Berita Denpasar
Penyelesaian Kisruh di SMPN 5 Denpasar, Wali Kota: Besok Tim Akan Melaporkan Hasil Kajiannya
Penyelesaian Kisruh di SMPN 5 Denpasar, Wali Kota: Besok Tim Akan Melaporkan Hasil Kajiannya
Penulis: Putu Supartika | Editor: Fenty Lilian Ariani
Dimana sebelumnya, SMPN 5 Denpasar sempat bergejolak karena ada demo terhadap kepala sekolah.
Dalam pesan WhatsApp tersebut, ada enam point hal yang disampaikan terkait pembelajaran daring.
WA yang beredar tersebut mengatasnamakan guru dan pegawai SMPN 5 Denpasar.
Point pertama menyebut, kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring karena kondisi sekolah belum kondusif.
Dimana hal ini terjadi sejak hampir 7 bulan lalu hingga saat ini guru dan pegawai sudah merasakan tidak tahan, tidak nyaman, dan tidak aman berada di sekolah.
Point, kedua pelaksanaan kegiatan daring ini sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan karena masih menunggu keputusan dari Disdikpora Kota Denpasar atau Walikota Denpasar.
Point ketiga ada permintaan agar orang tua siswa tidak perlu khawatir dg kegiatan pembelajaran secara daring ini karena kita sudah pernah melaksanakan pembelajaran daring selama 2,5 th (pada masa covid).
“Kami akan memastikan siswa akan tetap mendapatkan pelayanan pembelajaran dari guru mapel dan perhatian dari wali kelas masing-masing,” tulis pesan dalam WA tersebut.
Keempat, siswa juga tidak 100 persen melaksanakan pembelajaran daring karena siswa berada di sekolah belajar bersama dengan teman-temannya, dan hanya saja guru yang mengajar lewat daring karena belum bisa bertatap muka langsung ke sekolah.
Kelima, berdasarkan rapat MKKS (Rapat Kepsek se-Kota Denpasar) untuk Ujian Sekolah tingkat SD dan SMP ditiadakan dan diganti dengan Penilaian Sumatif atau PAT (Penilaian Akhir Tahun) kelas 7,8,9 yang akan tetap dilaksanakan secara daring.
“Dengan segala kerendahan hati kami para guru dan pegawai, memohon permakluman kepada Ibu/Bapak orang tua/wali siswa atas segala kondisi sekolah yang terjadi saat ini. Kami benar-benar sudah tidak bisa datang ke sekolah karena kondisi mental dan psikis kami yang telah hancur. Saat ini kami sedang berjuang agar saat proses pembelajaran berikutnya, kami dapat mengajar tanpa penuh tekanan dan bekerja sesuai dengan tupoksi kami sebagai guru dan pegawai. Kami sangat berterima kasih atas segala dukungan dan pendampingan dari Ibu/Bapak orang tua/wali siswa semua,” bunyi point keenam. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.