laporan sapi mati mendadak kemarin pagi. (*) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved