Berita Bali

Akan Ada Impor Beras Hingga 10 Ribu Ton ke Bali, Gubernur Koster: Saya Tidak Setuju

Gubernur Bali, I Wayan Koster, secara tegas meminta regulasi-regulasi impor dirombak agar lebih mendukung produksi dalam negeri terutama impor beras,

kompas.com
Ilustrasi beras - Gubernur Bali, I Wayan Koster, secara tegas meminta regulasi-regulasi impor dirombak agar lebih mendukung produksi dalam negeri terutama impor beras, garam dan lain sebagainya. 

Impor beras ini diyakini oleh pemerintah tidak mengganggu harga gabah petani karena rencana impor 2 juta ton beras akan datang secara bertahap.

Perum Bulog mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional untuk impor beras 2 juta ton.

Penugasan tersebut tertuang melalui Surat Penugasan tertanggal 24 Maret 2023 oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo ke Bulog.

Dalam surat itu disebutkan impor beras tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) hingga akhir tahun 2023.

Namun, untuk saat ini yang perlu segera dilakukan adalah impor beras sebanyak 500.000 ton.(*)

 

 

Sebelumnya seperti dikutip dari Antaranews.com, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyiapkan berbagai upaya untuk menghadapi potensi dampak kekeringan dari fenomena El Nino pada Juni 2023, termasuk kemungkinan impor beras agar stok di dalam negeri mencukupi.

Menteri Zulhas, sapaan akrabnya, ketika ditemui di lingkungan Istana Negara, Jakarta, Senin 22 Mei 2023, mengatakan telah melakukan upaya antarpemerintah (G to G) untuk menjaga ketersediaan beras agar dapat memenuhi kebutuhan nasional di tengah cuaca panas saat ini dan El Nino pada Juni 2023 yang dapat menurunkan produksi pangan.

“Beras kita harus G to G (antarpemerintah) memesan barang dari sekarang, agar itu menjadi stok kita sehingga nanti kalau kita kurang, itu tersedia. Begitu juga hasil pertanian lainnya,” kata Menteri Zulhas.

Terkait impor beras, lebih lanjut ua mengatakan, akan diberlakukan jika pada saatnya memang diperlukan untuk menjaga stok nasional.

'"Iya, kalau diperlukan," ujarnya.

Di Malaysia, ujar Menteri Zulhas, fenomena El Nino yang memicu kekeringan telah menjadi salah satu penyebab “panic buying” masyarakat terhadap air minum.

“Menyikapi El Nino ini, yang seperti Malaysia saja sudah rebutan air minum. Di India juga suasana panas, yang juga ada beberapa perubahan kita ikuti perkembangannya. Di China juga gitu ya,” ungkap Zulhas.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian juga mengingatkan pemerintah daerah agar mewaspadai fenomena El Nino sehingga pengendalian inflasi tidak terganggu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved