Berita Bali

Kadistan Bali Ungkap Stok Beras Bali Ada 18 Ribu Ton, Masih Cukupi Kebutuhan dan Tak Perlu Impor

Kadistan Bali nilai stok beras Bali sebanyak 18 Ribu ton masih mencukupi untuk kebutuhan dan tak perlu impor.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
kompas.com
Ilustrasi beras - Kadistan Bali nilai stok beras Bali sebanyak 18 Ribu ton masih mencukupi untuk kebutuhan dan tak perlu impor. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Stok beras di Bali saat ini masih tersedia 18 ribu ton dan gabah di petani sebanyak 7 ribu ton.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada ketika dikonfirmasi pada, Selasa 23 Mei 2023. 

“Stok untuk Bali ada sekitar 18 ribu ton itu beras produksi Bali bukan dari luar. Disamping itu juga kita masih punya gabah sekitar 7 ribu ton gabah kita masih ada akan digiling secara bertahap oleh petani,” jelasnya. 

Sunada mengatakan ia tidak memantau beras dari luar Bali karena menurutnya yang terpenting kondisi beras produksi Bali masih aman ketersediannya.

Menurutnya stok beras 18 ribu ton masih cukup untuk masyarakat tanpa mendatangkan beras dari luar Bali

“Produksi dari petani aman kita juga ada beberapa Kabupaten kita panen setiap bulan kita ada panen untuk stok. Harga beras standar sekrang dari hari ke hari tetap yang premium, medium, tetap itu paling geser-geser Rp 100 rupiah itu biasa karena akibat dari transportasi,” imbuhnya. 

Rata-rata harga beras saat ini untuk premium Rp 13 ribu dan medium Rp 12 ribu menurut Sunada harga tersebut sudah sesuai dengan standar.

Baca juga: Akan Ada Impor Beras Hingga 10 Ribu Ton ke Bali, Gubernur Koster: Saya Tidak Setuju

Ditanya terkait rencana impor beras, Sunada mengatakan tidak menanggapi wacana impor beras tersebut. 

Menurutnya yang terpenting produksi beras di Bali cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di Bali.

Sunada mengatakan masih berusaha untuk memenuhi kebutuan masyarakat di Bali. Menurutnya impor beras masih wacana dan belum tentu jadi. 

“Kalau harapan saya supaya beras Bali yang dibeli oleh masysrakat bukan beras impor, kalau kita melihat beras impor dan produksi bali beda jauh dari segi kualitas. Masih cukup beras di Bali kalau menurut saya tak perlu import karena kita manfaatkan atau beli beras-beras gabah petani jadi roda ekonomi Bali berputar,” tandasnya. 

Kalau masyarakat membeli beras atau gabah dari petani Bali otomatis kata Sunada yang mendapatkan keuntungan itu petani jadi ekonomi berputar di Bali.

(*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved