Berita Bangli
Kurang Dari 50 Persen Kelompok Pembudidaya Ikan di Bangli yang Sudah Kantongi Badan Hukum
Tercatat dari 67 kelompok yang tersebar di empat kecamatan, kurang dari 50 persen yang sudah memiliki badan hukum.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Sebagian besar kelompok budidaya ikan, di Bangli cenderung belum mengantongi badan hukum.
Tercatat dari 67 kelompok yang tersebar di empat kecamatan, kurang dari 50 persen yang sudah memiliki badan hukum.
Hal tersebut diungkapkan Kabid Perikanan Dinas PKP Bangli, Wayan Agus Wirawan, Senin (22/5/2023).
Kata Wayan Agus, dari 67 kelompok pembudidaya ikan di Bangli, tercatat hanya 28 kelompok yang telah memiliki badan hukum, dan 4 kelompok lainnya sedang dalam proses membuat badan hukum.
"Dengan demikian kurang dari 50 persen kelompok pembudidaya ikan belum punya badan hukum," ucapnya.
Baca juga: Gelombang Capai 2 Meter Lebih di Selat Bali, Seluruh Kapal Diminta Terapkan Prosedur Pelayaran
Baca juga: DPRD Klungkung Segera Tanggapi Pengunduran Diri Bupati I Nyoman Suwirta

Menurut Wayan Agus, alasan kelompok pembudidaya ikan enggan mengurus badan hukum, diduga karena masalah biaya yang harus dikeluarkan.
Sedangkan kondisi ini justru berdampak pada sulitnya mengakses bantuan pemerintah.
"Badan hukum itu syarat mutlak yang wajib dipenuhi kelompok untuk mengakses bantuan. Tanpa badan hukum, praktis mereka tidak bisa mendapat bantuan apapun," kata dia.
Pihaknya berharap para kelompok pembudidaya ikan di Bangli, bisa segera mengurus legalitas hukum kelompoknya dengan akta notaris.
Dikatakan pula, dalam rangka peningkatan produksi perikanan, pada tahun 2023 pemerintah lewat dana bagi hasil (DBH) Perikanan, memberikan bantuan bioflok untuk dua kelompok pembudidaya ikan jenis lele.
Dua kelompok tersebut dari Desa Sulahan, Kecamatan Susut dan Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku. "Masing- masing kelompok dapat satu unit bioflok," ujarnya.
Kabid asal Dusun Bangun Lemah, Desa Apuan, Kecamatan Susut ini menambahkan, satu unit bioflok pagu anggranya Rp 175 juta.
Bantuan yang diterima kelompok sudah termasuk kontruksi bangunan beratap, kolam bioflok 8 buah hingga instalasinya.
"Bantuan termasuk juga sarana lain seperti pakan, benih ikan, obat-obatan serta blower. Kegiatan ini akan mulai digarap bulan Juni nanti," tandas dia. (*)
Pasca Asap Belerang, Pemkab Bangli Tebar Ribuan Ikan Ke Danau Batur Bali |
![]() |
---|
PASCA Melahirkan Bayi Kembar 4, Kondisi Widayani Membaik, Masih Jalani Perawatan di RS BMC |
![]() |
---|
KESAKSIAN Ibu Muda Asal Bangli yang Lahirkan Bayi Kembar 4, Ni Komang Widayani: Rejeki Tuhan |
![]() |
---|
Kisah Ibu Bayi Kembar Empat di Bangli Bali, Tidak Direncanakan, BB Naik 10 Kg dan Perut Terasa Berat |
![]() |
---|
Widayani Lahirkan Bayi Kembar 4 di RS BMC Bangli Bali, Wahyuni: Persalinannya Section |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.